
Kilang Balikpapan EPC di 2019, Kapan yang Lain Menyusul?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 November 2018 14:15

Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah kabar kilang Balikpapan direncanakan mulai pengerjaan perancangan/desain (Engineering), pengadaan material/peralatan (Procurement) dan pelaksanaan konstruksi (Construction) atau EPC di tahun depan, PT Pertamina (Persero) juga memberi kabar terkait proyek kilang-kilang lainnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, selain kilang Balikpapan, BUMN migas ini juga akan melakukan percepatan pengerjaan kilang Tuban, yang bukan hanya kilang saja, tetapi juga petrokimia.
"Hari ini sudah proses lahan, baik lahan LHK maupun warga, kami juga lakukan reklamasi. Prosesnya semoga cepat, jadi ini baru. Kami lakukan bersama dengan Roseneft," ujar Nicke kepada media saat dijumpai dalam gelaran Pertamina Energy Forum 2018, di Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Lebih lanjut, Nicke menuturkan, untuk kilang lainnya, misalnya kilang Bontang, perusahaan akan melakukan tanda tangan frame work agreement di Desember mendatang. Sedangkan untuk kilang Cilacap, Nicke menyebutkan, pihak Saudi Aramco yang merupakan mitra Pertamina di blok tersebut, masih mekakukan finalisasi.
"Kami lakukan land clearing di Cilacap," kata Nicke.
Adapun, untuk kilang Balongan, Nicke menyebutkan, dalam gelaran tahunan IMF kemarin, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan CPC Corporation Taiwan untuk membangun kilangnya. Ia menuturkan, prosesnya bisa menjadi valuable product.
Kemudian untuk kilang Plaju dan Dumai, Nicke menjelaskan, prosesnya bukan membangun baru, melainkan mengonversi solar dan BBM, menjadi green fuel.
"Kami arahkan ke green avtur dengan menggunakan CPO, kami bisa B100, kami bikin long term agreement. Waktu yang diperlukan 24 bulan, dan ini dalam pertengahan bulan depan, kami agreement dengan ENI untuk bisa melakukan konversi tersebut," pungkas Nicke.
Sebagai informasi, kilang-kilang tersebut merupakan proyek yang terdiri dari empat Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek pengembangan di kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai serta dua proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban dan Bontang.
(gus) Next Article Megahnya Proyek Kilang 'Raksasa' Pertamina Balikpapan Rp100 T
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan, selain kilang Balikpapan, BUMN migas ini juga akan melakukan percepatan pengerjaan kilang Tuban, yang bukan hanya kilang saja, tetapi juga petrokimia.
Lebih lanjut, Nicke menuturkan, untuk kilang lainnya, misalnya kilang Bontang, perusahaan akan melakukan tanda tangan frame work agreement di Desember mendatang. Sedangkan untuk kilang Cilacap, Nicke menyebutkan, pihak Saudi Aramco yang merupakan mitra Pertamina di blok tersebut, masih mekakukan finalisasi.
"Kami lakukan land clearing di Cilacap," kata Nicke.
Adapun, untuk kilang Balongan, Nicke menyebutkan, dalam gelaran tahunan IMF kemarin, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan CPC Corporation Taiwan untuk membangun kilangnya. Ia menuturkan, prosesnya bisa menjadi valuable product.
Kemudian untuk kilang Plaju dan Dumai, Nicke menjelaskan, prosesnya bukan membangun baru, melainkan mengonversi solar dan BBM, menjadi green fuel.
"Kami arahkan ke green avtur dengan menggunakan CPO, kami bisa B100, kami bikin long term agreement. Waktu yang diperlukan 24 bulan, dan ini dalam pertengahan bulan depan, kami agreement dengan ENI untuk bisa melakukan konversi tersebut," pungkas Nicke.
![]() |
Sebagai informasi, kilang-kilang tersebut merupakan proyek yang terdiri dari empat Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek pengembangan di kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai serta dua proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban dan Bontang.
(gus) Next Article Megahnya Proyek Kilang 'Raksasa' Pertamina Balikpapan Rp100 T
Most Popular