
September 2018, Turis China Dominasi Sektor Wisata Indonesia
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 November 2018 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia- Jumlah wisatawan asing yang melancong ke berbagai wilayah Indonesia pada September mencapai 1,35 juta. Sejak Januari sampai September lalu, jumlah turis yang menyambangi Indonesia mencapai 11,9 juta.
Berdasarkan data otoritas statistik, jumlah wisatawan asing pada Oktober secara month to month (mtm) memang terkoreksi 10,56%. Namun secara year on year (yoy) masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 8,11%.
"Ini karena seasonal saja. Penurunan terjadi di Bali dan Tanjung Benoa. Tapi Tanjung Benoa tidak terlalu besar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers, Kamis (1/11/2018).
"Pada Agustus lalu ada event Asian Games. Jadi wajar sebenarnya kalau ini turun," tambah Suhariyanto.
Data BPS menunjukkan, kunjungan wisatawan yang masuk melalui bandara Ngurah Rai, Soekarno Hatta, dan Juanda secara bulan ke bulan terkoreksi cukup dalam. Ngurah Rai -2,71%, Soekarno Hatta -19%, dan Juanda -27,31%.
Meskipun secara tahunan pertumbuhan wisatawan melalui pintu masuk ketiga bandara tersebut masih cukup baik, namun tak setinggi biasanya. Ngurah Rai hanya tumbuh 0,71%, Soekarno Hatta tumbuh 9,83%, dan Juanda 13,46%.
Terkoreksinya jumlah wisatawan pada periode September 2018, turut membuat perkembangan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di periode yang sama turun 1,06 poin dari 60,01 menjadi 58,95.
Lantas, siapa saja pelancong paling besar yang sering mengunjungi Indonesia pada September 2018?
Suhariyanto menyebutkan, bahwa China masih menjadi negara penyumbang turis terbesar ke Indonesia sebanyak 197.690 orang. Ini bukan kali pertama turis China mendominasi kunjungan turis ke dalam negeri.
Kemudian, disusul oleh Malaysia sebanyak 196.615 orang, Timor Leste sebanyak 148.247 orang, Singapura sebanyak 139.936 orang, dan Australia sebanyak 122.864.
(gus/gus) Next Article Maaf, Kunjungan Turis Asing di 2018 Tak Capai Target!
Berdasarkan data otoritas statistik, jumlah wisatawan asing pada Oktober secara month to month (mtm) memang terkoreksi 10,56%. Namun secara year on year (yoy) masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 8,11%.
"Pada Agustus lalu ada event Asian Games. Jadi wajar sebenarnya kalau ini turun," tambah Suhariyanto.
Data BPS menunjukkan, kunjungan wisatawan yang masuk melalui bandara Ngurah Rai, Soekarno Hatta, dan Juanda secara bulan ke bulan terkoreksi cukup dalam. Ngurah Rai -2,71%, Soekarno Hatta -19%, dan Juanda -27,31%.
Meskipun secara tahunan pertumbuhan wisatawan melalui pintu masuk ketiga bandara tersebut masih cukup baik, namun tak setinggi biasanya. Ngurah Rai hanya tumbuh 0,71%, Soekarno Hatta tumbuh 9,83%, dan Juanda 13,46%.
Terkoreksinya jumlah wisatawan pada periode September 2018, turut membuat perkembangan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di periode yang sama turun 1,06 poin dari 60,01 menjadi 58,95.
Lantas, siapa saja pelancong paling besar yang sering mengunjungi Indonesia pada September 2018?
Suhariyanto menyebutkan, bahwa China masih menjadi negara penyumbang turis terbesar ke Indonesia sebanyak 197.690 orang. Ini bukan kali pertama turis China mendominasi kunjungan turis ke dalam negeri.
Kemudian, disusul oleh Malaysia sebanyak 196.615 orang, Timor Leste sebanyak 148.247 orang, Singapura sebanyak 139.936 orang, dan Australia sebanyak 122.864.
(gus/gus) Next Article Maaf, Kunjungan Turis Asing di 2018 Tak Capai Target!
Most Popular