Basarnas: Banyak Korban Tsunami Selat Sunda di Area Terpencil

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
25 December 2018 17:59
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (dh Basarnas) memutuskan memperluas area pencarian korban tsunami Selat Sunda.
Foto: Angsa yang terdampar di resor yang hancur usai dilanda tsunami di Tanjung Lesung, provinsi Banten, Indonesia, Indonesia, 24 Desember 2018. REUTERS / Jorge Silva
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (dh Basarnas) memutuskan memperluas area pencarian korban tsunami Selat Sunda. Keputusan itu disampaikan Kepala Sub Bagian Hubungan Antar Media Basarnas Yusuf Latif dilansir Reuters, Selasa (25/12/2018).

"Ada beberapa lokasi yang sebelumnya kami pikir tidak terpengaruh. Tapi sekarang kami telah mencapai daerah-daerah terpencil dan sebenarnya ada banyak korban di sana," kata Yusuf menjelaskan.



Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hingga Selasa (25/12/2018) pukul 13.00 WIB, jumlah korban jiwa tsunami Selat Sunda mencapai 429 orang. Sedangkan 1.485 orang luka-luka dan 154 orang masih dinyatakan hilang. Sementara 16.082 orang mengungsi.

Dalam pencarian, Basarnas maupun tim gabungan dari TNI dan relawan menggunakan berbagai cara. Mulai dari alat berat, anjing pelacak, dan kamera khusus untuk mendeteksi dan menggali lumpur serta puing demi menemukan jenazah.

Pencarian dilakukan di sepanjang 100 kilometer area pantai barat Pulau Jawa. Kendati demikian, upaya itu terhambat hujan deras dan visibilitas yang rendah. Namun sejauh ini terpantau makanan, air, selimut, dan peralatan medis sudah mengalir ke daerah-daerah terpencil.
Foto: Seorang lelaki berhenti ketika dia berdiri di samping puing-puing di rumahnya yang dilanda tsunami di Pandeglang, provinsi Banten, Indonesia, 24 Desember 2018. REUTERS / Jorge Silva

Ribuan orang tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara seperti masjid atau sekolah. Sebagian di antara mereka masih trauma akibat bencana yang terjadi Sabtu (22/12/2018) lalu.

"Kita tidak bisa tidur di malam hari dan jika kita tidur, kemudian ada mobil lewat dengan sirine, kita terbangun lagi, gelisah," kata Enah, seorang pengungsi yang ditemui sedang bersama sejumlah anggota keluarnya.

Camat Menes Atmadja Suhara mengatakan kecamatan merawat sekitar 4.000 orang pengungsi. Mayoritas kehilangan tempat tinggal. "Semua orang masih dalam keadaan panik. Kita sering mengalami bencana, tetapi tidak seburuk ini. Insya Allah kita akan membangun kembali," ujarnya.

(miq/miq) Next Article Dampak Tsunami Capai 250 KM, Banyak Hotel Rusak Berat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular