Tips Agar Perusahaan Tak Bangkrut Gegara Pandemi Corona

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 August 2020 20:00
Group of business people analysis with marketing report graph, Young specialists are discussing business ideas for new digital start up project.
Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat dunia menghadapi pandemi Covid-19, jelas masa-masa penutupan sebagian wilayah telah berdampak pada bagaimana kehidupan manusia.

Periode penyebaran virus, isolasi diri, hingga ketidakpastian ekonomi tentu akan mengubah cara konsumen berprilaku dalam beberapa tahun ke depan. Perubahan ini, tentu harus dicermati perusahaan-perusahaan di dunia,

McKinsey & Company dalam sebuah riset terbarunya, seperti dikutip CNBC Indonesia, Kamis (20/8/2020), melihat ada perubahan perilaku baru di delapan bidang. Misalnya, peningkatan belanja online, perubahan preferensi merek, hingga angka pengangguran.

Belanja dan konsumsi misalnya, akan lebih banyak melalui e-commerce. Para konsumen juga akan memilih merek-merek tertentu, serta tidak akan secara jor-joran dalam menghabiskan uangnya dalam berbelanja.

Begitu juga dengan kehidupan sosial para konsumen. Masyarakat yang biasanya menggunakan tempat ngopi, restoran, atau tempat hiburan sebagai sarana bersosialisasi, kini akan lebih sering di rumah.

Kondisi ini akan membuat sejumlah perusahaan, terutama ritel menghadapi tantangan yang cukup berat. McKinsey lantas merekomendasikan ha-hal yang perlu dilakukan perusahaan agar tetap bertahan menghadapi new normal.

Misalnya, dengan memperbaiki tingkat kenyamanan para konsumen saat berbelanja. Mulai dari meningkatkan kebersihan, mengganti tata letak barang, hingga menawarkan jam operasional yang lebih lama.

Tak hanya itu,perusahaan juga bisa mempertimbangkan fasilitas drive through untuk beberapa komponen barang. Tak hanya itu, perusahaan juga bisa mengevaluasi kembali lokasi toko fisik agar memudahkan para konsumen.

Selain itu perusahaan bisa mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk meningkatkan keterlibatan sektor digital. Tak hanya itu, perusahaan juga harus memberikan pelayanan kelas satu kepada konsumen agar menumbuhkan kepercayaan kepada pembeli pertama.

Perusahaan juga perlu mengetahui kebutuhan baru yang diperlukan masyarakat. Misalnya, seperti makan siap saji, serta menyesuaikan ukuran kemasan dan memberikan kepastian produk yang dijual belikan dalam keadaan higienis.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apakah Digitalisasi RI Tertinggal Dibandingkan Negara Lain?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular