Sri Mulyani Nilai B20 Belum Efektif Selamatkan Devisa

Samuel Pablo & Iswari Anggit, CNBC Indonesia
15 November 2018 20:20
Sri Mulyani minta B20 dilakukan monitoring untuk lebih efektif.
Foto: Peluncuran Mandatori B20 di Lapangan Kementerian Keuangan, Jumat (31/8/2018) (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kebijakan B20 yang berjalan sejak 1 September 2018 belum begitu efektif untuk menekan angka impor solar.

"Pelaksanaan B20 dari 1 September sampai 13 November belum menunjukkan penurunan impor solar baik dari volume atau devisa BUMN kita sendiri, ini yang masih harus diperbaiki," ujar Sri Mulyani saat paparan APBN Kita di Kementerian Keuangan, Kamis (15/11/2018).



Dari data monitoring impor solar kementerian disimpulkan bahwa devisa impor solar rata-rata harian meningkat sedangkan volume menurun pasca-kebijakan B20, hingga 13 November 2018. Volume impor, kata Sri Mulyani, menurun secara harian sebesar 7,5% dibanding impor solar rata-rata harian per 1 Januari hingga 31 Agustus 2018 (sebelum B20 berlaku).

"Kita masih meminta agar Pertamina dan ESDM monitoring. Devisa impor naik tinggi karena kenaikan harga impor," pintanya.

Sementara, dilihat dari sisi devisa impor BBM masih ada kenaikan 4,7%. Untuk solar, dari Januari hingga Agustus 2018 per harinya menghabiskan US$ 14,52 juta. Sementara sejak 1 September hingga 13 November, rata-rata per harinya US$ 15,2 juta.

Kementerian juga mencatat peningkatan impor solar sebanyak 13,8% secara YoY, dan volume impor terbesar masih dari Pertamina yang tumbuh 60,72%.

Dijumpai terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan untuk impor solar ada kenaikan di Oktober karena jumlah hari lebih banyak. "Harus dibandingkan, bulan sebelumnya kan turun besar. Misal turun 35% lalu sekarang naik 35% jadi kan balance."

Soal efektivitas B20, Djoko mengatakan kebijakan ini baru berjalan beberapa bulan dan masih berlangsung. Sementara kebutuhan impor masih tetap. "Kalau B20 kan 20% campurannya, ya turunnya sebesar itu. Kalau tidak ada B20 kan impornya lebih besar," kata Djoko.
(gus/gus) Next Article Berkat B20, Impor Solar Turun 4.000 KL/Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular