
Sisa Sebulan, Penyaluran KUR 2018 Sudah 95% dari Target
Muhammad Choirul, CNBC Indonesia
13 December 2018 19:36

Malang, CNBC Indonesia - Sejak suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) diturunkan menjadi 7%, mulai 1 Januari 2018 hingga 30 November 2018, pemerintah mencatat penyaluran KUR mencapai Rp 117 trilun kepada 4.396.242 debitur. Capaian itu setara dengan 95,2% dari target penyaluran KUR 2018 sebesar Rp 123,8 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat penyaluran KUR melalui single digit cukup berhasil. Terbukti, target penyaluran KUR di sektor produksi juga meningkat dari 42,3% pada Desember 2017 menjadi 45,6% pada November 2018.
Jumlah ini akan terus ditingkatkan pemerintah hingga penyaluran KUR di sektor produksi mencapai 70% dari total penyaluran KUR.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku terus menggenjot penyaluran, salah satunya melalui penyerahan KUR Pengering Padi kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Kamis (13/12/2018), di Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Ini dilakukan karena minimnya jumlah alat pengering (dryer) yang dimiliki oleh penggilingan skala kecil.
"KUR dryer ini sangat penting karena dengan penggunaan dryer dapat mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas output dengan baik. Dengan begitu, beras yang dihasilkan memiliki kualitas tidak hanya medium, tetapi juga premium," kata Darmin.
Penyaluran KUR dryer ini menggunakan skema pembiayaan KUR Kecil dengan plafon diatas Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Fasilitas ini dapat digunakan untuk membiayai pembelian dryer buatan dalam negeri, khususnya bed dryer dengan kisaran harga Rp141 juta atau vertical dryer buatan dalam negeri di kisaran harga Rp425 juta, ditambah dengan alat-alat penunjang lainnya, seperti pengayakan dan bangunan.
Sejauh ini, proses pengeringan menjadi proses yang cukup penting untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan layak dikonsumsi masyarakat. Dari total 182.000 penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94% atau 172.000 penggillingan padi dikategorikan sebagai penggilingan skala kecil. Sedangkan, sisanya merupakan penggilingan besar dan penggilingan sedang.
Dikatakan Darmin, penggilingan padi kecil memiliki persoalan saat panen karena 95% penggilingan kecil tidak memiliki dryer sehingga tidak dapat menjaga kualitas beras. Hal ini menyebabkan petani menyimpan gabah dengan kondisi yang masih kurang kering dengan kisaran kadar air 17% - 18%.
Dengan begitu, pasokan dryer sangat diperlukan untuk meningkatkan skala produksi sektor pertanian itu sendiri.
"Untuk wilayah Jawa Timur, dryer ini penting karena pada bulan Maret-April sekitar 63% pasokan padi memiliki kandungan air yang cukup tinggi 18%-19%. Tapi, padi yang bisa diproses untuk penggilingan hanya 45%. Ini membuat produksi beras pada musim panen menjadi kurang. Dengan begitu, keputusan Presiden Jokowi dan Menko Darmin sangat tepat," tambah Gubernur Jawa Timur Soekarwo, yang juga hadir dalam kesempatan itu.
(dru) Next Article KUR Banyak Cair untuk Usaha Dagang daripada Produksi
Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk mempercepat penyaluran KUR melalui single digit cukup berhasil. Terbukti, target penyaluran KUR di sektor produksi juga meningkat dari 42,3% pada Desember 2017 menjadi 45,6% pada November 2018.
Jumlah ini akan terus ditingkatkan pemerintah hingga penyaluran KUR di sektor produksi mencapai 70% dari total penyaluran KUR.
![]() |
Ini dilakukan karena minimnya jumlah alat pengering (dryer) yang dimiliki oleh penggilingan skala kecil.
"KUR dryer ini sangat penting karena dengan penggunaan dryer dapat mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas output dengan baik. Dengan begitu, beras yang dihasilkan memiliki kualitas tidak hanya medium, tetapi juga premium," kata Darmin.
Penyaluran KUR dryer ini menggunakan skema pembiayaan KUR Kecil dengan plafon diatas Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Fasilitas ini dapat digunakan untuk membiayai pembelian dryer buatan dalam negeri, khususnya bed dryer dengan kisaran harga Rp141 juta atau vertical dryer buatan dalam negeri di kisaran harga Rp425 juta, ditambah dengan alat-alat penunjang lainnya, seperti pengayakan dan bangunan.
Sejauh ini, proses pengeringan menjadi proses yang cukup penting untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan layak dikonsumsi masyarakat. Dari total 182.000 penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94% atau 172.000 penggillingan padi dikategorikan sebagai penggilingan skala kecil. Sedangkan, sisanya merupakan penggilingan besar dan penggilingan sedang.
Dikatakan Darmin, penggilingan padi kecil memiliki persoalan saat panen karena 95% penggilingan kecil tidak memiliki dryer sehingga tidak dapat menjaga kualitas beras. Hal ini menyebabkan petani menyimpan gabah dengan kondisi yang masih kurang kering dengan kisaran kadar air 17% - 18%.
Dengan begitu, pasokan dryer sangat diperlukan untuk meningkatkan skala produksi sektor pertanian itu sendiri.
"Untuk wilayah Jawa Timur, dryer ini penting karena pada bulan Maret-April sekitar 63% pasokan padi memiliki kandungan air yang cukup tinggi 18%-19%. Tapi, padi yang bisa diproses untuk penggilingan hanya 45%. Ini membuat produksi beras pada musim panen menjadi kurang. Dengan begitu, keputusan Presiden Jokowi dan Menko Darmin sangat tepat," tambah Gubernur Jawa Timur Soekarwo, yang juga hadir dalam kesempatan itu.
![]() |
(dru) Next Article KUR Banyak Cair untuk Usaha Dagang daripada Produksi
Most Popular