
Peternak Minta Pemerintah Tambah Impor Jagung 200 Ribu Ton
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 January 2019 17:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi peternak ayam petelur (layer) nasional meminta pemerintah menambah impor jagung kering untuk pakan ternak sebesar 200 ribu ton.
Hal itu sangat penting dilakukan untuk mengamankan suplai, mengingat kelangkaan jagung di peternak layer tingkat menengah ke atas membuat harganya masih berada di kisaran Rp 5.700-5.900 per kilogram.
Sebagai informasi, jagung kering (kadar air 15%) digunakan sebagai 50% campuran pakan ternak ayam, baik layer maupun broiler (pedaging).
Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi menjelaskan, impor jagung yang ditugaskan kepada Bulog dengan total sejauh ini 130 ribu ton hanya dinikmati oleh peternak layer kelas mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti di Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya.
"Di Blitar itu yang ribut peternak layer UKM. Kontribusi mereka ini hanya 12% terhadap produksi telur nasional. Mereka sudah aman, stok jagung mereka akan bertahan sampai Februari. Sisanya 88% peternak menengah ke atas ini, harga jagung yang kami beli masih sekitar Rp 5.700-5.900/kg," jelas Musbar kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/1/2019).
Dengan demikian, pihaknya membutuhkan tambahan impor jagung hingga 200 ribu ton untuk menjaga stok sampai bulan Maret.
"Karena melihat musim hujan kali ini, kemungkinan panen jagung petani lokal baru di bulan Maret. Tapi itu pun jagungnya belum dikeringkan ya," tambahnya.
Musbar menyebutkan, kebutuhan jagung untuk pakan peternak layer nasional di tahun ini mencapai 2,9 juta ton atau mencapai 242 ribu ton jagung kering per bulannya. Jumlah itu naik 21% dibandingkan kebutuhan tahun lalu 2,4 juta ton.
"Ini sudah dihitung Direktur Pakan Kementerian Pertanian. Dan ini baru ayam petelur saja," katanya.
Adapun Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) yang menyuplai pakan bagi industri ayam pedaging (integrated broiler) membutuhkan 9 juta ton jagung di tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di Blitar
Hal itu sangat penting dilakukan untuk mengamankan suplai, mengingat kelangkaan jagung di peternak layer tingkat menengah ke atas membuat harganya masih berada di kisaran Rp 5.700-5.900 per kilogram.
Sebagai informasi, jagung kering (kadar air 15%) digunakan sebagai 50% campuran pakan ternak ayam, baik layer maupun broiler (pedaging).
![]() |
Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi menjelaskan, impor jagung yang ditugaskan kepada Bulog dengan total sejauh ini 130 ribu ton hanya dinikmati oleh peternak layer kelas mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti di Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya.
Dengan demikian, pihaknya membutuhkan tambahan impor jagung hingga 200 ribu ton untuk menjaga stok sampai bulan Maret.
"Karena melihat musim hujan kali ini, kemungkinan panen jagung petani lokal baru di bulan Maret. Tapi itu pun jagungnya belum dikeringkan ya," tambahnya.
![]() |
Musbar menyebutkan, kebutuhan jagung untuk pakan peternak layer nasional di tahun ini mencapai 2,9 juta ton atau mencapai 242 ribu ton jagung kering per bulannya. Jumlah itu naik 21% dibandingkan kebutuhan tahun lalu 2,4 juta ton.
"Ini sudah dihitung Direktur Pakan Kementerian Pertanian. Dan ini baru ayam petelur saja," katanya.
Adapun Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) yang menyuplai pakan bagi industri ayam pedaging (integrated broiler) membutuhkan 9 juta ton jagung di tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di Blitar
Most Popular