Februari 2019, Turis di Bali Kena Pungutan Sampah US$10

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
30 November 2018 15:19
Mulai Februari 2019, turis di Bali bakal kena pengutan sampah plastik US$ 10
Foto: Ilustrasi Sampah Plastik di Pantai (REUTERS/Thierry Gouegnon)
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan tengah mengkaji kebijakan pungutan sampah plastik untuk turis. Diharapkan, kebijakan ini mulai berlaku pada Februari 2019 mendatang.

"Kalau bisa tahun ini [dikerjakan] efektif berlaku Februari tahun depan, kan perlu sosialisasi juga," ungkap Luhut dalam bincang santai bersama awak media di Jakarta, Jumat (30/11/2018).



Dikatakan, aturan ini mula-mula bakal diterapkan di daerah pariwisata, salah satunya Bali. Nantinya, pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait pelaksanaan regulasi.

"Iya dong semua [dikelola] daerah. Kami hanya bangunkan sistem, mereka nanti yang melaksanakan. Saya akan rapat dengan Gubernur Bali bahas ini," lanjut Luhut.

Meski demikian, Luhut menegaskan tak ingin gegabah merumuskan kebijakan. Dia tak ingin ada persoalan hukum yang timbul akibat pungutan sampah yang direncanakan sebesar US$10 untuk wisatawan mancanegara dan US$ 1 untuk wisatawan domestik ini.

"Ahli hukum kami lagi selesaikan. Kami kan nggak mau salah ambil hukum juga. Jadi lihat dan jumlahnya berapa dolar sih kita pingin hitung. Yang nyiapin sistemnya anak muda seumur kamu. Betul itu di kantor saya mereka tuh. Milenial yang bikin. Mereka yang bikin saya mana ngerti," tandasnya.

Selain Bali, sejumlah daerah yang bakal dijadikan pilot project di antaranya Labuhan Bajo, dan Banyuwangi. Dikatakan pula, saat ini sudah ada 10 kota/kabupaten yang sudah mengatur ketat penggunaan tas plastik.

Februari 2019, Turis di Bali Kena Pungutan Sampah US$10 Foto: Bangkai paus yang terdampar di perairan Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara ( KARTIKA SUMOLANG/via REUTERS)


"Kepedulian terhadap bahaya sampah plastik sudah besar. Tapi kan kita tidak boleh bunuh plastik. Lalu penggantinya apa? Mungkin bisa alternatif plastik dari singkong. Sampah plastik ini menurut saya harus kita tangani. Kemarin di Kepulauan Seribu ada ikan mati karena limbah," jelasnya.

Upaya pengendalian penggunaan plastik ini bakal dilakukan secara bertahap di seluruh aspek dan daerah. Luhut kembali mengingatkan, bahaya sampah plastik tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kehidupan manusia.

"Memang harus kita bangun kesadaran. Plastik itu bisa jadi mikroplastik yang dimakan ikan. Lalu ikan dimakan manusia yang bisa berdampak pada stunting. Ini bukan masalah Luhut atau Jokowi atau kaya miskin, tapi masalah kita semua," tegasnya.
(gus) Next Article Kurangi Sampah Plastik, Turis Asing ke RI Kena Pungutan US$10

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular