Pertumbuhan Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Melambat

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
02 November 2018 16:18
Pada Kuartal III-2018, pertumbuhan IMK sebesar 3,88% secara yoy.
Foto: istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada Kuartal III-2018 tumbuh 3,88% secara tahunan (year-on-year).

Namun demikian, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 4,93% maupun periode yang sama tahun lalu sebesar 5,34%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan industri mikro dan kecil sifatnya memang sangat fluktuatif, dalam artian mudah buka dan tutup dalam waktu yang cepat. Kontribusinya terhadap total industri manufaktur juga hanya sebesar 10,12%.

"Tetapi perlu mendapat perhatian karena banyak rumah tangga kecil menggantungkan hidup pada IMK ini," kata Suhariyanto di kantornya, Kamis (1/11/2018).


Pada kuartal III ini, IMK yang tumbuh paling besar secara tahunan adalah industri logam dasar sebesar 18,64%, industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 17,72% dan industri peralatan listrik sebesar 16,18%.

Adapun catatan khusus harus diberikan pada IMK pengolahan tembakau yang turun hingga 44,78% secara tahunan, menjadikannya IMK dengan pertumbuhan negatif terbesar.

"Kualitas produksi IMK tembakau sangat tergantung pada cuaca, kurang air sedikit saja akan mempengaruhi. Jadi IMK tembakau secara kuartalan naik tapi tahunan turun karena irigasi kekurangan air, terutama di sentra produksi di Temanggung, Madura, dan NTB," jelas Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto.


Adapun perlambatan IMK secara keseluruhan ditengarai karena industri mamin dan pakaian jadi hanya tumbuh 1,64% dan 5% secara tahunan. Padahal, kedua industri ini menyumbang 22,44% dan 20,71% terhadap total produksi IMK.
(ray/ray) Next Article Perang Dagang Buat Industri Mainan RI Banjir Order dari China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular