
Rusia Sampai Arab, Ini Negara Mitra Kerja Sama Migas RI
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 January 2019 20:48

Jakarta, CNBC Indonesia- Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM mencatat, sepanjang 2018 ada lima kerja sama migas yang berhasil disepakati.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjabarkan, kerja sama tersebut yakni:
-RI-Rusia: Dengan Rosneft, membangun kilang GRR Tuban dengan nilai investasi US$ 15-16 miliar
-RI-Arab Saudi: Dengan Saudi Aramco, mengerjakan proyek RDMP kilang Cilacap dengan nilai investasi US$ 5,4-6 miliar
-RI-Azerbaijan: kerja sama Pertamina dengan SOCAR dalam hal impor minyak mentah dan ekslporasi lapanga migas. Nilai investasinya akan diketahui setelah penandatangan nota kesepahaman
-RI-Bangladesh dan RI-Pakistan: kerja sama dalam hal pasokan LNG, dengan nilai penerimaan sebesar US$ 14,3 miliar
"Nanti masih banyak kerja sama lain yang menyusul akan dilakukan," ujar Djoko kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja subsektor migas, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Adapun, sebelumnya, terkait kerja sama proyek GRR Tuban, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan pembangunan proyek kilang Tuban tetap dilakukan di lokasi awal, tidak jadi dipindah ke Situbondo.
"Kilang minyak Tuban tidak pindah lokasi, tetap," kata Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan, dibatalkannya pembangunan kilang minyak di Situbondo telah melalui tahap kajian menyeluruh. Ia menjelaskan, Tuban tetap terpilih menjadi lokasi pembangunan kilang karena di sana sudah tersedia aset, seperti petrokimia.
"Dengan begitu, kilang minyak itu bisa diintegrasikan petrokimia, sehingga memberikan nilai tambah," tuturnya.
Arcandra juga mengatakan, saat ini proses pembangunan kilang Tuban masih dalam proses pembebasan lahan. Adapun, Arcandra menilai, kilang harus bisa fleksibel agar bisa menjawab tantangan perkembangan mobil listrik yang sudah mulai dilakukan.
Sedangkan untuk kilang Cilacap, saat ini progres kilang tersebut sedang dalam posisi menunggu kata sepakat antara Pertamina dan Saudi Aramco, yang merupakan mitra Pertamina di kilang tersebut, tentang valuasi asetnya.
"Kami evaluasi bagaimana cara bermitra, dimana Pertamina dapat benefit yang sesuai dengan kerangka bisnis yang dikerjasamakan," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/12/2018).
PT Pertamina (Persero) berencana untuk memulai pengerjaan kilang Cilacap di tahun ini, termasuk pembentukan join venture atau perusahaan patungan yang juga direncanakan dibentuk di 2019 ini.
(gus) Next Article Sektor Migas Bakal Dikecualikan dari Aturan Wajib L/C
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjabarkan, kerja sama tersebut yakni:
-RI-Arab Saudi: Dengan Saudi Aramco, mengerjakan proyek RDMP kilang Cilacap dengan nilai investasi US$ 5,4-6 miliar
-RI-Azerbaijan: kerja sama Pertamina dengan SOCAR dalam hal impor minyak mentah dan ekslporasi lapanga migas. Nilai investasinya akan diketahui setelah penandatangan nota kesepahaman
-RI-Bangladesh dan RI-Pakistan: kerja sama dalam hal pasokan LNG, dengan nilai penerimaan sebesar US$ 14,3 miliar
"Nanti masih banyak kerja sama lain yang menyusul akan dilakukan," ujar Djoko kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja subsektor migas, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Adapun, sebelumnya, terkait kerja sama proyek GRR Tuban, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memastikan pembangunan proyek kilang Tuban tetap dilakukan di lokasi awal, tidak jadi dipindah ke Situbondo.
"Kilang minyak Tuban tidak pindah lokasi, tetap," kata Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan, dibatalkannya pembangunan kilang minyak di Situbondo telah melalui tahap kajian menyeluruh. Ia menjelaskan, Tuban tetap terpilih menjadi lokasi pembangunan kilang karena di sana sudah tersedia aset, seperti petrokimia.
"Dengan begitu, kilang minyak itu bisa diintegrasikan petrokimia, sehingga memberikan nilai tambah," tuturnya.
Arcandra juga mengatakan, saat ini proses pembangunan kilang Tuban masih dalam proses pembebasan lahan. Adapun, Arcandra menilai, kilang harus bisa fleksibel agar bisa menjawab tantangan perkembangan mobil listrik yang sudah mulai dilakukan.
Sedangkan untuk kilang Cilacap, saat ini progres kilang tersebut sedang dalam posisi menunggu kata sepakat antara Pertamina dan Saudi Aramco, yang merupakan mitra Pertamina di kilang tersebut, tentang valuasi asetnya.
"Kami evaluasi bagaimana cara bermitra, dimana Pertamina dapat benefit yang sesuai dengan kerangka bisnis yang dikerjasamakan," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (14/12/2018).
PT Pertamina (Persero) berencana untuk memulai pengerjaan kilang Cilacap di tahun ini, termasuk pembentukan join venture atau perusahaan patungan yang juga direncanakan dibentuk di 2019 ini.
(gus) Next Article Sektor Migas Bakal Dikecualikan dari Aturan Wajib L/C
Most Popular