Habis Divestasi, Laba Freeport Bakal Anjlok di 2019

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 January 2019 11:29
Laba Freeport diproyeksi turun tahun ini, karena adanya perpindahan operasi tambang ke bawah tanah.
Foto: Antara Foto Muhammad Adimaja via Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia- Divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI) rampung akhir tahun lalu, kini saatnya PT Inalum (Persero) sebagai pemegang saham mayoritas di tambang emas tersebut bekerja untuk menggenjot kontribusi ke RI.

Inalum memiliki sejumlah rencana bersama Freeport untuk meningkatkan produksi emas-tembaga di Papua itu, namun karena rencana tersebut diproyeksi keuntungan atau dividen yang diperoleh RI bakal merosot di tahun ini.



Hal ini diungkap oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot, "Turun di 2019, revenue PTFI maupun dividen. Ini karena pindah dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah," ujar Bambang, dalam paparan kementerian, Jumat lalu (4/1/2019).

Namun, Bambang mengatakan penurunan ini hanya bersifat sementara karena begitu tambang bawah tanah bisa beroperasi normal yakni pada 2020, perlahan dividien dan revenue kembali terdorong naik. "2020 revenue akan naik juga dividen karena sudah pindah ke underground pit."

Terkait ini, sebenarnya PT Inalum (Persero) sudah memaparkannya dan menghitungnya secara matang-matang. Berdasarkan proyeksi PTFI, laba bersih perusahaan malah akan anjlok cukup dalam pada periode 2019-2022. Tahun ini, laba bersih PTFI diestimasi anjlok nyaris 100% ke US$170 juta, atau Rp2,38 triliun saja. 

Penurunan sejak tahun 2019 memang diakibatkan operasi tambang Grasberg akan berpindah dari tambang terbuka (Open Pit) menjadi tambang bawah tanah (underground mining), sehingga akan mengurangi pencapaian pendapatan perusahaan secara signifikan. 

Habis Divestasi, Laba Freeport Bakal Anjlok di 2019 Foto: Laba Freeport


Mulai tahun 2022, laba PTFI akan diproyeksikan stabil di kisaran US$2 miliar per tahunnya, hingga mencapai puncaknya di US$2,36 miliar (Rp33,04 triliun) di 2034. Apabila nilai laba tersebut dijumlahkan hingga akhir jangka waktu pengembangan tambang di tahun 2041, setidaknya Indonesia akan mendulang laba bersih sebesar US$34,17 miliar, atau sekitar Rp478 triliun dalam 20 tahun.
(gus) Next Article Laba Freeport Anjlok di 2019, Kapan Divestasi Bawa Untung?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular