Bad News 2018

Saat Rakyat Makan Daging Busuk Efek Krisis Ekonomi Venezuela

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
24 December 2018 11:25
Krisis ekonomi Venezuela menjadi salah satu topik terhangat sepanjang tahun ini.
Foto: Krisis Venezuela (REUTERS/Carlos Garcia)
Tahun 2018 akan segera berakhir dalam hitungan hari. Terkait hal itu, CNBC Indonesia merangkum sederet peristiwa penting sepanjang tahun anjing tanah ini. Peristiwa itu terbagi ke dalam dua kategori, yaitu good news from 2018 dan bad news from 2018. Selamat membaca!

Caracas, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi Venezuela menjadi salah satu topik terhangat sepanjang tahun ini. Titik awal krisis bermula pada 2014 lalu. Saat itu, harga minyak dunia anjlok tajam. Padahal sekitar 96% pendapatan negara bersumber dari emas hitam tersebut.

Merespons kondisi yang ada, pemerintah memutuskan mencetak lebih banyak uang. Namun, langkah itu hanya mengerek inflasi dan mengantar negara itu ke dalam resesi. Venezuela secara drastis melemahkan mata uang dan menerbitkan mata uang baru yang menghapus lima nol di belakangnya.



Hiperinflasi (inflasi melebihi 50%) tak pelak melanda Venezuela. Berdasarkan Dana Moneter Internasional (IMF), inflasi Venezuela tahun ini berada pada level 1.000.000% hingga 1.350.000%.

Sederhananya, jika harga kopi secangkir sebelumnya hanya BS 190 ribu, maka sekarang harganya menembus BS 1,9 miliar. Itu menandakan daya beli melemah dan angka kemiskinan meningkat.

Saat Rakyat Makan Daging Busuk Efek Krisis Ekonomi VenezuelaFoto: Orang-orang berbaris untuk menarik sebagian uang pensiun mereka di luar cabang bank di Caracas. (REUTERS/Marco Bello)


Sudah diterjang krisis, Venezuela juga diguncang gempa berkekuatan 7,3 SR di pesisir timur Venezuela yang merupakan tempat bermukim komunitas nelayan miskin pada Selasa (21/8/2018) sore waktu setempat. Sesuatu yang sangat memilukan.

Namun, jauh sebelum 2014, potensi krisis sudah muncul saat Hugo Chavez menjabat sebagai presiden pada 1999-2013. Ia memimpin sebuah gerakan yang dinamakan Bolivarian Mission untuk mencari simpati masyarakat.

Chavez memang sukses membuat ekonomi tampak baik di mata publik. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Venezuela berutang begitu banyak kepada negara lain. Chavez membuat masyarakat senang demi menjaga kekuasan, namun gagal mempertahankan masa depan karena gunungan utang mencapai US$106 miliar.

Tak tahan dengan kondisi yang ada, jutaan orang Venezuela pun mengungsi. Menurut PBB, sekitar 1,6 juta orang Venezuela telah meninggalkan negara itu sejak tahun 2015. Total 2,3 juta orang tinggal di luar negeri. Jumlah itu sekitar 7,5% dari total populasinya yang sebanyak 30,6 juta jiwa.



Daging busuk
Krisis ekonomi membuat harga-harga makanan melonjak. Tidak terkecuali daging sapi. Mudah ditemukan di jalanan, masyarakat antre demi mendapat daging sapi busuk. Hal itu dipicu lemari es yang mati.

Meskipun harga daging busuk tergolong murah, beberapa orang jatuh sakit karena memakan komoditas itu. Namun apa daya, mereka tetap memakan karena terpaksa. "Baunya sedikit busuk, tetapi Anda bisa membilasnya dengan sedikit cuka dan lemon," kata Yeudis Luna, ayah tiga orang anak laki-laki yang membeli makanan di salah satu toko daging.

Di kios lain, terlihat seorang tukang daging yang tidak mengenakan baju dan sedang merokok sebatang rokok, menawarkan potongan daging yang telah menghitam. "Orang-orang membelinya," kata Jose Aguirre yang sedang menurunkan daging ayam basi.



Menanggapi kondisi itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyalahkan perang ekonomi yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan kekuatan-kekuatan kapitalis lain.

Ironi lantas mengemuka beberapa waktu berselang. Restoran milik koki asal Turki Nusret Gocke yang berada di Miami, Florida, didemo ratusan warga Venezuela setelah diketahui melayani makan malam untuk Maduro.

Nusret yang di Instagram dikenal dengan sapaan 'Salt Bae', diprotes ribuan netizen karena menyajikan steak daging domba dengan tingkat kematangan medium rare berharga selangit kepada presiden yang negaranya tengah dilanda krisis ekonomi dan memamerkannya di media sosial.

Sebenarnya, berapa harga sajian di restoran milik koki yang terkenal karena aksi tabur garam di atas daging yang ia sajikan itu? Ditulis oleh The Independent, restoran yang terletak di kawasan Theatre District ini menawarkan harga tinggi yakni kisaran US$275 belum termasuk makanan pelengkap atau setara dengan Rp 4 juta untuk seiris dagingnya.

Saat Rakyat Makan Daging Busuk Efek Krisis Ekonomi VenezuelaFoto: restoran Salt Bae (Ist Instagram/nusr_et)


Langkah Maduro
Dalam mengatasi krisis, Maduro mengumumkan berbagai langkah. Mulai dari pengumuman satu-satunya kurs acuan yang dipatok berdasarkan mata uang kripto (cryptocurrency) milik pemerintah, Petro, yang nilainya didevaluasi sekitar 96%. Ekonom menyebut langkah itu akan semakin memperparah inflasi besar di negara yang sedang bergejolak itu.

Venezuela juga meminjam uang dari China. Secara total, Negeri Tirai Bambu telah mengucurkan utang kepada Venezuela sebesar US$50 miliar. Venezuela masih memiliki utang sekitar US$20 miliar dari total angka itu dan telah membayarnya dengan pengiriman hasil minyak.

Syarat pinjaman itu telah dibuat lebih fleksibel tahun 2016 setelah harga minyak anjlok ke level terendah. Maduro tidak secara eksplisit menyebutkan jumlah utang baru yang didapatkan dari China. Namun, Ecoanalitica memperkirakan pinjaman baru mencapai US$5 miliar ditambah enam bulan kelonggaran pembayaran utang.

Saat Rakyat Makan Daging Busuk Efek Krisis Ekonomi VenezuelaFoto: Presiden Venezuela Nicolas Maduro makan di restoran mewah Salt Bae (Yusnaby Pérez/Twitter)


Pada Kamis (29/11/2018), Maduro menaikkan upah minimum Venezuela 150%. Ini adalah penyesuaian keenam tahun ini sebagai bagian dari rencana reformasi ekonomi yang gagal mengekang inflasi yang merajalela.

Pengumuman itu datang tiga bulan setelah kenaikan upah 3.400% dan langkah devaluasi yang menghilangkan lima nol dari mata uang Venezuela. Langkah terbaru itu menjadikan upah minimum bulanan naik dari 1.800 menjadi 4.500 bolivar, atau sekitar US$50 (sekitar Rp 715.500) menurut kurs mata uang resmi. Tetapi karena inflasi, jumlah upah itu hanya cukup untuk membeli tiga kilogram daging.

Maduro menyebut penyesuaian itu sebagai "faktor koreksi" pertama dari rencana ekonomi yang berlaku sejak akhir Agustus, yang termasuk devaluasi bolivar lebih dari 96% bersama dengan kenaikan pajak, dilansir dari AFP.


(miq/miq) Next Article Pemadaman Listrik Berlanjut, Venezuela Lumpuh

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular