Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di Blitar

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
14 December 2018 08:57
Menko Perekonomian Darmin Nasution meninjau lokasi peternakan ayam di Blitar.
Foto: Muhammad Choirul Anwar
Blitar, CNBC Indonesia - Lapangan Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, pada Kamis (13/12/2018) siang, didatangi ribuan warga yang sebagian besar adalah peternak.

Mereka rela panas-panasan berkumpul di lapangan itu, menunggu seseorang sejak mentari masih berada tepat di atas ubun-ubun.

Orang yang ditunggu pun tiba di lokasi sekitar pukul 15.30 WIB. Darmin Nasution, Menko Perekonomian, adalah sosok yang dinanti-nanti para peternak di Blitar.

Turun dari mobil, Darmin yang didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo langsung menuju ke salah satu lokasi peternakan ayam di desa itu.

Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di BlitarFoto: Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Menko Perekonomian Darmin Nasution di peternakan ayam di Blitar (Muhammad Choirul Anwar)


Darmin memantau kondisi kandang hingga proses peternakan yang dilakukan selama ini.

Setelah itu, Darmin lantas berjalan menuju lapangan untuk menemui peternak yang sudah menunggu untuk berdialog.

Soekarwo, sebagai tuan rumah, kemudian membuka dialog tanpa basa-basi. Dia menyampaikan keluhan warganya perihal sulitnya mencari jagung murah, yang merupakan komoditas utama untuk pakan ayam.

"Kami menunggu jagung sampai mulet mengkuret [menggeliat]. Beliau [Darmin] ke sini untuk melancarkan jagung," cetus Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Tanpa basa-basi pula, seorang peternak bernama Rofi langsung mencurahkan kegalauannya kepada Darmin.

"Jagung yang ada saat ini hanya cukup meng-cover kebutuhan kami sampai 31 Desember 2018. Januari, Februari, dan Maret kami masih butuh jagung baik itu impor maupun petani lokal kita. Di masa paceklik, Bulog harus tampil di depan sebagai penyangga sehingga jagung terjangkau bagi kami," serunya.

Adapun peternak dari Blitar diketahui memang yang paling keras bersuara mengenai pasokan jagung, hingga membuat pemerintah menerbitkan izin impor komoditas itu. 



Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di BlitarFoto: Peternak ayam di Blitar (Muhammad Choirul Anwar)


Keluhan juga disampaikan peternak lain, Suparman. Kali ini dia berbicara mengenai terbatasnya modal untuk mengembangkan usaha.

"Kami di Blitar masih kekurangan modal untuk memenuhi permintaan dari DKI Jakarta. Kami harap perusahaan diberikan kewajiban beri CSR untuk menyelesaikan permasalahan. Kami ingin agar Pak Menko memberikan jalan keluar agar bank-bank juga beri CSR ke kami," tandasnya.

Dialog kemudian berlanjut dan semakin panas. Yesi yang mengaku mewakili emak-emak peternak Blitar, menyampaikan kritik cukup pedas.

Dia membeberkan, perwakilan peternak dari Blitar kerap diundang ke Jakarta untuk menentukan acuan harga telur namun hal itu disebutnya sebagai hal yang percuma.

"Kami sempat dapat angin surga. Tapi yang terjadi adalah harga telur kembali pada mekanisme pasar. Apa gunanya terus itu semua? Padahal ketika harga di atas acuan, pemerintah punya wewenang intervensi. Tapi tatkala harga telur jatuh, reaksi pemerintah belum bisa bisa memuaskan hati kami," keluhnya.

Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di BlitarFoto: Peternak ayam di Blitar (Muhammad Choirul Anwar)


"Jujur, ini fakta, kami para peternak tidak bisa bikin harga. Kami pasrah pada harga yang ditawarkan bakul. Ada pengepul besar di Jakarta. Tolong Pemerintah bisa memantau dan menertibkan supaya harga yang kita dapatkan ini bisa baik," lanjutnya.

Darmin pun menyampaikan jawaban atas banyaknya keluhan tersebut. Dia menyebut, di antara banyaknya keluhan peternak terdapat pula gambaran kesenangan bahwa jagung impor sudah terdistribusikan, walaupun bertahap.

"Karena tidak sekaligus semua. Satu kapal bisa angkut berapa sih, pasti berkali-kali karena jumlah diimpor itu besar," ungkapnya.

Kala Darmin Dicurhati dan Disemprot Peternak Ayam di BlitarFoto: Menko Perekonomian Darmin Nasution berbicara di depan peternak Blitar (Muhammad Choirul Anwar)

Dia pun menepis prediksi ketersediaan jagung hanya cukup sampai akhir tahun ini. Dia menegaskan, pemerintah sudah memberikan plafon impor sampai 100.000 ton hingga akhir tahun.

"Jadi masih bisa dijalankan, kita sudah perhitungkan bahwa panen jagung akan numbuh lagi setelah bulan Maret dan April. Pokoknya kita urusin supaya bapak ibu tidak kecewa padahal sudah berusaha sekuat tenaga kita janji," urai Darmin.

Dia mengakui, komoditas jagung saat ini tidak punya basis produksi yang kuat. Karena itu, dia mendorong pengembangan besar-besaran untuk produksi jagung sejak dua tahun terakhir.

"Gimana sawahnya bisa dipotret pakai satelit bisa, nah ini kita perlu memantau pergerakan sudah mulai apa belum. Di sisi lain, Bulog juga tidak menyimpan jagung. Barangkali kalau fluktuasi [harga] jauh, kita minta Bulog pemeliharaan stok. Saya bisa janjikan untuk memonitor. Pergerakan satu harga telur naik mudah-mudahan tidak bablas," pungkasnya.


(ray) Next Article Telur Ayam Mahal, RI Tambah Impor Jagung 30 Ribu Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular