
Bikin Pabrik Baterai Mobil Listrik, RI Dapat Investasi Rp61 T
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
29 November 2018 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia bakal membangun pabrik baterai untuk mobil dan motor listrik di Morowali, Sulawesi Tengah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, menyampaikan perkembangan rencana ini saat rapat bersama legislatif di Gedung DPR RI, Kamis (29/11/2018).
Dikatakan, peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik ini dijadwalkan berlangsung pada 11 Januari 2019 mendatang. Dalam proyek tersebut, pemerintah tengah menggalang total investasi sekitar US$ 4,3 miliar atau setara Rp 61,8 Triliun (kurs 1 US$ = 14,378.10 IDR).
Sejauh ini, China dan Jepang telah menginvestasikan US$ 700 juta untuk pengembangan baterei listrik di Morowali. Secara rinci adalah sebagai berikut:
- GEM (perusahaan recycle baterai) 36%
- Tsingshan group 21 %
- CATL (perusahaan baterai listrik terbesar di China) 25%
- Hanwa (Jepang) 8%
- Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) 10%
"Investasi dilakukan untuk membangun nickel smelting sebesar 50 ribu ton per tahun, termasuk nickel hydroxites dan cobalt smelting capacity sebesar 4 ribu ton per tahun," beber Luhut.
Dia menjelaskan, investasi sebesar US$ 700 juta ini merupakan nilai investasi awal mereka. "Yang di Morowali, untuk litium baterai nanti total investasi kira-kira US$ 4,3 miliar dari mereka. Mereka itu China, termasuk juga dalam negeri, juga Jepang, dan Korea juga nanti kita ajak," imbuhnya.
Dia menggarisbawahi, Indonesia tidak boleh tergantung pada satu negara tertentu. Karena itu dia menampik anggapan bahwa kebijakan pemerintah didominasi dengan 'kemesraan' dengan satu negara saja.
Dia berharap, langkah awal yang diambil pemerintah ini mampu menghasilkan kemajuan industri kendaraan bermotor listrik secara nasional.
"Ini kita jadi leading dalam litium baterai dunia. Karena dunia sekarang lari kepada litium baterai. Litium baterai ini yang murah dan paling bagus. Indonesia punya cadangan nikel terbesar," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Pabrik Baterai Mobil Listrik Rp 146 T Mulai Dibangun di RI
Dikatakan, peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik ini dijadwalkan berlangsung pada 11 Januari 2019 mendatang. Dalam proyek tersebut, pemerintah tengah menggalang total investasi sekitar US$ 4,3 miliar atau setara Rp 61,8 Triliun (kurs 1 US$ = 14,378.10 IDR).
- GEM (perusahaan recycle baterai) 36%
- Tsingshan group 21 %
- CATL (perusahaan baterai listrik terbesar di China) 25%
- Hanwa (Jepang) 8%
- Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) 10%
"Investasi dilakukan untuk membangun nickel smelting sebesar 50 ribu ton per tahun, termasuk nickel hydroxites dan cobalt smelting capacity sebesar 4 ribu ton per tahun," beber Luhut.
Dia menjelaskan, investasi sebesar US$ 700 juta ini merupakan nilai investasi awal mereka. "Yang di Morowali, untuk litium baterai nanti total investasi kira-kira US$ 4,3 miliar dari mereka. Mereka itu China, termasuk juga dalam negeri, juga Jepang, dan Korea juga nanti kita ajak," imbuhnya.
Dia menggarisbawahi, Indonesia tidak boleh tergantung pada satu negara tertentu. Karena itu dia menampik anggapan bahwa kebijakan pemerintah didominasi dengan 'kemesraan' dengan satu negara saja.
![]() |
Dia berharap, langkah awal yang diambil pemerintah ini mampu menghasilkan kemajuan industri kendaraan bermotor listrik secara nasional.
"Ini kita jadi leading dalam litium baterai dunia. Karena dunia sekarang lari kepada litium baterai. Litium baterai ini yang murah dan paling bagus. Indonesia punya cadangan nikel terbesar," pungkasnya.
(gus/gus) Next Article Pabrik Baterai Mobil Listrik Rp 146 T Mulai Dibangun di RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular