
Mengapa Impor Jagung untuk Pakan Ternak Harus Dilakukan?
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 January 2019 15:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan kembali alasan pemerintah mengimpor jagung kering untuk pakan ternak mencapai 130 ribu ton.
Menurut Darmin, apabila impor tidak dilakukan, harga jagung untuk pakan ternak dapat mencapai Rp 8.000/kg. Sedangkan harga saat ini berada pada kisaran Rp 5.500 per kg.
"Syukur ada impor ini, kalau tidak harganya bisa Rp 8.000/kg. Masyarakat kita sumber proteinnya paling banyak apa? Telur dan daging ayam. Artinya jangan main-main sama telur, itu akan mempengaruhi gizi orang," jelas Darmin di kantornya, Selasa (22/1/2019).
Harga jagung yang tinggi, lanjut dia, akan memukul peternak ayam skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tidak memiliki gudang untuk menyimpan stok.
"Pernah ke Blitar? Peternak di sana kecil-kecil, dia nggak punya gudang untuk menyimpan jagung, artinya dia nggak punya stok. Jadi, setiap dia beli mungkin hanya untuk sebulan," imbuhnya.
Seperti diketahui, untuk mengatasi kelangkaan jagung di sentra peternakan ayam, pemerintah di akhir November tahun lalu telah memutuskan impor sebanyak 100 ribu ton.
Jumlah itu kemudian ditambah 30 ribu ton di awal bulan ini karena belum seluruh peternak kelas menengah mendapatkan suplai tersebut.
Terlepas dari rencana impor, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap rencana ekspor jagung dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Amran mengungkapkan rencana ekspor jagung dari sentra produksi di Sulawesi pada periode panen raya Maret-April mendatang. Dia memfokuskan Filipina sebagai negara tujuan ekspor.
"Ini kan nanti, menuju panen raya di Maret-April. Jadi harus dipersiapkan dari sekarang. Tapi dipastikan harga di dalam negeri turun dulu di bawah Rp 3.000/kg ya," ujar Amran di Gedung DPR, Senin (21/1/2019).
Dia pun bersikeras ekspor jagung ini bukanlah langkah pencitraan karena sudah dilakukan sejak lama.
"Bukan pencitraan di depan DPR, ini sudah diapresiasi seluruh anggota. Kita sudah menyetop impor jagung hampir 3,5 juta ton di tahun 2017. Intinya jangan dipolitisasi. Sekarang kan juga sudah selesai [impor terbaru]," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Subsidi Pupuk Tahun Depan Disiapkan Rp 29,5 T
Menurut Darmin, apabila impor tidak dilakukan, harga jagung untuk pakan ternak dapat mencapai Rp 8.000/kg. Sedangkan harga saat ini berada pada kisaran Rp 5.500 per kg.
"Syukur ada impor ini, kalau tidak harganya bisa Rp 8.000/kg. Masyarakat kita sumber proteinnya paling banyak apa? Telur dan daging ayam. Artinya jangan main-main sama telur, itu akan mempengaruhi gizi orang," jelas Darmin di kantornya, Selasa (22/1/2019).
Harga jagung yang tinggi, lanjut dia, akan memukul peternak ayam skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tidak memiliki gudang untuk menyimpan stok.
"Pernah ke Blitar? Peternak di sana kecil-kecil, dia nggak punya gudang untuk menyimpan jagung, artinya dia nggak punya stok. Jadi, setiap dia beli mungkin hanya untuk sebulan," imbuhnya.
![]() |
Seperti diketahui, untuk mengatasi kelangkaan jagung di sentra peternakan ayam, pemerintah di akhir November tahun lalu telah memutuskan impor sebanyak 100 ribu ton.
Jumlah itu kemudian ditambah 30 ribu ton di awal bulan ini karena belum seluruh peternak kelas menengah mendapatkan suplai tersebut.
Terlepas dari rencana impor, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap rencana ekspor jagung dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Amran mengungkapkan rencana ekspor jagung dari sentra produksi di Sulawesi pada periode panen raya Maret-April mendatang. Dia memfokuskan Filipina sebagai negara tujuan ekspor.
![]() |
"Ini kan nanti, menuju panen raya di Maret-April. Jadi harus dipersiapkan dari sekarang. Tapi dipastikan harga di dalam negeri turun dulu di bawah Rp 3.000/kg ya," ujar Amran di Gedung DPR, Senin (21/1/2019).
Dia pun bersikeras ekspor jagung ini bukanlah langkah pencitraan karena sudah dilakukan sejak lama.
"Bukan pencitraan di depan DPR, ini sudah diapresiasi seluruh anggota. Kita sudah menyetop impor jagung hampir 3,5 juta ton di tahun 2017. Intinya jangan dipolitisasi. Sekarang kan juga sudah selesai [impor terbaru]," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Subsidi Pupuk Tahun Depan Disiapkan Rp 29,5 T
Most Popular