
Perubahan Iklim, Jakarta Punya Potensi Investasi Rp 440 T
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
30 November 2018 17:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata ada peluang investasi yang dapat diambil para pengusaha di tengah perubahan iklim yang menghantui berbagai negara di dunia.
Peningkatan suhu Bumi yang diperkirakan mencapai 3 derajat dalam 100 tahun ke depan akan mencairkan es kutub sehingga menaikkan permukaan laut yang akan membanjiri daratan.
"Ini adalah ancaman besar," kata Senior Country Officer International Finance Corporation (IFC) Jack Sidik, Jumat (30/11/2018).
"Kita ingin mempromosikan bahwa perubahan iklim ini bukan hanya risiko tapi ada peluang bagi investor dan swasta yang ingin berinvestasi untuk penanggulangan impact ini," tambahnya.
Dalam laporan Climate Investment Opportunites yang dipublikasikan organisasi yang berada di bawah Bank Dunia (World Bank/ WB) itu hari Jumat, disebutkan bahwa enam kota di negara berkembang dunia memiliki potensi investasi sebesar US$29,4 triliun (Rp 420.162 triliun) di tengah perubahan iklim sampai dengan 2030.
Jakarta sendiri, menurut IFC, memiliki total potensi investasi hingga US$30,85 miliar (Rp 440 triliun). Potensi tersebut antara lain dalam proyek gedung hijau US$16 miliar, energi terbarukan US$3 miliar, kendaraan listrik US$7 miliar, air perkotaan US$3 miliar, limbah US$725 juta, dan transportasi umum US$660 juta.
"Sektor paling besar adalah green building baik di dunia maupun di Jakarta," kata Green Building Leads IFC Indonesia Sandra Pranoto, Jumat.
"Dari semua region yang paling besar investasinya adalah green building total US$24.7 triliun dari total di seluruh sektor US$29.4 triliun," tambahnya.
Selain Jakarta, ada lima kota lagi yang diteliti IFC dalam laporannya, yaitu Nairobi di Kenya yang memiliki peluang investasi US$8,5 miliar, Mexico City di Meksiko (US$37,5 miliar), Amman di Yordania(US$12 miliar, Belgrade di Serbia (US$5,5 miliar), dan Rajkot di India (US$4 miliar).
(prm) Next Article Ini Alasan Bank Dunia Gelontorkan Pinjaman Rp 212 T
Peningkatan suhu Bumi yang diperkirakan mencapai 3 derajat dalam 100 tahun ke depan akan mencairkan es kutub sehingga menaikkan permukaan laut yang akan membanjiri daratan.
"Ini adalah ancaman besar," kata Senior Country Officer International Finance Corporation (IFC) Jack Sidik, Jumat (30/11/2018).
Dalam laporan Climate Investment Opportunites yang dipublikasikan organisasi yang berada di bawah Bank Dunia (World Bank/ WB) itu hari Jumat, disebutkan bahwa enam kota di negara berkembang dunia memiliki potensi investasi sebesar US$29,4 triliun (Rp 420.162 triliun) di tengah perubahan iklim sampai dengan 2030.
Jakarta sendiri, menurut IFC, memiliki total potensi investasi hingga US$30,85 miliar (Rp 440 triliun). Potensi tersebut antara lain dalam proyek gedung hijau US$16 miliar, energi terbarukan US$3 miliar, kendaraan listrik US$7 miliar, air perkotaan US$3 miliar, limbah US$725 juta, dan transportasi umum US$660 juta.
"Sektor paling besar adalah green building baik di dunia maupun di Jakarta," kata Green Building Leads IFC Indonesia Sandra Pranoto, Jumat.
"Dari semua region yang paling besar investasinya adalah green building total US$24.7 triliun dari total di seluruh sektor US$29.4 triliun," tambahnya.
Selain Jakarta, ada lima kota lagi yang diteliti IFC dalam laporannya, yaitu Nairobi di Kenya yang memiliki peluang investasi US$8,5 miliar, Mexico City di Meksiko (US$37,5 miliar), Amman di Yordania(US$12 miliar, Belgrade di Serbia (US$5,5 miliar), dan Rajkot di India (US$4 miliar).
(prm) Next Article Ini Alasan Bank Dunia Gelontorkan Pinjaman Rp 212 T
Most Popular