Rusdi Kirana Marah & Batal Beli 737 Max, Apa Imbas ke Boeing?
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
04 December 2018 15:03
Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, disebut membuka peluang untuk membatalkan pembelian seluruh pesawat dari The Boeing Company.
Hal itu diberitakan Reuters, Selasa (4/12/2018), mengutip dari sumber yang dekat dengan Rusdi Kirana. Sumber Reuters itu mengatakan Rusdi Kirana sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.
Reuters juga menyebut saat ini pesanan Lion Air yang belum dikirim oleh Boeing total berjumlah 190 unit pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Setelah sebelumnya Boeing telah mengirim 197 unit pesawat ke maskapai Berlogo Kepala Singa itu.
Adapun berdasarkan keterangan resmi Lion Air dikutip pada 31 Juli 2017, jumlah pemesanan total Boeing 737 Max 8 adalah 218 unit.
Dari jumlah itu tentunya sudah ada yang dikirim, di mana Lion Air pernah menyatakan sudah mengoperasikan 11 unit 737 Max 8, termasuk 1 unit yang jatuh pada Oktober lalu.
Sementara itu, pemesanan pesawat terbaru yang dilakukan Lion Air ke Boeing diakukan pada 15 Mei 2018 yakni sebanyak 50 unit pesawat 737 Max 10.
Lalu, jika Lion Air membatalkan ratusan pesanan pesawat itu, seberapa besar dampak yang diterima Boeing?
Dari sisi jumlah pesanan, bisa dibilang dampaknya mungkin saja kecil karena Boeing sendiri saat ini mengalami backlog (pesanan pesawat yang belum terkirim) dengan jumlah ribuan unit.
Dikutip dari berita CNBC International, hingga akhir 2017 jumlah backlog pesawat komersial Boeing mencapai 5.864 unit. Jumlah tersebut merepresentasikan sekitar 7 tahun produksi, ujar Boeing.
Meskipun demikian, pembatalan order dari Lion Air mungkin bisa berdampak dari dimensi yang berbeda selain hanya dari sisi jumlah pemesanan pesawat.
[Gambas:Video CNBC]
(ray/ray) Next Article Boeing Lion Air Gangguan di Cockpit, Pesawat Return To Base!
Hal itu diberitakan Reuters, Selasa (4/12/2018), mengutip dari sumber yang dekat dengan Rusdi Kirana. Sumber Reuters itu mengatakan Rusdi Kirana sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.
Reuters juga menyebut saat ini pesanan Lion Air yang belum dikirim oleh Boeing total berjumlah 190 unit pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Setelah sebelumnya Boeing telah mengirim 197 unit pesawat ke maskapai Berlogo Kepala Singa itu.
Adapun berdasarkan keterangan resmi Lion Air dikutip pada 31 Juli 2017, jumlah pemesanan total Boeing 737 Max 8 adalah 218 unit.
Dari jumlah itu tentunya sudah ada yang dikirim, di mana Lion Air pernah menyatakan sudah mengoperasikan 11 unit 737 Max 8, termasuk 1 unit yang jatuh pada Oktober lalu.
Sementara itu, pemesanan pesawat terbaru yang dilakukan Lion Air ke Boeing diakukan pada 15 Mei 2018 yakni sebanyak 50 unit pesawat 737 Max 10.
Lalu, jika Lion Air membatalkan ratusan pesanan pesawat itu, seberapa besar dampak yang diterima Boeing?
Dari sisi jumlah pesanan, bisa dibilang dampaknya mungkin saja kecil karena Boeing sendiri saat ini mengalami backlog (pesanan pesawat yang belum terkirim) dengan jumlah ribuan unit.
Dikutip dari berita CNBC International, hingga akhir 2017 jumlah backlog pesawat komersial Boeing mencapai 5.864 unit. Jumlah tersebut merepresentasikan sekitar 7 tahun produksi, ujar Boeing.
Meskipun demikian, pembatalan order dari Lion Air mungkin bisa berdampak dari dimensi yang berbeda selain hanya dari sisi jumlah pemesanan pesawat.
(ray/ray) Next Article Boeing Lion Air Gangguan di Cockpit, Pesawat Return To Base!
Most Popular