
Perang Dagang Buat Industri Mainan RI Banjir Order dari China
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
14 May 2019 15:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang yang terus berkecamuk antara Amerika Serikat (AS) dan China ternyata membawa berkah tersendiri bagi industri kecil dan menengah (IKM) mainan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengungkapkan, China diketahui membuka pasarnya bagi produk mainan RI tanpa proteksi tarif ataupun non-tarif.
"Untuk otomotif, China memang masih memproteksi pasarnya tapi untuk mainan, sekarang yang di Pasar Gembrong itu, teman-teman industri mainan anak itu sekarang dapat pesanan dari China. Kita sedang persiapkan IKM kita," kata Gati di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Gati menjelaskan, saat ini China sudah tidak lagi memiliki industri mainan anak yang murah. Kendati demikian, mereka masih banyak menerima pesanan dari negara berkembang lain yang menginginkan mainan murah.
"Akhirnya, kita yang produksi. Dengan China kan kita sudah perdagangan bebas, nol persen tarif," jelas Gati.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya fokus mempersiapkan IKM terkait karena hanya IKM yang bisa memproduksi murah dengan variasi produk yang banyak.
"Kalau industri besar, dia bisa produksi massal dengan murah tapi hanya satu variasi produk. Kalau IKM untuk variasi produk yang banyak," imbuhnya.
Simak video terkait industri manufaktur di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Investasi Industri Pengolahan Nonmigas Terus Turun Sejak 2016
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengungkapkan, China diketahui membuka pasarnya bagi produk mainan RI tanpa proteksi tarif ataupun non-tarif.
"Untuk otomotif, China memang masih memproteksi pasarnya tapi untuk mainan, sekarang yang di Pasar Gembrong itu, teman-teman industri mainan anak itu sekarang dapat pesanan dari China. Kita sedang persiapkan IKM kita," kata Gati di Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Gati menjelaskan, saat ini China sudah tidak lagi memiliki industri mainan anak yang murah. Kendati demikian, mereka masih banyak menerima pesanan dari negara berkembang lain yang menginginkan mainan murah.
"Akhirnya, kita yang produksi. Dengan China kan kita sudah perdagangan bebas, nol persen tarif," jelas Gati.
![]() |
Dia menambahkan, saat ini pihaknya fokus mempersiapkan IKM terkait karena hanya IKM yang bisa memproduksi murah dengan variasi produk yang banyak.
"Kalau industri besar, dia bisa produksi massal dengan murah tapi hanya satu variasi produk. Kalau IKM untuk variasi produk yang banyak," imbuhnya.
Simak video terkait industri manufaktur di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Investasi Industri Pengolahan Nonmigas Terus Turun Sejak 2016
Most Popular