INTERNASIONAL
Kim Jong Un Sentil Aksi AS, Denuklirisasi Terancam Gagal?
Prima Wirayani,
CNBC Indonesia
02 January 2019 06:51
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un hari Selasa (1/1/2019) menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea namun memperingatkan bahwa ia mungkin saja mengambil langkah lain bila Amerika Serikat (AS) terus menekan Pyongyang.
Dalam pidato Tahun Barunya, Kim mengatakan ia bersedia bertemu Presiden AS Donald Trump lagi kapanpun demi mencapai denuklirisasi. Ia juga mendesak Washington untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat proses yang saat ini tengah macet.
Namun, Korea Utara "tidak memiliki pilihan selain mencari jalan baru demi melindungi kedaulatan kami" jika Amerika Serikat "salah mengartikan kesabaran rakyat kami, memaksakan sesuatu terhadap kami, dan menerapkan sanksi dan tekanan tanpa menepati janji yang dibuat di hadapan dunia," kata Kim dalam pidato yang ditayangkan di televisi nasional, dilansir dari CNBC International.
Pernyataannya itu sepertinya akan meningkatkan keraguan mengenai kesediaan Pyongyang menghentikan seluruh program senjata nuklirnya yang selama ini dianggap penting untuk menjaga keamanan negara itu.
Kim dan Trump telah berjanji untuk mewujudkan denuklirisasi dan membangun rezim perdamaian yang stabil dan bertahan lama dalam pertemuan bersejarah mereka di Singapura Juni tahun lalu. Namun, kemajuan implementasi janji tersebut hanya sedikit dan citra satelit mengindikasikan aktivitas masih berlanjut di fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara.
Pyongyang telah meminta Washington menarik sanksinya dan menyatakan pengakhiran resmi Perang Korea tahun 1950-1953 sebagai respons awal proses denuklirisasinya, termasuk penghancuran fasilitas uji coba nuklir dan mesin rudalnya.
Para pejabat AS mengatakan langkah yang diambil Korea Utara itu bisa dengan mudah dikembalikan dan tidak terverifikasi dan Washington bahkan mengenakan sanksi ekonomi tambahan bagi negara miskin tersebut. (prm)
Next Article
Panas! AS Kritik Keras Korut yang Tembakkan Rudal 1500 Km
Dalam pidato Tahun Barunya, Kim mengatakan ia bersedia bertemu Presiden AS Donald Trump lagi kapanpun demi mencapai denuklirisasi. Ia juga mendesak Washington untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempercepat proses yang saat ini tengah macet.
Namun, Korea Utara "tidak memiliki pilihan selain mencari jalan baru demi melindungi kedaulatan kami" jika Amerika Serikat "salah mengartikan kesabaran rakyat kami, memaksakan sesuatu terhadap kami, dan menerapkan sanksi dan tekanan tanpa menepati janji yang dibuat di hadapan dunia," kata Kim dalam pidato yang ditayangkan di televisi nasional, dilansir dari CNBC International.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump saat bertemu di Singapura, Juni 2018 (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst) |
Kim dan Trump telah berjanji untuk mewujudkan denuklirisasi dan membangun rezim perdamaian yang stabil dan bertahan lama dalam pertemuan bersejarah mereka di Singapura Juni tahun lalu. Namun, kemajuan implementasi janji tersebut hanya sedikit dan citra satelit mengindikasikan aktivitas masih berlanjut di fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara.
Pyongyang telah meminta Washington menarik sanksinya dan menyatakan pengakhiran resmi Perang Korea tahun 1950-1953 sebagai respons awal proses denuklirisasinya, termasuk penghancuran fasilitas uji coba nuklir dan mesin rudalnya.
Para pejabat AS mengatakan langkah yang diambil Korea Utara itu bisa dengan mudah dikembalikan dan tidak terverifikasi dan Washington bahkan mengenakan sanksi ekonomi tambahan bagi negara miskin tersebut. (prm)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dan Presiden AS Donald Trump saat bertemu di Singapura, Juni 2018 (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)