
RI Jadi Importir Terbesar Gula di Dunia, Apa Kata Petani?
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 January 2019 14:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen memberikan tanggapan perihal kritikan ekonom senior Faisal Basri terkait komoditas gula pada Rabu (9/1/2019).
Dikutip dari akun Twitter resmi Faisal Basri, Jumat (11/1/2019), dia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan importir terbesar gula di dunia. "Menjelang pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di dunia. Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," ujarnya.
Faisal mengutip data yang dilansir Statista. Sepanjang 2017/2018, Indonesia mengimpor gula sebanyak 4,45 juta metrik ton. Volume itu melebihi importasi yang dilakukan China 4,2 juta metrik ton dan AS 3,11 juta metrik ton.
Kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/1/2019), Soemitro tak mempermasalahkan sorotan Faisal Basri. "Yang jadi permasalahan petani, gula itu diimpor tidak tepat waktu. Jumlahnya perlu dikaji. Periodenya itu. Tanpa impor omomg kosong penuhi kebutuhan dalam negeri," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Menurut Soemitro, Indonesia memang membutuhkan impor gula. Akan tetapi, semua pihak juga harus mengusahakan agar swasembada gula terwujud.
APTRI memperkirakan produksi gula dalam negeri mencapai 2,2 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula untuk konsumsi berada pada rentang 2,6 juta ton sampai dengan 2,8 juta ton. "Jadi kalau kita ngomong produksi gula nasional dibandingkan kebutuhan kita kurang. Tapi jangan mau panen kita malah impor," ujar Soemitro.
Dia mencontohkan kejadian pada awal tahun lalu saat pemerintah memberikan izin impor gula sebanyak 1 juta ton. Padahal, stok dari produksi tahun 2017 masih tersisa sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Bagaimana mungkin belum tahu produksi kok sudah mau impor? Kita harus hitung stok dulu," kata Soemitro.
(miq/miq) Next Article Wow, RI Pengimpor Gula Terbesar Dunia Jelang Pemilu?
Dikutip dari akun Twitter resmi Faisal Basri, Jumat (11/1/2019), dia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan importir terbesar gula di dunia. "Menjelang pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di dunia. Praktek rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," ujarnya.
![]() |
Kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/1/2019), Soemitro tak mempermasalahkan sorotan Faisal Basri. "Yang jadi permasalahan petani, gula itu diimpor tidak tepat waktu. Jumlahnya perlu dikaji. Periodenya itu. Tanpa impor omomg kosong penuhi kebutuhan dalam negeri," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Menurut Soemitro, Indonesia memang membutuhkan impor gula. Akan tetapi, semua pihak juga harus mengusahakan agar swasembada gula terwujud.
APTRI memperkirakan produksi gula dalam negeri mencapai 2,2 juta ton. Sedangkan kebutuhan gula untuk konsumsi berada pada rentang 2,6 juta ton sampai dengan 2,8 juta ton. "Jadi kalau kita ngomong produksi gula nasional dibandingkan kebutuhan kita kurang. Tapi jangan mau panen kita malah impor," ujar Soemitro.
Dia mencontohkan kejadian pada awal tahun lalu saat pemerintah memberikan izin impor gula sebanyak 1 juta ton. Padahal, stok dari produksi tahun 2017 masih tersisa sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Bagaimana mungkin belum tahu produksi kok sudah mau impor? Kita harus hitung stok dulu," kata Soemitro.
(miq/miq) Next Article Wow, RI Pengimpor Gula Terbesar Dunia Jelang Pemilu?
Most Popular