
IFC Bank Dunia Rilis Platform Pembiayaan Kesehatan Rp 56 T

Jakarta, CNBC Indonesia - International Finance Corp (IFC) meluncurkan platform pembiayaan senilai US$ 4 miliar (sekitar RP 56 triliun) pada Rabu (29/7/2020). Platform tersebut dirilis dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan pasokan produk-produk kesehatan yang penting di negara-negara berkembang untuk membantu mereka memerangi pandemi virus corona (COVID-19).
IFC merupakan anak usaha Kelompok Bank Dunia (World Bank Group) yang bergerak di sektor swasta. Inisiatif yang dibentuk lembaga itu juga sebagian besar ditujukan pada proyek-proyek sektor swasta untuk memproduksi produk-produk seperti peralatan perlindungan pribadi (APD), ventilator dan peralatan medis lainnya, test kit virus corona, obat-obatan terapeutik dan vaksin.
Menurut Reuters, IFC menyumbang US$ 2 miliar dalam sumber daya internal tersebut, di mana sisa US$ 2 miliar lainnya akan diperoleh dari mitra-mitra sektor swasta.
Kelompok itu juga berniat untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk memanfaatkan dana tambahan, kata Kepala Operasi IFC Stephanie von Friedeburg kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Dia menambahkan bahwa IFC juga bekerja sama dengan aliansi vaksin global GAVI untuk mengidentifikasi dan membiayai proyek-proyek yang mampu meningkatkan produksi vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan permintaan di seluruh dunia untuk produk-produk perawatan kesehatan yang penting, sekarang telah melebihi pasokan sebanyak lebih dari US$ 60 miliar per tahun.
Produk awal yang dibiayai oleh platform IFC akan difokuskan pada kebutuhan pasokan segera, tetapi jangka panjang, platform ini bertujuan untuk membiayai proyek-proyek yang akan membangun sistem perawatan kesehatan negara berkembang dan mengurangi ketergantungan mereka pada rantai pasokan global, kata von Friedeburg.
"Kami harus memperluas kapasitas layanan serta pasokan untuk membuat masa depan yang lebih tangguh," kata von Friedeburg.
"Karena beberapa peralatan yang lebih canggih, seperti ventilator, dirancang sebagian besar di negara-negara maju, sebagian dari pembiayaan tersebut dapat digunakan untuk negara-negara kaya, tetapi dengan komitmen untuk memasok negara-negara berkembang,"
Platform baru ini dibentuk dengan fasilitas pembiayaan jalur cepat senilai US$ 8 miliar yang dibuat oleh IFC pada bulan Maret untuk menjaga agar perusahaan tetap terlindungi dan mendukung pekerjaan di negara berkembang. Sejauh ini, lembaga pemberi pinjaman itu telah berkomitmen sebesar US$ 3,7 miliar dalam dana ini, termasuk menambah likuiditas untuk klien yang sudah ada dan usaha kecil.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Bank Dunia Gelontorkan Pinjaman Rp 212 T
