
Neraca Dagang Tekor, JK Kebut Perundingan Dagang
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 December 2018 18:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Jusuf Kalla pada hari ini, Selasa (18/12/2018), menggelar pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membicarakan masalah ekonomi terkini.
Dalam pertemuan yang digelar di kantor Wapres itu, dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, serta perwakilan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Lantas, apa yang menjadi pembicaraan dalam pertemuan tersebut?
"Menyangkut beberapa hal, instrumen tentang perundingan perdagangan dengan beberapa negara," kata Wapres.
"Bagaimana membikin perdagangan... Minta beberapa keputusan tentang beberapa hal, yang mencakup bahan perundingan dengan negara lain," jelasnya.
JK mengakui, pertemuan ini turut membahas mengenai masalah defisit neraca perdagangan yang jatuh hingga US$ 2,05 miliar, atau paling tinggi sepanjang 2018.
"Bagamana kita masuk dalam pola perdagangan yang lebih baik, dengan negara lainnya. Kemarin ada empat negara Eropa sudah selesai. Kami lagi berunding, menyelesaikan Australia dan AS," jelasnya.
"Dan juga nanti dengan Uni Eropa. Itu antara lain, cara agar posisi ekspor kita lebih baik. Karena Thailand, Vietnam juga memiliki perjanjian seperti itu. Kami mengejar sistem, agar ekspor bisa lebih baik," tegasnya.
(ray) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
Dalam pertemuan yang digelar di kantor Wapres itu, dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, serta perwakilan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Lantas, apa yang menjadi pembicaraan dalam pertemuan tersebut?
"Bagaimana membikin perdagangan... Minta beberapa keputusan tentang beberapa hal, yang mencakup bahan perundingan dengan negara lain," jelasnya.
JK mengakui, pertemuan ini turut membahas mengenai masalah defisit neraca perdagangan yang jatuh hingga US$ 2,05 miliar, atau paling tinggi sepanjang 2018.
"Bagamana kita masuk dalam pola perdagangan yang lebih baik, dengan negara lainnya. Kemarin ada empat negara Eropa sudah selesai. Kami lagi berunding, menyelesaikan Australia dan AS," jelasnya.
"Dan juga nanti dengan Uni Eropa. Itu antara lain, cara agar posisi ekspor kita lebih baik. Karena Thailand, Vietnam juga memiliki perjanjian seperti itu. Kami mengejar sistem, agar ekspor bisa lebih baik," tegasnya.
(ray) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
Most Popular