
Internasional
Produksi Disetop, General Motors PHK 14.000 Karyawan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 November 2018 10:50

Jakarta, CNBC Indonesia - General Motors (GM) berencana untuk menghentikan produksi di sejumlah pabrik di Amerika Serikat (AS) dan Kanada tahun depan dan memotong lebih dari 14.000 pekerjaan dalam restrukturisasi besar-besaran yang akan menelan biaya hingga US$ 3,8 miliar.
Sebagai tanggapan, United Auto Workers (UAW) berjanji untuk menggunakan "setiap jalur hukum, kontrak dan jalur perundingan bersama" untuk menentang perubahan itu.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengkritik keputusan perusahaan pembuat mobil tersebut.
"Saya tidak senang," kata Trump kepada wartawan di halaman Gedung Putih pada Senin (26/11/2018), berbicara tentang CEO Mary Barra. "Kau tahu, Amerika Serikat menyelamatkan General Motors. Keputusannya untuk membawa perusahaan itu keluar dari Ohio tidak baik. Kurasa dia akan segera membatalkannya."
Sementara itu, melansir CNBC International, Trudeau sudah memposting tanggapannya di Twitter lebih dulu untuk menyatakan dukungan bagi para pekerja di Oshawa Car Assembly Plant, di Ontario. "Kemarin, saya berbicara dengan Mary Barra @GM untuk mengungkapkan kekecewaan saya yang mendalam dalam penutupan itu," katanya. Dia bertemu dengan Direktur Ekonomi Nasional Larry Kudlow di Gedung Putih beberapa jam setelah membuat pengumuman tersebut.
Pembuat mobil asal Detroit mengatakan pabrik di Ohio, Michigan, Maryland, dan Ontario akan "tidak dialokasikan" pada 2019 dan akan menghentikan operasi di dua pabrik tambahan di luar Amerika Utara pada akhir tahun depan. Perusahaan juga akan menghentikan operasi di pabrik penggerak di White Marsh, Maryland, dan Warren, Michigan.
Meski perusahaan memutuskan untuk secara efektif menutup pabrik-pabrik itu, namun GM tidak mengatakan secara langsung bahwa mereka akan tutup. Penutupan sebuah pabrik adalah masalah negosiasi dengan UAW, kata juru bicara GM Stephanie Rice dalam sebuah email.
"Kami mengumumkan penghentian produksi beberapa produk tertentu yang mengakibatkan sejumlah pabrik tidak akan berproduksi," katanya.
Perusahaan berencana untuk memotong 15% dari pekerjaannya, sehingga harus mengurangi 25% dari jajaran eksekutifnya, kata perusahaan itu. Pemotongan akan menghilangkan lebih dari 14.000 pekerjaan, sekitar 8.100 posisi ahli (white collar) dan lebih dari 6.000 pekerjaan pabrik, menurut perusahaan.
GM mempekerjakan 180.000 orang pada 31 Desember, 77.000 di antaranya digaji, menurut pengarsipan peraturan. Sekitar 51.000 karyawan diwakili oleh serikat pekerja, termasuk UAW.
"Keputusan tak berperasaan oleh GM untuk mengurangi atau menghentikan operasi di pabrik-pabrik Amerika, serta membuka atau meningkatkan produksi di Meksiko dan pabrik-pabrik China untuk penjualan ke konsumen Amerika, adalah, dalam implementasinya, sangat merusak tenaga kerja Amerika kami," kata Terry Dittes, seorang Wakil presiden UAW yang memimpin negosiasi dengan GM.
Reorganisasi diperkirakan menghemat sekitar US$ 6 miliar per tahun pada akhir 2020, kata perusahaan itu. Perusahaan sebelumnya mencoba menipiskan peringkatnya melalui pembelian yang ditawarkan kepada sekitar 18.000 karyawan yang memenuhi syarat pada bulan Oktober.
Mantan Wakil Direktur Utama GM Bob Lutz mengatakan bahwa pembuat mobil secara historis akan meningkatkan insentif penjualan untuk mencoba menjual lebih banyak mobil sebelum beralih ke penutupan pabrik.
"Saat ini GM melihat kenyataan yang sulit, bisa dikatakan kami punya masalah permintaan pada mobil, apa yang akan kami lakukan tentang hal itu. Kami harus menutup beberapa fasilitas dan memindahkan produksi ke pabrik truk," kata Lutz kepada "Halftime Report". "Jadi saya pikir apa yang kami lihat adalah manajemen GM yang bertindak cepat dan berorientasi pada kenyataan."
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Sebagai tanggapan, United Auto Workers (UAW) berjanji untuk menggunakan "setiap jalur hukum, kontrak dan jalur perundingan bersama" untuk menentang perubahan itu.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga mengkritik keputusan perusahaan pembuat mobil tersebut.
Sementara itu, melansir CNBC International, Trudeau sudah memposting tanggapannya di Twitter lebih dulu untuk menyatakan dukungan bagi para pekerja di Oshawa Car Assembly Plant, di Ontario. "Kemarin, saya berbicara dengan Mary Barra @GM untuk mengungkapkan kekecewaan saya yang mendalam dalam penutupan itu," katanya. Dia bertemu dengan Direktur Ekonomi Nasional Larry Kudlow di Gedung Putih beberapa jam setelah membuat pengumuman tersebut.
![]() |
Pembuat mobil asal Detroit mengatakan pabrik di Ohio, Michigan, Maryland, dan Ontario akan "tidak dialokasikan" pada 2019 dan akan menghentikan operasi di dua pabrik tambahan di luar Amerika Utara pada akhir tahun depan. Perusahaan juga akan menghentikan operasi di pabrik penggerak di White Marsh, Maryland, dan Warren, Michigan.
Meski perusahaan memutuskan untuk secara efektif menutup pabrik-pabrik itu, namun GM tidak mengatakan secara langsung bahwa mereka akan tutup. Penutupan sebuah pabrik adalah masalah negosiasi dengan UAW, kata juru bicara GM Stephanie Rice dalam sebuah email.
"Kami mengumumkan penghentian produksi beberapa produk tertentu yang mengakibatkan sejumlah pabrik tidak akan berproduksi," katanya.
Perusahaan berencana untuk memotong 15% dari pekerjaannya, sehingga harus mengurangi 25% dari jajaran eksekutifnya, kata perusahaan itu. Pemotongan akan menghilangkan lebih dari 14.000 pekerjaan, sekitar 8.100 posisi ahli (white collar) dan lebih dari 6.000 pekerjaan pabrik, menurut perusahaan.
"Keputusan tak berperasaan oleh GM untuk mengurangi atau menghentikan operasi di pabrik-pabrik Amerika, serta membuka atau meningkatkan produksi di Meksiko dan pabrik-pabrik China untuk penjualan ke konsumen Amerika, adalah, dalam implementasinya, sangat merusak tenaga kerja Amerika kami," kata Terry Dittes, seorang Wakil presiden UAW yang memimpin negosiasi dengan GM.
Reorganisasi diperkirakan menghemat sekitar US$ 6 miliar per tahun pada akhir 2020, kata perusahaan itu. Perusahaan sebelumnya mencoba menipiskan peringkatnya melalui pembelian yang ditawarkan kepada sekitar 18.000 karyawan yang memenuhi syarat pada bulan Oktober.
Mantan Wakil Direktur Utama GM Bob Lutz mengatakan bahwa pembuat mobil secara historis akan meningkatkan insentif penjualan untuk mencoba menjual lebih banyak mobil sebelum beralih ke penutupan pabrik.
"Saat ini GM melihat kenyataan yang sulit, bisa dikatakan kami punya masalah permintaan pada mobil, apa yang akan kami lakukan tentang hal itu. Kami harus menutup beberapa fasilitas dan memindahkan produksi ke pabrik truk," kata Lutz kepada "Halftime Report". "Jadi saya pikir apa yang kami lihat adalah manajemen GM yang bertindak cepat dan berorientasi pada kenyataan."
(roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular