
Menaker: Pola Kerja Milenial ke Arah 'Working Without Jobs'
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
19 November 2018 16:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, mengingatkan para kepala daerah tentang pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) melek teknologi. Seruan ini disampaikan di sela acara bertajuk penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan 2018 (Integra 2018).
M Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah ke depan akan semakin fokus untuk meningkatkan kualitas SDM. Menurutnya, SDM yang terampil menjadi kunci untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"SDM juga harus melek teknologi. Jika SDM di Indonesia melek teknologi, maka ekonomi kita bisa tumbuh hingga 7%," katanya, Senin (19/11/2018).
Hanif menambahkan, pembangunan ketenagakerjaan selama 4 tahun terakhir menunjukan kemajuan yang cukup baik. Di mana, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 67,26%, tingkat pengangguran berada yang rendah yakni 5,34%, serta tingkat pekerja yang bekerja sektor formal mencapai 43,16%.
"Karena itu, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia sebagaimana hasil riset McKinsey Global Institute yang meramalkan Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030," lanjut Kemenaker.
Lebih lanjut, dia juga sempat menyinggung adanya perubahan pola kerja. Dikatakan, di masa depan banyak anak-anak muda yang cenderung 'working without jobs'.
"Mereka kerja namun seolah-olah tidak punya pekerjaan. Di sisi lain, ekosistem ketenagakerjaan saat ini punya tantangan besar. Pengusaha stres, pekerja stres, pemerintah stres. Banyak perusahaan sulit cari tenaga kerja skill. Sebaliknya banyak masyarakat ngaku sulit cari kerja," imbuhnya.
Sementara, dalam ajang kali ini ada 19 kategori penghargaan yang diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan kepada 13 pemerintah daerah sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian pembangunan ketenagakerjaan di masing-masing daerah. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengapresiasi para kepala daerah yang mendapatkan penghargaan.
"Ke depan, Indeks Prestasi Ketenagakerjaan diharapkan bisa menjadi barometer untuk pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia. Indeks yang disusun oleh Kementerian Ketenagakerjaan ini mengaplikasikan variabel SDGs," tutur Khairul.
Dalam menentukan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) 2018, Kementerian Ketenagakerjaan mengukur 9 Indikator Utama dan 22 Sub Indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan.
Dari pengukuran tersebut, diperoleh daerah-daerah yang mendapatkan IPK tertinggi dari berbagai kategori yang sekaligus menjadi penerima penghargaan dalam INTEGRA 2018, yaitu:
Provinsi Dengan Urusan ketenagakerjaan Besar
Terbaik Pertama : Sulawesi Selatan
Terbaik kedua : Jawa Timur
Terbaik Ketiga : Jawa Tengah
Provinsi Dengan Urusan Ketenagakerjaan Sedang
Terbaik Pertama : Kalimantan Timur
Terbaik Kedua : DKI Jakarta
Terbaik Ketiga : D.I. Yogyakarta
Provinsi Dengan Urusan Ketenagakerjaan Kecil
Terbaik Pertama : Sulawesi Tengah
Terbaik Kedua : Kalimantan Utara
Terbaik Ketiga : Sulawesi Utara
Provinsi Dengan Akselerasi Indeks Terbaik
Pemenang : Sulawesi Utara
Provinsi Dengan Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : D.I. Yogyakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : Bali
Provinsi Dengan Indikator Utama Kesempatan Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Pelatihan Dan Kompetensi Kerja Terbaik
Pemenang : Kalimantan Selatan
Provinsi Dengan Indikator Utama Produktivitas Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Hubungan Industrial Terbaik
Pemenang : Sumatera Barat
Provinsi Dengan Indikator Utama Kondisi Lingkungan Kerja Terbaik
Pemenang : Jawa Tengah
Provinsi Dengan Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Terbaik
Pemenang : Jawa Barat
Provinsi Dengan Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
(ray/ray) Next Article Menaker Sebut 4 Isu Strategis Pelindungan Pekerja Migran
M Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah ke depan akan semakin fokus untuk meningkatkan kualitas SDM. Menurutnya, SDM yang terampil menjadi kunci untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"SDM juga harus melek teknologi. Jika SDM di Indonesia melek teknologi, maka ekonomi kita bisa tumbuh hingga 7%," katanya, Senin (19/11/2018).
Hanif menambahkan, pembangunan ketenagakerjaan selama 4 tahun terakhir menunjukan kemajuan yang cukup baik. Di mana, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 67,26%, tingkat pengangguran berada yang rendah yakni 5,34%, serta tingkat pekerja yang bekerja sektor formal mencapai 43,16%.
"Karena itu, Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia sebagaimana hasil riset McKinsey Global Institute yang meramalkan Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030," lanjut Kemenaker.
Lebih lanjut, dia juga sempat menyinggung adanya perubahan pola kerja. Dikatakan, di masa depan banyak anak-anak muda yang cenderung 'working without jobs'.
"Mereka kerja namun seolah-olah tidak punya pekerjaan. Di sisi lain, ekosistem ketenagakerjaan saat ini punya tantangan besar. Pengusaha stres, pekerja stres, pemerintah stres. Banyak perusahaan sulit cari tenaga kerja skill. Sebaliknya banyak masyarakat ngaku sulit cari kerja," imbuhnya.
Sementara, dalam ajang kali ini ada 19 kategori penghargaan yang diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan kepada 13 pemerintah daerah sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian pembangunan ketenagakerjaan di masing-masing daerah. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengapresiasi para kepala daerah yang mendapatkan penghargaan.
"Ke depan, Indeks Prestasi Ketenagakerjaan diharapkan bisa menjadi barometer untuk pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia. Indeks yang disusun oleh Kementerian Ketenagakerjaan ini mengaplikasikan variabel SDGs," tutur Khairul.
Dalam menentukan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan (IPK) 2018, Kementerian Ketenagakerjaan mengukur 9 Indikator Utama dan 22 Sub Indikator Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan.
Dari pengukuran tersebut, diperoleh daerah-daerah yang mendapatkan IPK tertinggi dari berbagai kategori yang sekaligus menjadi penerima penghargaan dalam INTEGRA 2018, yaitu:
Provinsi Dengan Urusan ketenagakerjaan Besar
Terbaik Pertama : Sulawesi Selatan
Terbaik kedua : Jawa Timur
Terbaik Ketiga : Jawa Tengah
Provinsi Dengan Urusan Ketenagakerjaan Sedang
Terbaik Pertama : Kalimantan Timur
Terbaik Kedua : DKI Jakarta
Terbaik Ketiga : D.I. Yogyakarta
Provinsi Dengan Urusan Ketenagakerjaan Kecil
Terbaik Pertama : Sulawesi Tengah
Terbaik Kedua : Kalimantan Utara
Terbaik Ketiga : Sulawesi Utara
Provinsi Dengan Akselerasi Indeks Terbaik
Pemenang : Sulawesi Utara
Provinsi Dengan Indikator Utama Perencanaan Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : D.I. Yogyakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Penduduk dan Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : Bali
Provinsi Dengan Indikator Utama Kesempatan Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Pelatihan Dan Kompetensi Kerja Terbaik
Pemenang : Kalimantan Selatan
Provinsi Dengan Indikator Utama Produktivitas Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
Provinsi Dengan Indikator Utama Hubungan Industrial Terbaik
Pemenang : Sumatera Barat
Provinsi Dengan Indikator Utama Kondisi Lingkungan Kerja Terbaik
Pemenang : Jawa Tengah
Provinsi Dengan Indikator Utama Pengupahan dan Kesejahteraan Pekerja Terbaik
Pemenang : Jawa Barat
Provinsi Dengan Indikator Utama Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terbaik
Pemenang : DKI Jakarta
(ray/ray) Next Article Menaker Sebut 4 Isu Strategis Pelindungan Pekerja Migran
Most Popular