
Menteri Rini Kesal Banyak Orang Ribut Soal Utang BUMN
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
09 December 2018 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno angkat bicara terkait banyaknya narasi soal kinerja keuangan dan utang yang dimiliki BUMN-BUMN di bawah pimpinannya.
Rini mengaku kesal banyak pihak yang mempermasalahkan hal tersebut. Padahal, berutang untuk membiayai dan mengembangkan perusahaan merupakan hal yang lumrah dilakukan, selama utang dikalkulasi dengan baik dan dikelola dengan prudent.
"Saya sudah paling kesal nih kalau orang sudah permasalahkan mengenai utang BUMN. Selama itu produktif, selama kita menarik utang untuk membesarkan perusahaan, untuk pembangunan, kalkulasinya benar, return of investment-nya benar, utang itu tidak masalah," ujar Rini di kantor pusat WIKA, Minggu (9/12/2018).
Menurut Rini, suatu perusahaan tidak bisa berkembang tanpa berutang. Seluruh perusahaan yang berkembang pasti memiliki utang dan tidak ada perusahaan di manapun di dunia yang bisa berkembang besar tanpa berutang.
"Tidak mungkin. Perusahaan yang berkembang pasti ada utang. Yang penting, berutanglah dengan rasio yang benar, marginnya baik. Dan jangan lupa karyawan-karyawan kita harus menerima pendapatan yang baik karena mereka bekerja jauh dari keluarga," jelas Rini.
"Terus terang, saya belakangan ini ngenes dengar BUMN banyak utang dipersoalkan. Apa masalahnya selama kita berutang dengan benar, bertanggung jawab dan betul-betul digunakan untuk hal yang produktif? Itu yang saya jaga," tegasnya.
(gus) Next Article Apa Benar BUMN Kini Jadi Perusahaan Pencetak Utang Terbesar?
Rini mengaku kesal banyak pihak yang mempermasalahkan hal tersebut. Padahal, berutang untuk membiayai dan mengembangkan perusahaan merupakan hal yang lumrah dilakukan, selama utang dikalkulasi dengan baik dan dikelola dengan prudent.
Menurut Rini, suatu perusahaan tidak bisa berkembang tanpa berutang. Seluruh perusahaan yang berkembang pasti memiliki utang dan tidak ada perusahaan di manapun di dunia yang bisa berkembang besar tanpa berutang.
"Tidak mungkin. Perusahaan yang berkembang pasti ada utang. Yang penting, berutanglah dengan rasio yang benar, marginnya baik. Dan jangan lupa karyawan-karyawan kita harus menerima pendapatan yang baik karena mereka bekerja jauh dari keluarga," jelas Rini.
"Terus terang, saya belakangan ini ngenes dengar BUMN banyak utang dipersoalkan. Apa masalahnya selama kita berutang dengan benar, bertanggung jawab dan betul-betul digunakan untuk hal yang produktif? Itu yang saya jaga," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melaporkan utang dari 143 BUMN hingga kuartal III-2018 mencapai Rp 2.488 triliun. Salah satu beban utang tak lepas dari penugasan kepada BUMN dalam membangun infrastruktur.
[Gambas:Video CNBC]
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Apa Benar BUMN Kini Jadi Perusahaan Pencetak Utang Terbesar?
Most Popular