Duh! 46 Perusahaan di AS Ajukan Bangkrut

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
23 August 2020 15:12
Aksi Anti-lockdown di AS, Demonstran Bawa Senapan. AP/Matthew Dae Smith
Foto: Aksi Anti-lockdown di AS, Demonstran Bawa Senapan. AP/Matthew Dae Smith

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 46 perusahaan di Amerika Serikat dengan total nilai US$ 46 miliar mengajukan bangkrut, nilai yang jauh lebih besar dari yang pernah terjadi.

Dikutip dari Business Insider pada Minggu (23/8/2020), kejadian ini memang sebagai akibat dari terjadinya pandemi Covid-19 yang meruntuhkan segala sektor perekonomian di berbagai belahan dunia.

Bahkan, nilai perusahaan yang mengajukan bangkrut kali ini tercatat lebih parah dibandingkan dengan krisis keuangan pada 2009 lalu. Kala itu, setidaknya perusahaan yang mengajukan bangkrut bernilai US$ 38 miliar. bangkrut.

Sementara itu, sebanyak 157 perusahaan dengan nilai kewajiban US$ 50 juta juga mengajukan bangkrut pada tahun ini. Perusahaan tersebut termasuk 24 perusahaan retail seperti JCPenney, Brooks Brothers, dan Neiman Marcus, yang semuanya mencari perlindungan dari kreditor dalam beberapa bulan terakhir.

Tak hanya itu, perusahaan minyak dan gas besar juga terkena dampaknya. Ada 33 pengajuan di industri tahun ini, termasuk Chesapeake Energy, Whiting Petroleum, dan Diamond Offshore Drilling.

"Ini akan menjadi perjalanan yang bergelombang," ujar kepala operasi New Generation Research Ben Schlapman kepada Financial Times, seperti dikutip dari Business Insider.

"Kami berada di babak pertama dari siklus kebangkrutan ini. Ini akan menyebar jauh ke seluruh industri saat kita masuk ke krisis yang lebih dalam," ujarnya.

Selain itu, ada juga kebangkrutan skala kecil pada tahun ini. Sebanyak 424 perusahaan menyatakan bangkrut hingga 9 Agustus lalu, menurut analisis S&P Global atas perusahaan publik dan perusahaan swasta dengan utang publik.

Lonjakan kebangkrutan perusahaan sangat mengejutkan karena Federal Reserve dan Departemen Keuangan telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang pasar dan menopang ekonomi dalam beberapa bulan terakhir. Upaya mereka berkisar dari membeli obligasi korporasi hingga menalangi maskapai penerbangan dan mengirimkan paket stimulus.


(wia/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelombang Kebangkrutan Korporasi Masih Berlanjut, Madesu?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular