
Realisasi Investasi EBT Baru 40% dari Target
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 October 2018 22:26

Jakarta, CNBC Indonesia- Sampai pada kuartal III 2018, investasi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) tercatat baru mencapai 40% atau sekitar US$ 804 juta dari target yang ditetapkan pemerintah yakni US$ 2,01 miliar sampai akhir tahun.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengakui investasi di sektor EBTKE melambat. Ini terjadi karena ada beberapa proyek pengeboran yang tertunda.
"Di beberapa lokasi, seperti Star Energy, ada huga proyek Pertamina ada penundaan pengeboran. Itu kan jadi komponen investasi. Itu yang buat realisasi investasi agak melambat," kata dia kepada media ketika dijumpai di kantornya, di Gedung EBTKE, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Kebanyakan pengeboran yang tertunda ini terjadi di energi panas bumi. Tapi, dia optimistis hingga akhir tahun proyek-proyek ini tetap on track. Untuk investasi PLTP, hingga akhir tahun ditarget tercapai US$ 1,2 miliar sebab masih banyak investor yang antre.
"Pertamina misalnya rencananya pengeboran batas reservoarnya untuk pertahankan produksi ruang. Mereka bor. Tapi pada saat yang sama mereka hold cleaning dan bisa pemboran baru. Bukan karena ada apa-apa. Kalau yang di Star Energy ada pertimbangan lain kenapa nunda jadwal pemboran bergeser bulanan. Mudah-mudah akhir tahun capai target," terangnya.
Adapun, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin menambahkan, untuk 2018 ini ada delapan penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE) panas bumi, dan ada satu yang sedang proses penawaran.
Lebih lanjut, Ida menjelaskan, untuk Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di 2018 ini memang ada target 5 WKP dan semua rencananya merupakan penugasan ke PT PLN, 3 WKP sudah keluar SK penugasan, dan 2 WKP sedang melakukan kajian teknis dari PLN.
"5 WKP itu yakni WKP Danau Ranau (Lampung dan Sumatra Selatan), Oka Ile Ange (NTT), Gunung Sirung (NTT), Wapsalit (Maluku), dan Sumani (Sumatra Barat). Mudah-mudahan akhir Desember bisa selesai," pungkas Ida.
(gus) Next Article Terpukul Corona, Sederet Proyek Energi Baru RI Molor ke 2021
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengakui investasi di sektor EBTKE melambat. Ini terjadi karena ada beberapa proyek pengeboran yang tertunda.
Kebanyakan pengeboran yang tertunda ini terjadi di energi panas bumi. Tapi, dia optimistis hingga akhir tahun proyek-proyek ini tetap on track. Untuk investasi PLTP, hingga akhir tahun ditarget tercapai US$ 1,2 miliar sebab masih banyak investor yang antre.
"Pertamina misalnya rencananya pengeboran batas reservoarnya untuk pertahankan produksi ruang. Mereka bor. Tapi pada saat yang sama mereka hold cleaning dan bisa pemboran baru. Bukan karena ada apa-apa. Kalau yang di Star Energy ada pertimbangan lain kenapa nunda jadwal pemboran bergeser bulanan. Mudah-mudah akhir tahun capai target," terangnya.
Adapun, Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Ida Nuryatin menambahkan, untuk 2018 ini ada delapan penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (PSPE) panas bumi, dan ada satu yang sedang proses penawaran.
Lebih lanjut, Ida menjelaskan, untuk Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di 2018 ini memang ada target 5 WKP dan semua rencananya merupakan penugasan ke PT PLN, 3 WKP sudah keluar SK penugasan, dan 2 WKP sedang melakukan kajian teknis dari PLN.
"5 WKP itu yakni WKP Danau Ranau (Lampung dan Sumatra Selatan), Oka Ile Ange (NTT), Gunung Sirung (NTT), Wapsalit (Maluku), dan Sumani (Sumatra Barat). Mudah-mudahan akhir Desember bisa selesai," pungkas Ida.
(gus) Next Article Terpukul Corona, Sederet Proyek Energi Baru RI Molor ke 2021
Most Popular