Internasional

Gawat! Tsunami Kebangkrutan Hantui Perusahaan Asia Pasifik

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 September 2020 15:54
Ilustrasi resesi Singapura. AP/
Foto: Ilustrasi resesi Singapura. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Asia Pasifik diminta berhati-hati. Wilayah ini disebut akan mengalami krisis keuangan yang "merusak" karena banyaknya perusahaanya yang bangkrut.

Hal ini dikatakan Wakil Presiden Asia Pasifik International Finance Corp (IFC), lembaga anggota Bank Dunia (World Bank) yang didedikasikan untuk membantu sektor swasta di beberapa negara berkembang. Bahkan, angkanya diperkirakan naik 30% karena corona (Covid-19).



"Yang bisa terjadi adalah ketika bank membuka pembukuannya dalam enam bulan atau 12 bulan, mereka menyadari bahwa rasio kredit macet bukan 2% tapi 20%," kata Alfonso Garcia Mora sebagaimana ditulis Reuters, Kamis (17/9/2020).

"Sangat berbahaya," ujarnya lagi seraya mengatakan di kala banyak perusahaan telah diberi moratorium pembayaran pinjaman, bank sentral tak memiliki lembaga keuangan untuk secara teratur memantau solvabilitas perusahaan.



Mengutip analisis World Bank dan Bank Penyelesaian Internasional (Bank for International Settlement/ BIS) diperkirakan 50% perusahaan tidak akan memiliki pendapatan yang cukup untuk membayar pinjaman.

Bukan hanya itu, Garcia Mora mengatakan sistem peradilan di kawasan juga tidak siap pada lonjakan dalam kasus kebangkrutan. Ia mengatakan Asia Pasifik memulainya dengan krisis kesehatan lalu krisis ekonomi dan krisis keuangan.

"Kita (Asia Pasifi) mungkin akan memiliki banyak perusahaan 'zombie' di sekitar kita yang tidak akan dapat dilikuidasi," ujarnya.

"Ada kasus lain di mana kita perlu melakukan likuidasi yang seharusnya tak dilakukan."

Pada Juni, World Bank memperkirakan bahwa ekonomi Asia Pasifik berkontraksi 0,5% di 2020. Ini pertumbuhan terendah sejak 1967.

World Bank juga memprediksi 100 juta orang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem dengan penghasilan di bawah US$ 1,90 sehari. Setengah orang miskin baru akan datang dari wilayah Asia Pasifik, khususnya Asia Selatan.

"Kita menghadapi situasi yang sangat mengerikan sejauh menyangkut pengangguran kaum muda," ujar Garcia Mora seraya menyebut 10 hingga 15 juta pekerjaan untuk kaum muda akan hilang di seluruh Asia Pasifik.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-siap! RI Jadi Fokus Bisnis Credit Suisse di Asia Pasifik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular