
Internasional
'Trump Sebabkan Kekacauan di Seluruh Dunia'
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
02 January 2019 11:29

Washington, CNBC Indonesia - Mitt Romney, mantan kandidat presiden dari Partai Republik dan senator Amerika Serikat (AS) dari negara bagian Utah, melontarkan kritik tajam kepada Presiden Donald Trump dan menuduh pemimpin AS itu sebagai penyebab keresahan di seluruh dunia.
Dalam sebuah esai yang dipublikasikan Washington Post, Selasa (1/1/2019) malam, Romney mengkritik sejumlah tindakan Trump pada Desember lalu.
"Pengangkatan pejabat-pejabat senior yang kurang berpengalaman, pengabaian terhadap sekutu yang berperang di samping kita, dan pernyataan tanpa berpikir presiden bahwa Amerika telah lama jadi pecundang dalam urusan dunia menunjukkan penurunan dalam masa jabatannya," tulisnya, dilansir dari Reuters, Rabu (2/1/2019).
Dia menambahkan, bahwa kata-kata dan tindakan Trump telah menyebabkan kekacauan di seluruh dunia.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai hal tersebut.
Romney memberi kesan bahwa "secara seimbang, perilaku (Trump) selama dua tahun terakhir, adalah bukti bahwa presiden belum dapat bertanggung jawab atas pekerjaannya."
Romney mengintai posisi kubu independen dua hari sebelum ia menjabat pada hari Kamis. Belum jelas apakah Trump akan menghadapi tantangan serius darinya pada tahun 2020 untuk mengamankan nominasi presiden dari Partai Republik.
Trump pada Februari lalu mendukung pencalonan Romney untuk menduduki kursi Senat di Utah.
Selama kampanye kepresidenan pada 2016, Romney mengecam Trump sebagai "penipu" yang "bermain-main dengan publik Amerika." Trump menanggapi bahwa Romney "tersedak seperti anjing" dalam kampanyenya yang gagal pada 2012 melawan presiden dari Partai Demokrat, Barack Obama.
Terlepas dari kritik sebelumnya dari Romney, setelah Trump memenangkan kursi kepresidenan pada bulan November 2016, ia sempat mempertimbangkan untuk menunjuk Romney sebagai menteri luar negeri.
Dalam esainya pada hari Selasa, Romney mengatakan ia "akan menentang pernyataan atau tindakan signifikan yang memecah-belah, rasis, seksis, anti-imigran, tidak jujur atau merusak lembaga-lembaga demokratis."
Romney sangat membela kebebasan pers dan menantang serangan berulang Trump pada beberapa portal berita yang menyebut media sebagai "musuh rakyat."
"Media sangat penting bagi Republik kita, untuk kebebasan kita, untuk tujuan kebebasan di luar negeri, dan untuk keamanan nasional kita. Mereka adalah kawan kita," tulis Romney dalam sebuah esai di November.
(prm) Next Article Tiba-tiba Trump Muncul di Ohio AS: Kita akan Merebut Kongres!
Dalam sebuah esai yang dipublikasikan Washington Post, Selasa (1/1/2019) malam, Romney mengkritik sejumlah tindakan Trump pada Desember lalu.
"Pengangkatan pejabat-pejabat senior yang kurang berpengalaman, pengabaian terhadap sekutu yang berperang di samping kita, dan pernyataan tanpa berpikir presiden bahwa Amerika telah lama jadi pecundang dalam urusan dunia menunjukkan penurunan dalam masa jabatannya," tulisnya, dilansir dari Reuters, Rabu (2/1/2019).
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai hal tersebut.
Romney memberi kesan bahwa "secara seimbang, perilaku (Trump) selama dua tahun terakhir, adalah bukti bahwa presiden belum dapat bertanggung jawab atas pekerjaannya."
Romney mengintai posisi kubu independen dua hari sebelum ia menjabat pada hari Kamis. Belum jelas apakah Trump akan menghadapi tantangan serius darinya pada tahun 2020 untuk mengamankan nominasi presiden dari Partai Republik.
![]() |
Trump pada Februari lalu mendukung pencalonan Romney untuk menduduki kursi Senat di Utah.
Selama kampanye kepresidenan pada 2016, Romney mengecam Trump sebagai "penipu" yang "bermain-main dengan publik Amerika." Trump menanggapi bahwa Romney "tersedak seperti anjing" dalam kampanyenya yang gagal pada 2012 melawan presiden dari Partai Demokrat, Barack Obama.
Terlepas dari kritik sebelumnya dari Romney, setelah Trump memenangkan kursi kepresidenan pada bulan November 2016, ia sempat mempertimbangkan untuk menunjuk Romney sebagai menteri luar negeri.
Dalam esainya pada hari Selasa, Romney mengatakan ia "akan menentang pernyataan atau tindakan signifikan yang memecah-belah, rasis, seksis, anti-imigran, tidak jujur atau merusak lembaga-lembaga demokratis."
Romney sangat membela kebebasan pers dan menantang serangan berulang Trump pada beberapa portal berita yang menyebut media sebagai "musuh rakyat."
"Media sangat penting bagi Republik kita, untuk kebebasan kita, untuk tujuan kebebasan di luar negeri, dan untuk keamanan nasional kita. Mereka adalah kawan kita," tulis Romney dalam sebuah esai di November.
(prm) Next Article Tiba-tiba Trump Muncul di Ohio AS: Kita akan Merebut Kongres!
Most Popular