
Hore, 4.000 Tukang Cukur 'Asgar' Kini Bisa Punya Rumah
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 January 2019 18:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 4.000 pemangkas rambut di Garut ternyata masih banyak yang belum memiliki rumah.
"Kami sangat sulit mendapatkan KPR karena sebagai pekerja non formal kurang dipercaya besaran penghasilan kami. Kami sangat berterimakasih kepada Pemerintah kini pekerja non formal bisa mendapatkan KPR Subsidi," kata Ketua Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG) Irawan melalui keterangan resminya, Sabtu (19/1/2019).
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperluas jangkauan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang bisa menikmati subsidi rumah seperti program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).
Dengan begitu, subsidi perumahan tidak hanya dinikmati oleh pekerja formal, namun juga pekerja non formal melalui pembangunan perumahan berbasis komunitas. Salah satunya adalah para pemangkas rambut 'Asgar' atau Asli Garut yang tergabung dalam PPRG di Desa Sukamukti, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Perumahan berbasis komunitas mendapatkan subsidi KPR Fasilitas Likuiditas Penyediaan Perumahan (KPR FLPP) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dari Kementerian PUPR yang disalurkan oleh BTN.
Adapun, harga jual rumahnya sebesar Rp 130 juta dengan suku bunga yang dikenakan 5% atau lebih rendah dari bunga pasar, selama 20 tahun, dengan angsuran setiap bulannya sebesar Rp 800.000. Selain itu, calon penghuni juga mendapat SBUM sebesar Rp 4 juta sehingga uang muka yang dibayarkan terjangkau, hanya sekitar 1% atau Rp 1,3 juta.
Untuk membangun rumah berbasis komunitas ini, pemerintah menggandeng PT Mitra Budiman Propertindo selaku pengembang Perum PPRG akan membangun 500 unit rumah type 30/60 diatas lahan seluas 5 hektar. Pada tahap I akan dibangun sebanyak 150 unit, dan ditargetkan pembangunan akan selesai dalam waktu dua bulan.
Salah seorang pembeli rumah subsidi Perum PPRG, Tati, 42 tahun, mengatakan bersyukur bisa memiliki rumah dengan harga terjangkau dan cicilan ringan. Selama ini dirinya bersama suami yang berprofesi tukang cukur dan 4 anaknya tinggal bersama orang tua.
Adapun, pembangunan perumahan subsidi berbasis komunitas akan mendukung pencapaian target Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pada 29 April 2015.
Sejak dicanangkan, secara bertahap capaian program ini terus meningkat yakni pada tahun 2015 sebanyak 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit, tahun 2017 sebanyak 904.758 unit dan 1.132.621 Unit atau melebihi target.
Secara keseluruhan, dari 2015-2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah. Di Provinsi Jawa Barat, capaian program satu juta rumah tahun 2018 sebanyak 269.161 unit dimana untuk Kabupaten Garut sebanyak 3.351 unit (1,2% dari capaian Provinsi Jabar).
Program Satu Juta Rumah merupakan kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang perumahan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengembang Perumahan antara lain REI dan Apersi, Perbankan, Perusahaan Swasta melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) dan masyarakat. Melalui program ini diharapkan dapat memperkecil backlog penghunian perumahan di Indonesia yang pada tahun 2015 mencapai 7,6 juta unit menjadi 5,4 juta unit pada 2019.
(dru) Next Article 2019, Pemerintah Bangun 1,25 Juta Unit Rumah
"Kami sangat sulit mendapatkan KPR karena sebagai pekerja non formal kurang dipercaya besaran penghasilan kami. Kami sangat berterimakasih kepada Pemerintah kini pekerja non formal bisa mendapatkan KPR Subsidi," kata Ketua Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG) Irawan melalui keterangan resminya, Sabtu (19/1/2019).
Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperluas jangkauan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang bisa menikmati subsidi rumah seperti program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).
![]() |
Perumahan berbasis komunitas mendapatkan subsidi KPR Fasilitas Likuiditas Penyediaan Perumahan (KPR FLPP) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dari Kementerian PUPR yang disalurkan oleh BTN.
Adapun, harga jual rumahnya sebesar Rp 130 juta dengan suku bunga yang dikenakan 5% atau lebih rendah dari bunga pasar, selama 20 tahun, dengan angsuran setiap bulannya sebesar Rp 800.000. Selain itu, calon penghuni juga mendapat SBUM sebesar Rp 4 juta sehingga uang muka yang dibayarkan terjangkau, hanya sekitar 1% atau Rp 1,3 juta.
Untuk membangun rumah berbasis komunitas ini, pemerintah menggandeng PT Mitra Budiman Propertindo selaku pengembang Perum PPRG akan membangun 500 unit rumah type 30/60 diatas lahan seluas 5 hektar. Pada tahap I akan dibangun sebanyak 150 unit, dan ditargetkan pembangunan akan selesai dalam waktu dua bulan.
Salah seorang pembeli rumah subsidi Perum PPRG, Tati, 42 tahun, mengatakan bersyukur bisa memiliki rumah dengan harga terjangkau dan cicilan ringan. Selama ini dirinya bersama suami yang berprofesi tukang cukur dan 4 anaknya tinggal bersama orang tua.
Adapun, pembangunan perumahan subsidi berbasis komunitas akan mendukung pencapaian target Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan pada 29 April 2015.
Sejak dicanangkan, secara bertahap capaian program ini terus meningkat yakni pada tahun 2015 sebanyak 699.770 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit, tahun 2017 sebanyak 904.758 unit dan 1.132.621 Unit atau melebihi target.
Secara keseluruhan, dari 2015-2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah. Di Provinsi Jawa Barat, capaian program satu juta rumah tahun 2018 sebanyak 269.161 unit dimana untuk Kabupaten Garut sebanyak 3.351 unit (1,2% dari capaian Provinsi Jabar).
Program Satu Juta Rumah merupakan kolaborasi antara para pemangku kepentingan di bidang perumahan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengembang Perumahan antara lain REI dan Apersi, Perbankan, Perusahaan Swasta melalui kegiatan corporate social responsibility (CSR) dan masyarakat. Melalui program ini diharapkan dapat memperkecil backlog penghunian perumahan di Indonesia yang pada tahun 2015 mencapai 7,6 juta unit menjadi 5,4 juta unit pada 2019.
(dru) Next Article 2019, Pemerintah Bangun 1,25 Juta Unit Rumah
Most Popular