
Kawasan Wisata Rawan Bencana, PHRI Minta Perketat Mitigasi
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
24 December 2018 12:29

Jakarta, CNBC Indonesia- Tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam menghantam kawasan wisata Tanjung Lesung dan merusak 9 hotel. Ini adalah peristiwa bencana ke sekian kali yang terjadi di Indonesia dan menghantam lokasi wisata.
"Ini kan tidak terduga betul ya, yang kita khawatirkan dari segi pariwisata adalah orang jadi takut kesana untuk berlibur. Apalagi ini kan sedang peak season," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani, Senin (24/12/2018).
Hariyadi khawatir dampak psikologis dari kejadian ini akan menghantam bisnis perhotelan dalam beberapa waktu ke depan. Terlebih, musibah ini terjadi secara beruntun, bukan hanya di Banten dan Lampung, tapi sebelumnya juga di Palu dan Lombok saat kebetulan sedang ada event pariwisata.
"Di Palu kejadiannya juga sedang ada festival. Di Lombok juga saat high season, periode September-Oktober turis sedang banyak ke sana. Ini yang jadi PR untuk kita, musibah bisa terjadi di mana dan kapan saja spt di Tanjung Lesung ini. Namanya alam kan kita tidak bisa prediksi. Mudah-mudahan ini yang terakhir, kita berharap pemulihannya cepat," harapnya.
Ke depannya, Hariyadi menegaskan mitigasi bencana yang efektif sangatlah penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, apalagi untuk daerah wisata. Sebagai contoh, perawatan peralatan Tsunami Early Warning System tidak boleh lagi teledor.
"Karena posisi Tanjung Lesung itu dekat dengan Anak Krakatau, sensornya dari radius terdekat ke gunung tersebut juga harus ada. Jadi begitu ada gempa atau apapun, peringatannya bisa langsung efektif ke daerah wisata di sekitarnya supaya evakuasi bisa berlangsung cepat. Gelombang itu kecepatannya tinggi, jangan sampai kejadian seperti di Palu terulang lagi," tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini.
Selain itu, jalur evakuasi di daerah wisata juga harus clear, tidak boleh ada bangunan di sekitarnya. Ketinggian untuk jalur evakuasi juga harus direncakan dengan matang.
Dia meminta Indonesia dapat mencontoh Jepang dengan sistem antisipasi bencana yang direncanakan dengan baik sehingga mereka bisa meminimalkan korban jiwa. Kunjungan wisatawan ke Jepang menurutnya juga terus stabil karena hal ini.
"Saya rasa kalau mitigasi bencana direncanakan dengan baik, Tanjung Lesung akan optimal ke depannya, karena daerah ini memang potensial bagi wisatawan lokal karena dekat dari Jakarta," pungkasnya.
(gus) Next Article 9 Hotel Rusak Berat Akibat Tsunami Selat Sunda
"Ini kan tidak terduga betul ya, yang kita khawatirkan dari segi pariwisata adalah orang jadi takut kesana untuk berlibur. Apalagi ini kan sedang peak season," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani, Senin (24/12/2018).
"Di Palu kejadiannya juga sedang ada festival. Di Lombok juga saat high season, periode September-Oktober turis sedang banyak ke sana. Ini yang jadi PR untuk kita, musibah bisa terjadi di mana dan kapan saja spt di Tanjung Lesung ini. Namanya alam kan kita tidak bisa prediksi. Mudah-mudahan ini yang terakhir, kita berharap pemulihannya cepat," harapnya.
Ke depannya, Hariyadi menegaskan mitigasi bencana yang efektif sangatlah penting dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, apalagi untuk daerah wisata. Sebagai contoh, perawatan peralatan Tsunami Early Warning System tidak boleh lagi teledor.
"Karena posisi Tanjung Lesung itu dekat dengan Anak Krakatau, sensornya dari radius terdekat ke gunung tersebut juga harus ada. Jadi begitu ada gempa atau apapun, peringatannya bisa langsung efektif ke daerah wisata di sekitarnya supaya evakuasi bisa berlangsung cepat. Gelombang itu kecepatannya tinggi, jangan sampai kejadian seperti di Palu terulang lagi," tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini.
Selain itu, jalur evakuasi di daerah wisata juga harus clear, tidak boleh ada bangunan di sekitarnya. Ketinggian untuk jalur evakuasi juga harus direncakan dengan matang.
Dia meminta Indonesia dapat mencontoh Jepang dengan sistem antisipasi bencana yang direncanakan dengan baik sehingga mereka bisa meminimalkan korban jiwa. Kunjungan wisatawan ke Jepang menurutnya juga terus stabil karena hal ini.
"Saya rasa kalau mitigasi bencana direncanakan dengan baik, Tanjung Lesung akan optimal ke depannya, karena daerah ini memang potensial bagi wisatawan lokal karena dekat dari Jakarta," pungkasnya.
(gus) Next Article 9 Hotel Rusak Berat Akibat Tsunami Selat Sunda
Most Popular