
Bank Dunia Ungkap 3 'Hantu' Gentayangi Ekonomi RI Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Hal ini terungkap dari rilis Prospek Ekonomi Asia Pasifik, Kamis (10/10/2024).
Wakil Presiden Bank Dunia Asia Pasifik-Timur, Manuela Ferro, menjelaskan bahwa faktor pertama adalah kebijakan terkait dengan perdagangan. Ia menyoroti banyaknya negara yang mulai menerapkan langkah-langkah proteksionis dalam menjalankan kebijakan perdagangan internasional.
"Salah satunya adalah poin perlindungan perdagangan yang kita lihat meningkat di seluruh dunia, dan yang terkadang tertanam dalam langkah-langkah yang disebut atau disebut sebagai kebijakan industri baru yang akan mempengaruhi prospek kawasan yang benar-benar merupakan pusat manufaktur dunia," ungkapnya.
Faktor kedua adalah melambatnya pertumbuhan di China. Diketahui, ekonomi terbesar Asia itu mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang lambat setelah dihantam beberapa persoalan dalam sektor properti dan ekspor
"Pertumbuhan China telah memberikan banyak dampak positif di kawasan tersebut dalam hal pertumbuhan, tetapi perlambatan pertumbuhan tersebut dikombinasikan dengan perlambatan impor, yang melambat lebih cepat daripada ekspor, mengurangi manfaat yang dapat dan akan diperoleh dari pertumbuhan China di seluruh kawasan."
Ketiga yakni perubahan teknologi. Bank Dunia menggarisbawahi bagaimana peralihan kepada teknologi telah memengaruhi pasar tenaga kerja dan pekerjaan.
"Diperkirakan sekitar 2 juta pekerjaan telah tercipta, tetapi pada saat yang sama, teknologi robot telah menggantikan sekitar satu setengah juta pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah dari orang-orang yang melakukan pekerjaan rutin yang lebih mekanis," timpal Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Pasifik-Timur, Aaditya Matoo.
"Jadi, cerita keseluruhannya positif, tetapi dampaknya berbeda-beda, dan tantangannya adalah memungkinkan para pekerja kita untuk menegosiasikan struktur."
Sementara itu, secara makro, Bank Dunia memperkirakan di tahun 2024 tingkat pertumbuhan mencapai 4,8% di wilayah Asia Pasifik-Timur. Kemudian, pertumbuhan melambat sedikit menjadi 4,4% pada tahun 2025.
"Jadi, gambaran keseluruhannya menunjukkan tren positif. Dalam kebanyakan kasus, PDB kita berada pada level yang jauh lebih tinggi dari sebelum pandemi," ungkap Ferro lagi.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Global Naik Jadi 2,6% Tahun Ini
