
Bulog Ngotot Impor Jagung, Ini Alasannya
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 January 2019 09:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Urusan Logistik (Bulog) di akhir November lalu telah mendapatkan penugasan impor jagung kering sebanyak 100 ribu ton untuk memenuhi kelangkaan suplai jagung bagi para peternak ayam petelur (layer) kecil dan menengah.
Jagung kering merupakan salah satu bahan baku pakan ternak ayam yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga daging ayam di pasaran.
"Dari jumlah itu, sebagian besar sudah masuk dan langsung didistribusikan kepada kelompok peternak UKM terdaftar yang sudah pesan, tinggal sekitar 26 ribu yang belum masuk. Insya Allah minggu depan," ujar Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Gudang Divre Bulog Kelapa Gading, Kamis (10/1/2019).
Bulog juga telah mengajukan kembali impor jagung tahap II sebanyak 30 ribu ton yang dijadwalkan akan masuk paling lambat pertengahan Februari.
"Hasil rakortas dari Mendag sudah ada. Tinggal menunggu SPI-nya [Surat Persetujuan Impor]. Paling lambat masuk Februari karena kan setelah itu diprediksi panen, kita nggak boleh impor kalau sudah panen," jelas Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Buwas bahkan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan kembali impor jagung tahap ketiga apabila banyak peternak layer yang masih kekurangan suplai jagung.
Seperti diketahui, kelangkaan suplai jagung akan mengakibatkan harga jagung naik yang berdampak pada kenaikan harga telur ayam karena banyak peternak yang memilih memotong ayam petelurnya (afkir dini) akibat tidak mampu memberi pakan. Otomatis, suplai telur akan berkurang.
"Bulog harus cepat merealisasikan ini karena ini menyangkut harga. Tugas Bulog kan stabilisasi harga, maka saat peternak butuh kita suplai dengan cepat. Kita akan ajukan penugasan lagi kepada pemerintah [kalau impor dirasa masih kurang]," tegasnya.
Sebelumnya, Menko Perekenomian Darmin Nasution mengatakan tenggat waktu Februari dipilih karena panen raya jagung diprediksi jatuh di bulan April.
Dengan demikian, impor harus diselesaikan sebelumnya supaya tidak memberi sentimen negatif bagi harga jagung petani lokal.
(hps) Next Article Sisa Jagung Impor Tiba Januari, Dijual Rp 4 Ribu/Kg
Jagung kering merupakan salah satu bahan baku pakan ternak ayam yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga daging ayam di pasaran.
"Dari jumlah itu, sebagian besar sudah masuk dan langsung didistribusikan kepada kelompok peternak UKM terdaftar yang sudah pesan, tinggal sekitar 26 ribu yang belum masuk. Insya Allah minggu depan," ujar Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Gudang Divre Bulog Kelapa Gading, Kamis (10/1/2019).
Bulog juga telah mengajukan kembali impor jagung tahap II sebanyak 30 ribu ton yang dijadwalkan akan masuk paling lambat pertengahan Februari.
Buwas bahkan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan mengajukan kembali impor jagung tahap ketiga apabila banyak peternak layer yang masih kekurangan suplai jagung.
Seperti diketahui, kelangkaan suplai jagung akan mengakibatkan harga jagung naik yang berdampak pada kenaikan harga telur ayam karena banyak peternak yang memilih memotong ayam petelurnya (afkir dini) akibat tidak mampu memberi pakan. Otomatis, suplai telur akan berkurang.
"Bulog harus cepat merealisasikan ini karena ini menyangkut harga. Tugas Bulog kan stabilisasi harga, maka saat peternak butuh kita suplai dengan cepat. Kita akan ajukan penugasan lagi kepada pemerintah [kalau impor dirasa masih kurang]," tegasnya.
Sebelumnya, Menko Perekenomian Darmin Nasution mengatakan tenggat waktu Februari dipilih karena panen raya jagung diprediksi jatuh di bulan April.
Dengan demikian, impor harus diselesaikan sebelumnya supaya tidak memberi sentimen negatif bagi harga jagung petani lokal.
(hps) Next Article Sisa Jagung Impor Tiba Januari, Dijual Rp 4 Ribu/Kg
Most Popular