Komponen Mobil Listrik, Luhut: Ayo Pakai Dalam Negeri

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 October 2019 21:06
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia bisa meningkatkan daya saing di dunia global.
Foto: Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/Efrem Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia- Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia bisa meningkatkan daya saing di dunia global karena menjadi bagian dalam supply chain dunia.

Hal ini diungkapkannya pada Penandatanganan MoU kerjasama percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Kantor BPPT rabu (16/10/2019).

"Kita bukan akan impor semua, kita akan jadi global player karena supply chain," katanya. Supply chain yang Luhut maksud adalah besarnya sumber daya alam yang bisa digarap, termasuk nikel.

Di samping itu, mobil listrik menjadi bagian yang akan serius digodok saat ini. Melalui Perpres 55 no. 2019 tentang tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) Untuk Transportasi Jalan, Luhut mengatakan agar bahan baku pembuatan listrik diupayakan berasal dari Indonesia.


"Kalau bisa sebanyak-banyaknya pakai dalam negeri. Ayo peras otak kita masing-masing teknologi apa yg bisa kita buat," paparnya.

Tidak ketinggalan, Luhut juga menceritakan pengalamannya kala berada di Gedung Putih. Saat itu, ex Senior Advisor untuk Gedung Putih Vallerie Jarrett menyindir Indonesia yang memiliki tuan yakni China. Namun, Luhut menolaknya dan mengatakan bahwa China berinvestasi di Indonesia.

"Mereka saya kasih 4 syarat untuk investasi. saya katakan, you guys. Send your people. kita bisa banyak bekerja sama. Indonesia negara yang terlalu besar. We are not stupid," sebutnya di depan audiens.

Ia juga mengatakan investasi yang prosesnya sedang berjalan yakni dari Amerika. "Tanggal 22 timnya sudah datang ke jakarta. Dia Komit 100 juta dollar," sebutnya.


Pun dengan Hongkong yang berencana membawa uangnya ke Indonesia dengan nilai US$ 860 milliar dollar.

Awalnya, uang ini akan disimpan di Singapura. Namun urung terjadi karena Hongkong menganggap sebagai kompetitor negaranya dalam bisnis. Dalam meresponnya, Luhut menyebut sudah berdiskusi dengan Gubernur BI.

"Saya telpon gubernur BI, bisa gak Holding tax dimainkan. tapi hati-hati. Kita tak mau money laundry," sebutnya.


(dob/dob) Next Article Menko Luhut : Kita Bisa Jadi Global Player Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular