
Laba Pertamina Rp 5 T, Cuma Butiran Debu Bagi Petronas
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
05 December 2018 11:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Laba PT Pertamina (Persero) hingga kuartal III-2018 tercatat hanya Rp5 triliun. Laba ini merosot tajam, hingga 81% dibanding periode serupa tahun lalu.
Tahun lalu, Pertamina bisa membukukan laba hingga US$ 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun. Sedangkan dalam setahun perseroan bisa membukukan laba hingga Rp 35 triliun.
"Ini sampai dengan kuartal III. Tapi sektoral dan spesifiknya biar deputi yang jelaskan," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
[Gambas:Video CNBC]
Laba ini sangat jauh jika dibandingkan dengan capaian perusahaan migas negara tetangga, Petroliam National Bhd's (Petronas). Berdasar laporan keuangan yang diterbitkan akhir November lalu, Petronas membukukan laba di kuartal III RM 14,3 miliar atau setara Rp 49 triliun.
Dibandingkan Pertamina yang labanya merosot 81%, Laba Petronas justru meroket 43% didorong oleh kenaikan harga minyak.
Untuk laba hingga 9 bulan di 2018, laba Petronas malah jauh lebih gila lagi yakni RM 41 miliar atau setara Rp 142 triliun. Jika laba ini dibandingkan dengan apa yang bisa dibukukan Pertamina hingga 9 bulan tahun ini, laba Rp 5 triliun Pertamina ibarat hanya butiran debu di Petronas.
Padahal, janji Presiden Joko Widodo di awal kampanyenya adalah akan membesarkan Pertamina dan mengalahkan Petronas. Namun, 4 tahun berjalan di tengah naik turunnya harga minyak dunia, nasib Pertamina malah menjadi tanda tanya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam acara Pertamina Energy Forum pekan lalu juga mengakui kekalahan dengan Petronas ini.
"Kemampuan keuangan Pertamina juga masih jauh tertinggal dibandingkan Petronas," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, dalam sambutannya di acara Pertamina Energy Forum di Hotel Raffles, Rabu (28/11/2018).
Untuk itu, kata Fajar, agar bisa berkompetisi perlu dibentuk holding BUMN Migas. "Untuk kuatkan keuangan Pertamina itu bentuk holding migas," katanya. Penguatan keuangannya itu yakni dengan dimasukkannya PGN ke Pertamina dengan valuasi pengalihan saham senilai Rp 38 triliun.
(gus/roy) Next Article BUMN: Pertamina Masih Jauh Tertinggal Dibanding Petronas
Tahun lalu, Pertamina bisa membukukan laba hingga US$ 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun. Sedangkan dalam setahun perseroan bisa membukukan laba hingga Rp 35 triliun.
"Ini sampai dengan kuartal III. Tapi sektoral dan spesifiknya biar deputi yang jelaskan," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Laba ini sangat jauh jika dibandingkan dengan capaian perusahaan migas negara tetangga, Petroliam National Bhd's (Petronas). Berdasar laporan keuangan yang diterbitkan akhir November lalu, Petronas membukukan laba di kuartal III RM 14,3 miliar atau setara Rp 49 triliun.
Dibandingkan Pertamina yang labanya merosot 81%, Laba Petronas justru meroket 43% didorong oleh kenaikan harga minyak.
Untuk laba hingga 9 bulan di 2018, laba Petronas malah jauh lebih gila lagi yakni RM 41 miliar atau setara Rp 142 triliun. Jika laba ini dibandingkan dengan apa yang bisa dibukukan Pertamina hingga 9 bulan tahun ini, laba Rp 5 triliun Pertamina ibarat hanya butiran debu di Petronas.
Padahal, janji Presiden Joko Widodo di awal kampanyenya adalah akan membesarkan Pertamina dan mengalahkan Petronas. Namun, 4 tahun berjalan di tengah naik turunnya harga minyak dunia, nasib Pertamina malah menjadi tanda tanya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam acara Pertamina Energy Forum pekan lalu juga mengakui kekalahan dengan Petronas ini.
"Kemampuan keuangan Pertamina juga masih jauh tertinggal dibandingkan Petronas," ujar Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, dalam sambutannya di acara Pertamina Energy Forum di Hotel Raffles, Rabu (28/11/2018).
Untuk itu, kata Fajar, agar bisa berkompetisi perlu dibentuk holding BUMN Migas. "Untuk kuatkan keuangan Pertamina itu bentuk holding migas," katanya. Penguatan keuangannya itu yakni dengan dimasukkannya PGN ke Pertamina dengan valuasi pengalihan saham senilai Rp 38 triliun.
![]() |
(gus/roy) Next Article BUMN: Pertamina Masih Jauh Tertinggal Dibanding Petronas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular