
Tak Disangka, Penyebab Harga Daging Ayam Meledak karena Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni mengungkapkan bahwa kenaikan harga pada daging ayam terjadi bukan lagi karena harga jagung yang tinggi. Melainkan karena pabrik pakan ternak yang ogah menurunkan harga pakannya.
Menurut data pangan Bank Indonesia, hari ini harga daging ayam skala nasional Rp 38.250 per kg atau turun tipis Rp 125 per kg. Sedangkan di Jakarta sendiri harga daging ayam masih cukup tinggi yaitu Rp 41.500 per kg. Harga daging ayam tertinggi ada di Pasar Kramat Jati dengan harga Rp 46.000 per kg. Sedangkan yang terendah ada di Pasar Jatinegara dengan harga Rp 37.500 per kg.
Pardjuni mengatakan sebenarnya saat ini harga jagung sudah mulai turun karena sudah masuk masa panen. Jika sebelumnya harga jagung pada bulan April-Mei berada di harga Rp 5.800-6.000 per kg, mulai Juni-Juli harga jagung sudah turun sekitar Rp 400 menjadi Rp 5.300-5.400 per kg.
"Nah malah justru yang aneh itu pabrik pakan. Pada saat harga jagung naik mereka naik, tapi ini sudah 3 minggu lebih harga jagung turun, tapi mereka tidak menurunkan harga pakan," ungkap Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Kamis (20/7/2023).
Pardjuni tak menampik bahwa kenaikan harga daging ayam yang terjadi di pasaran sebelumnya memang dipicu oleh naiknya sapronak (sarana produksi peternakan).
"Kemarin kan memang pemicunya itu karena sapronak-nya yang naik ya, ini sudah turun pun, pabrik pakan (ogah) turunin harga. Jadi pada saat naik itu pabrik pakan langsung cepat-cepat naikin harga pakannya," ujarnya.
![]() Menjelang hari raya Idul Adha, harga daging ayam di Pasar Senen mengalami peningkatan dalam dua bulan terakhir. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
Menurut Pardjuni, pabrik pakan mengambil keuntungan lebih dari harga yang saat ini terjadi. Adapun harga pakan ternak saat ini, rerata berada di kisaran Rp 8.700-8.800 per kg di tingkat pabrik, dengan ongkos transportasi dan lain sebagainya maka harga pakan ternak sampai di kandang berada di Rp 9.000 per kg.
"Kalau di pabrik itu rata-rata masih di kisaran Rp 8.700-8.800 per kg. Nanti pada saat sampai di kandang memang ada transport jauh dekatnya mempengaruhi, tapi rata-rata harganya Rp 9.000 sampai di kandang," terangnya.
Sementara itu, Pardjuni menyebut ketersediaan pasokan jagung sampai dengan akhir tahun 2023 tetap masih belum aman, karena jagung di Indonesia termasuk komoditas musiman, tidak kontinu. Namun demikian, Pardjuni memprediksi, meskipun terjadi penurunan harga pada jagung, tetapi itu tidak akan pernah menyentuh harga Rp 3.800-4.200 per kg lagi.
"Tapi perkiraan saya ini penurunan harga jagung tidak akan banyak, kemungkinan akan susah. Mentok di sekitar Rp 5.000-an lah, Rp 5.000 lebih dikit atau kurang dikit. Tapi gak mungkin seperti dulu yang sampai di Rp 3.800 atau Rp 4.200, untuk saat ini kayaknya tidak akan seperti itu," tukasnya.
Untuk menstabilkan harga jagung di angka Rp 5.000 per kg, Pardjuni berharap pemerintah membuka keran impor jagung, namun tetap juga disesuaikan dengan kebutuhan dan masa panen, jangan sampai jagung impor tersebut masuk pada saat masa panen jagung oleh para petani. Adapun waktu yang tepat untuk melakukan impor, menurutnya, adalah pada bulan Oktober.
"Sekarang kita bisa cari dulu supplier dari luar mana yang kiranya bersedia impor, dan dimasukkan kira-kira di bulan Oktober, sehingga nanti kekurangan jagung yang ada di akhir tahun November-Desember itu bisa tertutup," pungkasnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam Tembus Rp 60.000/Kg, Pedagang Mogok Jualan
