Internasional

Ini Alasan Bank Dunia Gelontorkan Pinjaman Rp 212 T

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 March 2020 17:15
Bank Dunia akan meggelontorkan pembiayaan hingga Rp 212 T
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Direksi Bank Dunia (World Bank) dan IFC telah setuju untuk meningkatkan pembiayaan jalur cepat menjadi senilai US$ 14 miliar (sekitar Rp 212,3 T) pada Rabu (18/3/2020).

Pendanaan itu akan digunakan untuk membantu negara-negara anggota menghadapi pandemi virus corona (COVID-19). Mulai dari pendanaan untuk pencegahan penyakit, diagnosis, dan perawatan, juga untuk menopang sektor swasta yang telah dirugikan wabah ini.



Dari total US$ 14 miliar itu, sebanyak US$ 8 miliar berasal dari IFC. Sebelumnya, anggota World Bank Group itu hanya berniat mengucurkan US$ 6 miliar ke dalam paket tersebut. Sisanya US$ 6 miliar berasal dari Bank Dunia.

"Sangat penting bagi kami untuk mempersingkat waktu pemulihan. Paket ini memberikan dukungan mendesak kepada bisnis dan pekerjanya untuk mengurangi dampak finansial dan ekonomi dari penyebaran COVID-19," kata David Malpass, presiden World Bank Group dalam rilis di websitenya.

"World Bank Group berkomitmen terhadap respons yang cepat dan fleksibel berdasarkan kebutuhan negara-negara berkembang. Operasi pemberian dukungan sudah berlangsung, dan alat pendanaan yang diperbesar yang disetujui hari ini akan membantu menopang ekonomi, perusahaan dan pekerjaan."

Pengumuman yang disampaikan kedua lembaga itu dikeluarkan saat jumlah kasus corona terus meningkat di seluruh dunia, di mana saat ini ada sebanyak 199.475 kasus. Sedangkan angka kematian juga meningkat menjadi 8.009 dan pasien sembuh sebanyak 82.800 orang.

Dalam hal penyebaran, virus asal Wuhan, China itu sudah menyebar ke sekitar 155 negara. Banyak negara yang terdampak telah melaporkan kerugian berat dalam ekonominya, dan bahkan beberapa negara terancam masuk ke dalam resesi akibat wabah ini. Wabah ini juga terancam menekan pertumbuhan ekonomi global.

Hal-hal itu termasuk beberapa alasan bagi Bank Dunia dan IFC menyuntikkan pendanaan tersebut.



"Tidak hanya pandemi ini yang merenggut nyawa, tetapi dampaknya terhadap ekonomi dan standar kehidupan kemungkinan akan lebih lama dari fase darurat kesehatan. Dengan memastikan klien kami mempertahankan operasi mereka selama ini, kami berharap sektor swasta di negara berkembang akan lebih siap untuk membantu ekonomi pulih lebih cepat," kata Philippe Le Houérou, Kepala Eksekutif IFC.

"Pada gilirannya, ini akan membantu kelompok rentan untuk lebih cepat memulihkan mata pencaharian mereka dan terus berinvestasi di masa depan."

[Gambas:Video CNBC]




(res) Next Article Tiga Tahun Pandemi, Warga Wuhan Sudah Nggak Takut Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular