
Saat Apple Keok Lawan Ponsel China di India
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
07 November 2018 16:14

BENGALURU, CNBC Indonesia - Samee Alam (27 tahun), seorang insinyur perangkat lunak di Bengaluru, India, bersiap mengambil lompatan besar dalam kehidupannya. Ia berniat membeli produk kenamaan lansiran Apple, yaitu iPhone, dalam Festival Diwali.
Namun, alih-alih memilih produk yang direncanakan, hati Alam malah takluk pada pesaing Apple asal China, yaitu OnePlus. Mengapa? Karena harganya yang lebih murah.
Alam menggunakan ponsel selama berjam-jam untuk menonton acara, berselancar, dan berbelanja. Konsumen seperti Alam merupakan target sempurna untuk Apple Inc yang berusaha meningkatkan penjualan di India.
Akan tetapi, di negara di mana pendapatan per kapita rata-rata adalah sekitar US$2.000 (Rp 29 juta) per tahun, tidaklah mudah memiliki ponsel Apple. Misalnya seri XR yang berada pada harga 76.900 rupee ($1.058).
Harga seri XR sekitar dua kali lipat dibanding ponsel alternatif lain. Apple jelas sebuah pilihan yang sangat sulit untuk digapai karena menghabiskan setengah dari total gaji per tahun.
Counterpoint Research, sebuah lembaga yang berbasis di Hong Kong mengatakan, penjualan iPhone menurun. Menurut perkiraan mereka, dari 3 juta ponsel pada 2017, penjualan mungkin turun menjadi 2 juta pada tahun ini. Sebuah penurunan pertama dalam 4 tahun terakhir.
Lebih dari setengah dari penjualan tersebut akan berasal dari model yang lebih murah. Faktor lain adalah fakta bahwa India kurang maju. Masalah-masalah ini dikutip minggu lalu oleh CEO Apple Tim Cook.
Bahkan di segmen premium untuk kategori ponsel dengan harga lebih dari US$400, Apple tertinggal oleh Samsung dan OnePlus pada kuartal-III.
"Saya tidak pernah menggunakan iPhone dan saya tertarik untuk mencobanya. Tapi itu tidak masuk akal," kata Alam, yang bekerja untuk salah satu perusahaan yang telah berinvestasi di Kota Bengaluru di India selatan. Bengaluru sering disebut Silicon Valley India.
"Saya mencari storage, kamera, prosesor di ponsel, dan alternatif lebih murah seperti OnePlus yang lebih bernilai untuk uang. Satu unit iPhone baru harganya hampir 100.000 rupee. Saya bisa mendapatkan 3 ponsel bagus senilai itu atau bahkan laptop gaming yang layak."
Penjualan Mac yang solid dan harga unit iPhone yang tinggi membuat total pendapatan Apple sebesar US$2 miliar di India tahun lalu masih 2 kali lipat dari OnePlus, yang hanya menjual ponsel. Tapi data Counterpoint mengatakan celah itu juga akan menyusut.
Kepala OnePlus India Vikas Agarwal mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa 10%-15% pelanggan baru dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi pembelot dari Apple. Hal itu menunjukkan ada perpindahan loyalis.
Pembelaan Apple
Masalah Apple lebih dari sekadar harga. Perusahaan menghadapi sejumlah masalah peraturan dan kehilangan beberapa eksekutif seniornya di India pada awal tahun ini.
Seorang juru bicara Apple mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi orang-orang yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa kemungkinan hal itu terkait dengan keputusan perusahaan mengubah sistem distribusi.
Apple telah memangkas jumlah distributor di negara itu menjadi 2 dari 5. Sumber-sumber, yang menolak untuk diidentifikasi karena mereka memiliki hubungan bisnis dengan Apple, juga mengatakan veteran perusahaan Michel Columb masih bekerja memantapkan relasi bisnis sejak mengambil kendali operasi India Desember 2017.
Apple menolak berkomentar lebih lanjut.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah berusaha untuk mendorong produsen elektronik ke dalam manufaktur lokal. Caranya dengan terus menghilangkan bea masuk atas rantai pasokan dari telepon sederhana ke chipset dan board yang canggih.
Bersama dengan perusahaan lokal seperti Lava, raksasa ponsel global, termasuk Samsung Electronics Co Ltd, Oppo dan Xiaomi Corp telah merespons secara agresif. Caranya dengan menginvestasikan jutaan dolar pada pabrik di sekitar Bengaluru dan pusat teknologi Delhi Noida.
Apple adalah satu-satunya pemain utama yang tidak memproduksi ponsel di negara itu. Patut dicatat Apple hanya merakit 2 model mahal yang lebih murah melalui Wistron Corp di Bengaluru.
Pakar industri mengatakan hal itu berimbas pada kinerja perusahaan yang masih mengimpor sekitar 70%-80% perangkat dari ponselnya. Itu membuat bea masuk yang tinggi yang pada gilirannya membuat ponsel menjadi mahal.
Di Amerika Serikat (AS), iPhone XR berharga US$749 atau sekitar 54.400 rupee, hanya dua pertiga dari harga ecerannya di India. Di luar itu, sementara ponsel AS disubsidi di bawah kesepakatan dengan operator nirkabel. Sementara ponsel Apple di India tidak.
"Apple tidak memiliki cukup kepercayaan. Dalam sistem manufaktur India sekarang untuk mendirikan pabrik dan memindahkan beberapa manufaktur dari China," kata analis Navkendar Singh dari perusahaan konsultan teknologi IDC.
"Dalam prosesnya mereka kehilangan sekitar 15%-20% dari insentif pajak mereka ... yang sebenarnya dapat mereka berikan kepada konsumen."
Toko yang sepi
Diwali, Festival Lampu, adalah waktu penjualan puncak untuk elektronik di India. Tetapi toko berlisensi Apple di salah satu pusat perbelanjaan besar Bengaluru terlihat sepi pada Sabtu lalu.
"Fitur ponsel yang muncul sangat mirip dengan iPhone," kata penjual Aejaz Ahmed. Ia menambahkan volume penjualan telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir. "Sangat sulit untuk membedakan dari kejauhan karena mereka terlihat sangat mirip," ujar Ahmed.
Staf penjualan di beberapa toko di Bengaluru dan Chennai terdekat menunjuk peluncuran ponsel OnePlus terbaru sebagai masalah utama bagi pembuat ponsel AS. Dengan uang 37.999 rupee, perusahaan China berhasil menjual ponsel setengah harga iPhone XR.
Neil Shah, dari Counterpoint mengatakan basis pengguna Apple di India akan menurun sekitar 10% menjadi sembilan juta pengguna tahun ini.
"Jika basis pengguna Anda menurun, Anda kehilangan pegangan di pasar," katanya. "Basis pelanggan baru tidak akan datang."
(miq/miq) Next Article iPhone-nya Dibuat di China, Apple Kaji Dampak Perang Dagang
Namun, alih-alih memilih produk yang direncanakan, hati Alam malah takluk pada pesaing Apple asal China, yaitu OnePlus. Mengapa? Karena harganya yang lebih murah.
Alam menggunakan ponsel selama berjam-jam untuk menonton acara, berselancar, dan berbelanja. Konsumen seperti Alam merupakan target sempurna untuk Apple Inc yang berusaha meningkatkan penjualan di India.
Harga seri XR sekitar dua kali lipat dibanding ponsel alternatif lain. Apple jelas sebuah pilihan yang sangat sulit untuk digapai karena menghabiskan setengah dari total gaji per tahun.
Counterpoint Research, sebuah lembaga yang berbasis di Hong Kong mengatakan, penjualan iPhone menurun. Menurut perkiraan mereka, dari 3 juta ponsel pada 2017, penjualan mungkin turun menjadi 2 juta pada tahun ini. Sebuah penurunan pertama dalam 4 tahun terakhir.
Lebih dari setengah dari penjualan tersebut akan berasal dari model yang lebih murah. Faktor lain adalah fakta bahwa India kurang maju. Masalah-masalah ini dikutip minggu lalu oleh CEO Apple Tim Cook.
Bahkan di segmen premium untuk kategori ponsel dengan harga lebih dari US$400, Apple tertinggal oleh Samsung dan OnePlus pada kuartal-III.
"Saya tidak pernah menggunakan iPhone dan saya tertarik untuk mencobanya. Tapi itu tidak masuk akal," kata Alam, yang bekerja untuk salah satu perusahaan yang telah berinvestasi di Kota Bengaluru di India selatan. Bengaluru sering disebut Silicon Valley India.
"Saya mencari storage, kamera, prosesor di ponsel, dan alternatif lebih murah seperti OnePlus yang lebih bernilai untuk uang. Satu unit iPhone baru harganya hampir 100.000 rupee. Saya bisa mendapatkan 3 ponsel bagus senilai itu atau bahkan laptop gaming yang layak."
Penjualan Mac yang solid dan harga unit iPhone yang tinggi membuat total pendapatan Apple sebesar US$2 miliar di India tahun lalu masih 2 kali lipat dari OnePlus, yang hanya menjual ponsel. Tapi data Counterpoint mengatakan celah itu juga akan menyusut.
Kepala OnePlus India Vikas Agarwal mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa 10%-15% pelanggan baru dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi pembelot dari Apple. Hal itu menunjukkan ada perpindahan loyalis.
![]() |
Pembelaan Apple
Masalah Apple lebih dari sekadar harga. Perusahaan menghadapi sejumlah masalah peraturan dan kehilangan beberapa eksekutif seniornya di India pada awal tahun ini.
Seorang juru bicara Apple mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan. Tetapi orang-orang yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa kemungkinan hal itu terkait dengan keputusan perusahaan mengubah sistem distribusi.
Apple telah memangkas jumlah distributor di negara itu menjadi 2 dari 5. Sumber-sumber, yang menolak untuk diidentifikasi karena mereka memiliki hubungan bisnis dengan Apple, juga mengatakan veteran perusahaan Michel Columb masih bekerja memantapkan relasi bisnis sejak mengambil kendali operasi India Desember 2017.
Apple menolak berkomentar lebih lanjut.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah berusaha untuk mendorong produsen elektronik ke dalam manufaktur lokal. Caranya dengan terus menghilangkan bea masuk atas rantai pasokan dari telepon sederhana ke chipset dan board yang canggih.
Bersama dengan perusahaan lokal seperti Lava, raksasa ponsel global, termasuk Samsung Electronics Co Ltd, Oppo dan Xiaomi Corp telah merespons secara agresif. Caranya dengan menginvestasikan jutaan dolar pada pabrik di sekitar Bengaluru dan pusat teknologi Delhi Noida.
Apple adalah satu-satunya pemain utama yang tidak memproduksi ponsel di negara itu. Patut dicatat Apple hanya merakit 2 model mahal yang lebih murah melalui Wistron Corp di Bengaluru.
Pakar industri mengatakan hal itu berimbas pada kinerja perusahaan yang masih mengimpor sekitar 70%-80% perangkat dari ponselnya. Itu membuat bea masuk yang tinggi yang pada gilirannya membuat ponsel menjadi mahal.
Di Amerika Serikat (AS), iPhone XR berharga US$749 atau sekitar 54.400 rupee, hanya dua pertiga dari harga ecerannya di India. Di luar itu, sementara ponsel AS disubsidi di bawah kesepakatan dengan operator nirkabel. Sementara ponsel Apple di India tidak.
"Apple tidak memiliki cukup kepercayaan. Dalam sistem manufaktur India sekarang untuk mendirikan pabrik dan memindahkan beberapa manufaktur dari China," kata analis Navkendar Singh dari perusahaan konsultan teknologi IDC.
"Dalam prosesnya mereka kehilangan sekitar 15%-20% dari insentif pajak mereka ... yang sebenarnya dapat mereka berikan kepada konsumen."
Toko yang sepi
Diwali, Festival Lampu, adalah waktu penjualan puncak untuk elektronik di India. Tetapi toko berlisensi Apple di salah satu pusat perbelanjaan besar Bengaluru terlihat sepi pada Sabtu lalu.
"Fitur ponsel yang muncul sangat mirip dengan iPhone," kata penjual Aejaz Ahmed. Ia menambahkan volume penjualan telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir. "Sangat sulit untuk membedakan dari kejauhan karena mereka terlihat sangat mirip," ujar Ahmed.
Staf penjualan di beberapa toko di Bengaluru dan Chennai terdekat menunjuk peluncuran ponsel OnePlus terbaru sebagai masalah utama bagi pembuat ponsel AS. Dengan uang 37.999 rupee, perusahaan China berhasil menjual ponsel setengah harga iPhone XR.
Neil Shah, dari Counterpoint mengatakan basis pengguna Apple di India akan menurun sekitar 10% menjadi sembilan juta pengguna tahun ini.
"Jika basis pengguna Anda menurun, Anda kehilangan pegangan di pasar," katanya. "Basis pelanggan baru tidak akan datang."
![]() |
(miq/miq) Next Article iPhone-nya Dibuat di China, Apple Kaji Dampak Perang Dagang
Most Popular