
Di RI Sampah Plastiknya Saja Masih Impor, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih harus mengimpor bahan baku sampah plastik. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan produksi sampah plastik olahan yang di dalam negeri belum maksimal.
Sekjen Indonesian Olefin & Plastic Industry Association (Inaplas), Fajar Budiono mengungkapkan bahwa jumlah sampah plastik yang diimpor per tahun juga tidak sedikit.
"Potensi kapasitas produksi daur ulang 2 juta ton/tahun, tapi kita baru bisa utilisasi di 1,2 juta atau 1,4 juta ton/tahun. Artinya masih ada potensi 600 ribu nggak bisa dipenuhi bahan baku sampah plastik dalam negeri, akibatnya pemain daur ulang itu impor sampah plastik dari luar, ini ironis sekali," katanya dalam Profit CNBC Indonesia, Senin (13/9/21).
Padahal, potensi sampah plastik dari berbagai sektor terbilang besar, utamanya dari konsumsi rumah tangga. Sayang, itu tidak dibarengi oleh manajemen sampah yang baik.
"Kenapa industri dalam negeri nggak bisa manfaatkan 100% sampah plastik dari dalam negeri? Karena manajemen pengelolaan sampah di kita masih belum ideal untuk industri daur ulang yang dimana mengakibatkan ongkos produksi yang mahal, dari sisi pemilihan, penggilingan dan pemprosesan," jelas Fajar.
Padahal, jika kebiasaan memilah sampah secara sederhana dimulai dari rumah masing-masing, maka langkah untuk impor sampah plastik bisa dikurangi bahkan tidak terjadi. Sayang, kebiasaan membagi sampah organik dan non-organik saja belum terjadi.
"Sampah masih campur aduk, tipe sampah kita masih cenderung basah. Manajemen pengelolaan sampah belum diatur dan belum maksimal untuk support industri daur ulang plastik," sebutnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi 'Colek' Gubernur DKI Gara-Gara Masalah Sampah