Perang Dagang, Apa Saja Ekspor Indonesia ke AS & China?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
14 May 2019 14:54
Terlebih lagi, perseteruan ini akan membuat perekonomian kedua negara semakin tertekan.
Foto: Ilustrasi aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku ekonomi dan industri nasional patut waspada akan dampak dari kisruh dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kepada sektor industri tanah air.

Pasalnya, kala dua kekuatan ekonomi terbesar saling hambat, maka akan membuat arus perdagangan dan rantai pasar global terhambat. Terlebih lagi, perseteruan ini akan membuat perekonomian kedua negara semakin tertekan.

Alhasil, kinerja ekspor Indonesia pun berpeluang terganggu karena penurunan permintaan.

Sebagai informasi total ekspor Indonesia pada tahun 2018 mencapai US$ 180,06 miliar, dimana China berada di posisi pertama sebagai mitra dagang, sedangkan AS berada di posisi ketiga sebagai negara importir.

Berdasarkan data dari United Nation (UN) Comtrade, sepanjang tahun 2018 total ekspor Indonesia ke Negeri Panda mencapai US$ 27,13 miliar atau setara Rp 391,71 triliun (Kurs Rp 14.440/US$). Sementara, AS mengimpor senilai US$ 18,47 miliar atau setara Rp 266,73 triliun produk asal Indonesia.

Kemudian, sebenarnya produk apa saja yang paling banyak dikirim Indonesia ke China dan AS?

Komoditas tanah air yang paling banyak dikirim ke China termasuk:

Kode HS IndukKomoditasNilai Ekspor (Miliar US$)
27Bahan bakar mineral dan produk distilasinya8.79
15Lemak dan minyak dari hewan maupun tumbuhan3.25
72Besi dan Baja2.61
26Bijih, ampas, dan debu1.97
47Bubur kayu, sisa atau scrap dari kertas (termasuk kertas karton)1.89
Sumber: UNComtrade

Sedangkan, komoditas Indonesia yang paling banyak dikirim ke Negeri Paman Sam diantaranya:

Kode HS Induk
Komoditas
Nilai Ekspor (Miliar US$)
62Pakaian dan aksesoris makanan yang tidak dirajut2.28
61Pakaian dan aksesoris makanan yang dirajut2.23
40Karet dan bahan baku karet1.64
64Alas kaki1.42
3Ikan, termasuk krustasea, moluska1.32
Sumber: UNComtrade

Nah, berdasarkan daftar komoditas di atas emiten-emiten yang performa fundamentalnya akan terganggu karena penurunan permintaan adalah emiten produsen batu bara, minyak kelapa sawit, pakaian, besi serta baja.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Kabinet Biden Galak ke China, Yakin Perang Dagang Berakhir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular