
Kabinet Jokowi Jilid 2: dari Sri Mulyani, Luhut, Sandi & AHY
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 October 2019 08:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa kemarin (15/10/2019).
Jokowi memang sudah terbiasa memanggil jajaran kabinetnya, tanpa sepengetahuan awak media. Namun kali ini, mungkin ada satu hal serius yang ingin dibicarakan secara khusus kepada Sri Mulyani dan Luhut Pandjaitan.
Beberapa sumber CNBC Indonesia yang ikut dalam menyusun struktur nomenklatur kabinet baru Jokowi memastikan bahwa Sri Mulyani dan Luhut Binsar Pandjaitan akan tetap berada di tubuh kabinet Jokowi.
"Sri Mulyani bertahan. Masih sebagai Menkeu," kata sumber tersebut.
"Pak Luhut itu pembantu Presiden yang kerap pasang badan. Sekali eksekusi beres. Walaupun enggak nyambung sebagai Menko Maritim dan banyak musuhnya," kata salah seorang pejabat di lingkungan Istana.
"Tapi kinerjanya banyak membawa investor masuk dan sebagai Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF-World Bank patut diacungi jempol," kata sumber tersebut.
Sri Mulyani, usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan membantah ketika disinggung apakah pertemuannya dengan Jokowi ikut membahas potensinya dirinya kembali mengisi jajaran kabinet.
"Enggak," kata Sri Mulyani singkat.
Usai menjawab pertanyaan media, Sri Mulyani langsung menuju Kantor Menteri Sekretariat Negara Pratikno. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku akan membicarakan masalah impor tekstil yang membludak.
Pertemuan di Gedung Kementerian Sekretariat Negara bersifat tertutup, media pun hanya menunggu di depan lobi utama gedung. Tidak diketahui secara pasti, apa yang menjadi perbincangan antara Sri Mulyani dengan Pratikno.
Namun sayangnya, Sri Mulyani justru berhasil mengecoh awak media yang sudah menunggu untuk meminta konfirmasi perihal kemungkinan dirinya kembali mengisi kursi kabinet di periode kedua pemerintahan Jokowi.
Tak hanya Sri Mulyani, Luhut Pandjaitan juga enggan berkomentar banyak mengenai kepastian dirinya bertahan sebagai menteri. Hal ini ditegaskan Luhut usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan.
"Ya kalau saya ngomong, masa saya cerita ke kamu," tegas Luhut.
Luhut berkilah, bahwa pertemuannya dengan Jokowi hanya menyampaikan perkembangan terbaru atas minat investasi yang datang dari Uni Emirat Arab (UEA) beberapa waktu yang lalu.
Isu Sandiaga Uno & AHY Masuk Kabinet Menguat
Jajaran kabinet pemerintahan Jokowi di periode kedua kemungkinan akan diisi oleh kader-kader dari partai oposisi. Isu tersebut diperkuat setelah Jokowi dalam beberapa hari terakhir melakukan pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono/SBY (Partai Demokrat) dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra).
Prabowo Subianto usai melakukan pertemuan dengan Jokowi di Istana Merdeka pun sudah melakukan safari politik, yang diramal sebagai upaya Gerindra agar ada salah satu anggota dari partainya bisa duduk di kursi pemerintahan.
Mencuatlah nama Sandiaga Uno. Hal itu karena kini Sandiaga baru saja mengumumkan lewat akun Instagram pada Selasa (15/10/2019) bahwa dirinya kini bergabung dengan Partai Gerindra.
(tas) Next Article Disebut Jadi Menteri Lagi, Sri Mulyani Jawab Dengan Senyuman
Jokowi memang sudah terbiasa memanggil jajaran kabinetnya, tanpa sepengetahuan awak media. Namun kali ini, mungkin ada satu hal serius yang ingin dibicarakan secara khusus kepada Sri Mulyani dan Luhut Pandjaitan.
Beberapa sumber CNBC Indonesia yang ikut dalam menyusun struktur nomenklatur kabinet baru Jokowi memastikan bahwa Sri Mulyani dan Luhut Binsar Pandjaitan akan tetap berada di tubuh kabinet Jokowi.
"Sri Mulyani bertahan. Masih sebagai Menkeu," kata sumber tersebut.
![]() |
"Pak Luhut itu pembantu Presiden yang kerap pasang badan. Sekali eksekusi beres. Walaupun enggak nyambung sebagai Menko Maritim dan banyak musuhnya," kata salah seorang pejabat di lingkungan Istana.
"Tapi kinerjanya banyak membawa investor masuk dan sebagai Ketua Panitia Nasional Penyelenggara Pertemuan Tahunan IMF-World Bank patut diacungi jempol," kata sumber tersebut.
Sri Mulyani, usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan membantah ketika disinggung apakah pertemuannya dengan Jokowi ikut membahas potensinya dirinya kembali mengisi jajaran kabinet.
"Enggak," kata Sri Mulyani singkat.
Usai menjawab pertanyaan media, Sri Mulyani langsung menuju Kantor Menteri Sekretariat Negara Pratikno. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengaku akan membicarakan masalah impor tekstil yang membludak.
Pertemuan di Gedung Kementerian Sekretariat Negara bersifat tertutup, media pun hanya menunggu di depan lobi utama gedung. Tidak diketahui secara pasti, apa yang menjadi perbincangan antara Sri Mulyani dengan Pratikno.
Namun sayangnya, Sri Mulyani justru berhasil mengecoh awak media yang sudah menunggu untuk meminta konfirmasi perihal kemungkinan dirinya kembali mengisi kursi kabinet di periode kedua pemerintahan Jokowi.
Tak hanya Sri Mulyani, Luhut Pandjaitan juga enggan berkomentar banyak mengenai kepastian dirinya bertahan sebagai menteri. Hal ini ditegaskan Luhut usai bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan.
"Ya kalau saya ngomong, masa saya cerita ke kamu," tegas Luhut.
Luhut berkilah, bahwa pertemuannya dengan Jokowi hanya menyampaikan perkembangan terbaru atas minat investasi yang datang dari Uni Emirat Arab (UEA) beberapa waktu yang lalu.
![]() |
Isu Sandiaga Uno & AHY Masuk Kabinet Menguat
Jajaran kabinet pemerintahan Jokowi di periode kedua kemungkinan akan diisi oleh kader-kader dari partai oposisi. Isu tersebut diperkuat setelah Jokowi dalam beberapa hari terakhir melakukan pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono/SBY (Partai Demokrat) dan Prabowo Subianto (Partai Gerindra).
Prabowo Subianto usai melakukan pertemuan dengan Jokowi di Istana Merdeka pun sudah melakukan safari politik, yang diramal sebagai upaya Gerindra agar ada salah satu anggota dari partainya bisa duduk di kursi pemerintahan.
Mencuatlah nama Sandiaga Uno. Hal itu karena kini Sandiaga baru saja mengumumkan lewat akun Instagram pada Selasa (15/10/2019) bahwa dirinya kini bergabung dengan Partai Gerindra.
Sandiaga digadang-gadang akan menduduki sejumlah posisi antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Ditemui di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019), Sandi memberikan jawaban normatif perihal rumor itu.
"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk jadi menteri.
Secara khusus, Sandi meyakini bahwa pemerintah membutuhkan masukan dari luar. Untuk itu perlu ada mitra kritis yang konstruktif dan menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa. Dengan begitu, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan.
"Pengangguran ada di nomor dua terburuk di ASEAN. Penciptaan lapangan kerja kita nggak jalan, sementara Vietnam, dengan adanya perang dagang China dan Amerika ini meraup untung," jelasnya.
Sementara itu, Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memberikan sinyal kuat jajaran kabinet pemerintahan Jokowi di periode kedua diisi oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhy Prabowo.
Keduanya merupakan kader Partai Demokrat dan Partai Gerindra, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi oposisi pemerintah. KSP pun mengamini, keduanya berpotensi masuk ke jajaran kabinet.
"Ya. Mudah-mudahan dengan izin Allah SWT mereka bisa diterima oleh bapak Presiden untuk memperkuat jajaran kementerian mendatang," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kedeputian IV Ali Mochtar Ngabalin, Selasa (15/10/2019).
Susunan kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin memang sudah dipastikan rampung. Namun, masih terbuka kemungkinan formasi kabinet berubah.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi usai menerima perwakilan siswa sekolah dasar Jayapura dan Asmat, Provinsi Papua, di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
"Mungkin ada pertimbangan, masih bisa," kata Jokowi, Jumat (11/10/2019).
Jokowi tak memungkiri pertimbangan perubahan susunan kabinet muncul pasca melakukan pertemuan dengan Presiden RI ke-6 SBY. Jokowi mengamini pertanyaan awak media perihal hal ini.
Momen pertemuan antara Jokowi-SBY hadir di tengah isu merapatnya Demokrat ke dalam koalisi pemerintahan. Partai Demokrat bahkan mengonfirmasi telah melakukan komunikasi dengan Jokowi.
Komunikasi tersebut lantas ditindaklanjuti dengan pengajuan 14 program prioritas Partai Demokrat yang merupakan program untuk 5 tahun ke depan yang disebut telah dikomunikasikan dengan pemerintah.
Putra SBY, AHY bahkan telah dikonfirmasi menjadi salah satu kader yang disiapkan Demokrat untuk membantu pemerintahan.
Sementara itu, Edhy Prabowo memang disebut-sebut menjadi satu dari tiga kader yang telah diajukan Gerindra untuk mengisi posisi jajaran menteri, meskipun hal tersebut dibantah tegas oleh perwakilan partai.
Ditemui di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019), Sandi memberikan jawaban normatif perihal rumor itu.
"Jadi, kalau itu (pembentukan kabinet) kan (hak) prerogatif presiden. Prerogatif presiden ya kita hormati, kita hargai," ujarnya menjawab pertanyaan apakah menolak jika ditunjuk jadi menteri.
Secara khusus, Sandi meyakini bahwa pemerintah membutuhkan masukan dari luar. Untuk itu perlu ada mitra kritis yang konstruktif dan menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa. Dengan begitu, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan.
"Pengangguran ada di nomor dua terburuk di ASEAN. Penciptaan lapangan kerja kita nggak jalan, sementara Vietnam, dengan adanya perang dagang China dan Amerika ini meraup untung," jelasnya.
Sementara itu, Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memberikan sinyal kuat jajaran kabinet pemerintahan Jokowi di periode kedua diisi oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhy Prabowo.
Keduanya merupakan kader Partai Demokrat dan Partai Gerindra, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi oposisi pemerintah. KSP pun mengamini, keduanya berpotensi masuk ke jajaran kabinet.
"Ya. Mudah-mudahan dengan izin Allah SWT mereka bisa diterima oleh bapak Presiden untuk memperkuat jajaran kementerian mendatang," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kedeputian IV Ali Mochtar Ngabalin, Selasa (15/10/2019).
Susunan kabinet pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin memang sudah dipastikan rampung. Namun, masih terbuka kemungkinan formasi kabinet berubah.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi usai menerima perwakilan siswa sekolah dasar Jayapura dan Asmat, Provinsi Papua, di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
"Mungkin ada pertimbangan, masih bisa," kata Jokowi, Jumat (11/10/2019).
Jokowi tak memungkiri pertimbangan perubahan susunan kabinet muncul pasca melakukan pertemuan dengan Presiden RI ke-6 SBY. Jokowi mengamini pertanyaan awak media perihal hal ini.
Momen pertemuan antara Jokowi-SBY hadir di tengah isu merapatnya Demokrat ke dalam koalisi pemerintahan. Partai Demokrat bahkan mengonfirmasi telah melakukan komunikasi dengan Jokowi.
Komunikasi tersebut lantas ditindaklanjuti dengan pengajuan 14 program prioritas Partai Demokrat yang merupakan program untuk 5 tahun ke depan yang disebut telah dikomunikasikan dengan pemerintah.
Putra SBY, AHY bahkan telah dikonfirmasi menjadi salah satu kader yang disiapkan Demokrat untuk membantu pemerintahan.
Sementara itu, Edhy Prabowo memang disebut-sebut menjadi satu dari tiga kader yang telah diajukan Gerindra untuk mengisi posisi jajaran menteri, meskipun hal tersebut dibantah tegas oleh perwakilan partai.
(tas) Next Article Disebut Jadi Menteri Lagi, Sri Mulyani Jawab Dengan Senyuman
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular