Internasional

Berunding dengan China, AS Janji Akan Tetap Bersikap Keras

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 December 2018 07:16
Para perunding perdagangan Amerika Serikat (AS) akan bersikap keras dan tegas dalam pembicaraannya dengan China.
Foto: Seorang anggota staf berjalan melewati bendera AS dan China yang ditempatkan untuk konferensi pers bersama oleh A.S. REUTERS/Jason Lee/File Photo
Washington, CNBC Indonesia - Para perunding perdagangan Amerika Serikat (AS) akan bersikap keras dan tegas dalam pembicaraannya dengan China, kata penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, Kamis (13/12/2018).

Seluruh dunia kini sedang memperhatikan perkembangan perundingan perdagangan antara kedua negara dan berharap gencatan senjata 90 hari akan berujung pada tercapainya perdamaian dagang.


"Dari sudut pandang kami, apa yang harus kami lakukan adalah bergerak cepat, tetap keras, dan fokus pada hasil akhirnya," kata Navarro dalam sebuah acara di Fox Business, dilansir dari AFP.

"Hadiah bagi negara ini dan dunia dan China sebenarnya adalah reformasi struktural menyeluruh untuk mengakhiri semua praktik yang mengganggu ekonomi global ini," tambahnya.

Navarro yang merupakan seorang yang anti-China mengatakan kuncinya adalah percaya tapi tetap verifikasi.

Perundingan dagang kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu dimulai setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Argentina, awal bulan ini.

Dalam pembicaraan lanjutan melalui telepon, Beijing berjanji untuk menurunkan bea impor mobil AS, kembali membeli kedelai AS, dan mereformasi program ekonomi 10 tahunnya, menurut beberapa laporan.

Pasar keuangan telah bergerak labil merespons setiap kabar baik dan buruk terkait perang dagang ini.


Navarro menyarankan kepada investor agar tidak bergantung pada perkembangan harian dari sikap China.

"Saya hanya akan fokus pada 1 Maret ketika kita akan mendapatkan tawaran lengkap dari China dan akan berdiskusi secara tertutup, tidak di halaman depan The Wall Street Journal," ujarnya.
(prm) Next Article Trump Kompori Lagi Isu Perang Dagang dengan China

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular