
IMF Pangkas Proyeksi Global, Apa Respons Sri Mulyani?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
16 October 2019 10:16

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah tidak boleh meremehkan dampak signifikan dari perlambatan ekonomi global di tengah perang perdagangan antara dua negara adidaya Amerika Serikat (AS) dan China.
Apalagi dia menegaskan situasi global yang tak kondusif ini juga membuat Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global.
"Kita tidak boleh meremehkan [tren perlambatan] ekonomi global, dampak signifikan dalam lipatan globalisasi. Di area tengah, prediksi perdagangan menunjukkan situasi adanya risiko," kata Sri Mulyani saat membuka The 1st ASEAN CPA Conference - Broaden The Horizon di Inaya Putri Nusa Dua, Bali, Rabu (16/10/2019).
IMF mencatat, pertumbuhan perdagangan dunia pada kuartal I-2019 juga hanya mencapai 0,5%, atau yang terlesu sejak 2012.
Menkeu mengatakan situasi global saat ini sangat fluktuatif. Dalam beberapa tahun terakhir, proteksionisme perdagangan AS dan China juga berdampak ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Dalam setahun penuh, dengan meningkatnya proteksionisme dan tensi perdagangan AS-China dan semua mitra dagang mereka, terutama ke China juga berdampak pada pertumbuhan global, dan juga ke ASEAN.
"Tensi ini merusak kemajuan sosial ekonomi. Kondisi ini membuat kondisi semakin sulit dan berlanjut pada 2019. Situasi ini dinamis, risiko, kemarin IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,2% menjadi 3,0%, merevisi turun perkiraan ekonomi global."
Sri Mulyani menegaskan negara berkembang termasuk Indonesia juga terdampak, dari sisi arus keluar modal. Ke depan, Indonesia perlu fokus pada reformasi dalam hal investasi dan lebih kompetitif guna mendukung ekspor.
IMF sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini jadi 3%, dari sebelumnya 3,2%. Ini merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu. Pemangkasan proyeksi ini akibat perang dagang yang terjadi antara AS dan China.
Dilansir dari AFP, Selasa (15/10/2019), perang dagang menurunkan kepercayaan para pebisnis serta membuat investasi dunia lesu. Pada 2020, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5% menjadi 3,4%.
Dalam laporan terbarunya, IMF memberi peringatan bahwa akan terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi serta ketidakpastian kapan bakal pulih kembali. Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath, mengatakan prospek ekonomi dunia bakal sulit, dan tidak boleh ada kesalahan dalam pengambilan kebijakan.
Perang dagang yang terjadi juga membuat IMF memangkas pertumbuhan ekonomi AS 2019 menjadi 2,4% dari sebelumnya 2,6%. "Untuk AS, ketidakpastian hubungan dagang berdampak negatif terhadap investasi, namun penyerapan tenaga kerja dan konsumsi masyarakat tetap baik," kata Gita.
Pertumbuhan ekonomi China 2019 diproyeksikan mencapai 6,1% atau turun dari proyeksi awal 6,2%. Untuk 2020, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi 5,8% atau turun dari proyeksi semula 6%.
Namun angka pertumbuhan ekonomi RI versi IMF di 2019 ini masih sama dengan proyeksi di Juli 2019 lalu, tetap di level 5%. Sebelumnya di data April, IMF sempat memproyeksikan ekonomi RI tumbuh 5,2% namun direvisi di April lalu.
(tas) Next Article LIVE! Sri Mulyani Buka-bukaan Jurus RI Hadapi Resesi
Apalagi dia menegaskan situasi global yang tak kondusif ini juga membuat Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global.
"Kita tidak boleh meremehkan [tren perlambatan] ekonomi global, dampak signifikan dalam lipatan globalisasi. Di area tengah, prediksi perdagangan menunjukkan situasi adanya risiko," kata Sri Mulyani saat membuka The 1st ASEAN CPA Conference - Broaden The Horizon di Inaya Putri Nusa Dua, Bali, Rabu (16/10/2019).
Menkeu mengatakan situasi global saat ini sangat fluktuatif. Dalam beberapa tahun terakhir, proteksionisme perdagangan AS dan China juga berdampak ke negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Dalam setahun penuh, dengan meningkatnya proteksionisme dan tensi perdagangan AS-China dan semua mitra dagang mereka, terutama ke China juga berdampak pada pertumbuhan global, dan juga ke ASEAN.
"Tensi ini merusak kemajuan sosial ekonomi. Kondisi ini membuat kondisi semakin sulit dan berlanjut pada 2019. Situasi ini dinamis, risiko, kemarin IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global dari 3,2% menjadi 3,0%, merevisi turun perkiraan ekonomi global."
Sri Mulyani menegaskan negara berkembang termasuk Indonesia juga terdampak, dari sisi arus keluar modal. Ke depan, Indonesia perlu fokus pada reformasi dalam hal investasi dan lebih kompetitif guna mendukung ekspor.
IMF sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini jadi 3%, dari sebelumnya 3,2%. Ini merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu. Pemangkasan proyeksi ini akibat perang dagang yang terjadi antara AS dan China.
Dilansir dari AFP, Selasa (15/10/2019), perang dagang menurunkan kepercayaan para pebisnis serta membuat investasi dunia lesu. Pada 2020, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5% menjadi 3,4%.
Dalam laporan terbarunya, IMF memberi peringatan bahwa akan terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi serta ketidakpastian kapan bakal pulih kembali. Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath, mengatakan prospek ekonomi dunia bakal sulit, dan tidak boleh ada kesalahan dalam pengambilan kebijakan.
Perang dagang yang terjadi juga membuat IMF memangkas pertumbuhan ekonomi AS 2019 menjadi 2,4% dari sebelumnya 2,6%. "Untuk AS, ketidakpastian hubungan dagang berdampak negatif terhadap investasi, namun penyerapan tenaga kerja dan konsumsi masyarakat tetap baik," kata Gita.
Pertumbuhan ekonomi China 2019 diproyeksikan mencapai 6,1% atau turun dari proyeksi awal 6,2%. Untuk 2020, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi 5,8% atau turun dari proyeksi semula 6%.
Namun angka pertumbuhan ekonomi RI versi IMF di 2019 ini masih sama dengan proyeksi di Juli 2019 lalu, tetap di level 5%. Sebelumnya di data April, IMF sempat memproyeksikan ekonomi RI tumbuh 5,2% namun direvisi di April lalu.
(tas) Next Article LIVE! Sri Mulyani Buka-bukaan Jurus RI Hadapi Resesi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular