Walau Banyak Kendala, Apartemen 'Nempel' Stasiun Jalan Terus!

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
11 December 2018 11:06
Walau Banyak Kendala, Apartemen 'Nempel' Stasiun Jalan Terus!
Foto: Peresmian hunian terintegrasi di 3 stasiun kereta api Rawa Buntu, Jurangmangu dan Cisauk di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/12). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga BUMN serentak membangun hunian vertikal berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Tangerang Selatan, Banten, Senin (10/12/2018). Seremonial ground breaking berlangsung di Stasiun Rawa Buntu dipimpin langsung Menteri BUMN Rini Soemarno.

Proyek kali ini masing-masing digarap Perumnas dengan mengembangkan hunian di Stasiun Rawa Buntu, Hutama Karya di Stasiun Jurangmangu, dan Adhi Karya di Stasiun Cisauk.

Total nilai investasi, menurut Menteri BUMN, mencapai Rp 6 triliun. Perinciannya, hunian di Stasiun Jurang Mangu Rp2,1 triliun, hunian di Stasiun Cisauk Rp831 miliar, dan sisanya sekitar Rp3 triliun untuk hunian di Stasiun Rawa Buntu.

Langkah pemerintah ini seakan tak kapok dengan capaian sejumlah pembangunan hunian berkonsep TOD yang sebelumnya terkesan mangkrak. Ya, apartemen 'nempel' stasiun memang bukanlah 'barang baru'.

Sejak tahun 2017 lalu,  sejumlah BUMN juga mendapat mandat mengerjakan proyek serupa. Umumnya, hunian terbagi ke rumah susun sederhana milik (rusunami) khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan apartemen sederhana milik (anami) untuk masyarakat menengah.

Pada 15 Agustus 2017, ground breaking digelar di Stasiun Tanjung Barat dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Di lokasi itu, akan ada 1.232 unit rusunami dalam tiga tower yang dibangun di atas lahan seluas 15.244 m2, dengan total 29 Iantai dan nilai investasi sekitar Rp 709 miliar oleh Perum Perumnas yang memanfaatkan lahan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI).

Rusunami yang ada di Stasiun Tanjung Barat dijual mulai dari harga Rp 202 juta yang diperuntukkan bagi MBR hingga Rp 576 juta yang diperuntukkan bagi komersil.

Dari total 1.232 unit hunian yang dibangun, 298 unit di antaranya diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya dijual komersil. Ada dua tipe rusunami yang akan dibangun, yakni tipe studio 1 kamar luas 22 m2 dan tipe hunian dengan 2 kamar tidur luas 32 m2.



Direktur Koorporasi dan Pengembangan Bisnis Perum Perumnas Galih Praharnanto mengatakan, proyek di Tanjung Barat sudah mengantongi izin fondasi dan akan segera terbit Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dikatakan, sejauh ini perkembangan pembangunan memang tergolong lama.

"Karena ini sebuah inovasi baru, kadang-kadang sebagian aturannya belum ada. Jadi makanya teman-teman membutuhkan waktu untuk concept development. Kalau yang lain aturannya sudah jelas, kan prioritas pertama bangun TOD. Yang lain belum ada," ujarnya, Senin (10/12/2018).

Selanjutnya, pada 2 Oktober 2017 lalu juga dimulai pembangunan hunian vertikal dengan konsep TOD di Stasiun Pondok Cina, Depok. Peresmian pembangunan dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Hunian ini akan terdiri dari empat tower dengan 3.693 unit hunian di atas lahan seluas 27.706 m2. Perumnas menggelontorkan dana sekitar Rp 1,45 triliun untuk pembangunan TOD Stasiun Pondok Cina

Dari total 3.693 unit hunian, 25% di antaranya diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Proyek TOD ini memiliki komposisi hunian rusunami dan anami dengan tipe hunian studio hingga tipe hunian dengan 3 kamar tidur.

Khusus untuk rusunami, tipe hunian paling minimal adalah dengan luas tipe 32 m2. Pembangunan proyek ini juga tidak menemui jalan mulus. Bahkan sempat terjadi sengketa klaim kepemilikan lahan antara PT KAI dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

[Gambas:Video CNBC] Konsep serupa telah dikerjakan pada tahun lalu di wilayah DKI Jakarta. Tiga BUMN, yakni PT KAI, PT Wijaya Karya (WIKA), dan PT PP (Persero) bersinergi membangun apartemen 'nempel' stasiun di tiga stasiun yakni Pasar Senen, Juanda dan Tanah Abang.

Peresmian ground breaking proyek ini berlangsung di Stasiun Juanda pada Selasa (10/10/2017) silam. Namun, proyek tersebut seakan tanpa kabar. Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkap sejumlah kendala yang menjadi rintangan dalam pekerjaan proyek tersebut.

"Memang ada permasalahan, mohon maaf, di perizinan sedikit lama," ungkap Rini di Stasiun Rawa Buntu Tangerang Selatan, Senin (10/12/2018).

Meski tidak menyebutkan secara rinci perizinan apa yang belum dikantongi dari Pemprov DKI Jakarta, namun Rini menegaskan dalam waktu dekat akan ada solusi. Pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Di Juanda dan Senen kita juga masih menunggu izin dari DKI. Gubernur DKI sudah bersedia untuk duduk bersama dalam mempercepat izin-izin," kata mantan menteri perindustrian dan perdagangan tersebut.



Di sisi lain, dia bersyukur proses perizinan di wilayah Pemkot Tangerang Selatan tidak menemui kendala dalam pembangunan tiga apartemen 'nempel' stasiun yang dimulai kemarin.

"Maka karena itu saya berterima kasih dengan Bu Wali [Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany karena di Tangsel bisa cepat. Seperti Tanjung Barat waktu itu kan kita juga sudah ground breaking," lanjutnya.

Dikatakan Kementerian BUMN merupakan ujung tombak kehadiran negara dalam penyediaan rumah bagi rakyat. Sementara itu, Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, proyek serupa bukan hanya kali ini dikerjakan.

Dia mengaku belajar dari pengalaman sebelumnya di Stasiun Tanjung Barat Jakarta dan Stasiun Pondok Cina Depok.

"Minat yang luar biasa dari masyarakat pada kedua proyek kami sebelumnya itu menyemangatl kami untuk terus mengembangkan konsep terintegrasi seperti ini kedepannya, dan menjaga ketepatan waktu dalam pembangunannya," ujar Bambang.

[Gambas:Video CNBC]
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular