Terkerek Harga Komoditas, PNBP Migas-Minerba RI Meroket

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 January 2019 20:15
PNBP Migas
Foto: Dokumentasi ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan capaian kinerja Kementerian ESDM hingga akhir 2018. 

Jonan mengungkapkan, realisasi PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sektor ESDM pada tahun 2018 mencapai Rp 217,5 triliun dari target APBN 2018 yang sebesar Rp 120,5 triliun, dimana angka tersebut menyumbang 53,4% dari PNBP Nasional.



Dari sisi investasi, realisasinya sebesar US$ 32,2 miliar atau setara Rp 462,83 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target yang mencapai US$ 37,2 miliar.

Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 12,5 miliar merupakan realisasi investasi dari sektor minyak dan gas bumi (migas) dari target sebesar US$ 16,8 miliar. Lalu sebesar US$ 11,3 miliar adalah realisasi dari sektor ketenagalistrikan, targetnya sebesar US$ 12,2 miliar.

Sedangkan, realisasi untuk sektor pertambangan di 2018 tercatat US$ 6,8 miliar dari target US$ 6,2 miliar. Kemudian senilai US$ 1,6 miliar merupakan realisasi investasi di sektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE), dari targetnya yang sebesar US$ 2,01 miliar.

"Investasi sektor ESDM juga lebih baik dibanding 2017. Tahun ini mencapai USD 32,2 miliar, naik dari 2017 yang mencapai USD 27,5 miliar," tutur Jonan.

Untuk capaian rata-rata lifting migas 2018, tercatat sebesar 1,9 juta boepd atau 96% dari target APBN sebesar 2 juta boepd. Dengan rincian, lifting minyak sebesar 778 ribu boepd, dan lifting gas sebesar 1.139 juta boepd.

Pada kesempatan tersebut Jonan juga menegaskan, Pemerintah tetap berkomitmen bahwa sampai dengan akhir tahun tidak ada perubahan tarif listrik.

"Tarif dievaluasi setiap 3 bulan, sampai dengan akhir tahun tidak ada perubahan. Premium dan Solar diharapkan juga tidak ada pertimbangan untuk kenaikan harga," ujar Jonan.

Jonan menambahkan, tahun ini perijinan yang menghambat investasi juga terus dipangkas. "Penting mendorong investasi karena kita harapkan bisa mendorong menciptakan lapangan kerja," lanjutnya.

Terkait subsidi, imbuh Jonan, untuk tahun 2018 ini totalnya Rp 153,5 triliun, terdiri dari subsidi BBM/LPG Rp 97 miliar dan subsidi listrik Rp 56,5 miliar. "Subsidi 4 tahun terakhir angkanya dipangkas untuk belanja yang lebih produktif," tandasnya.

Selain itu, Jonan menyebut 54% anggaran ESDM tahun 2018 diperuntukkan untuk belanja infrastruktur rakyat, yang meliputi pembangunan jaringan gas kota, konverter kit LPG untuk nelayan, lampu tenaga surya hemat energi, hingga sumur bor untuk daerah sulit air.

Sedangkan untuk Program BBM Satu Harga tercatat telah terealisasi sebanyak 131 titik lembaga penyalur yang tersebar di 131 Kecamatan, 90 Kabupaten, dan 26 Provinsi. Capaian ini melebihi target yang sebesar 130 titik, dan dari jumlah tersebut, sebanyak 122 penyalur adalah PT Pertamina (Persero) dan sembilan penyalur yakni PT AKR Corporindo Tbk.
(gus) Next Article Harga Minyak Naik, Penerimaan Migas RI Lampaui Target

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular