
Internasional
Tanpa AS & China, Anggota WTO Sepakat Akan Ubah Aturan Dagang
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 October 2018 12:14

Ottawa, CNBC Indonesia - Pejabat tinggi perdagangan dari 12 negara dan Uni Eropa (UE), Kamis (25/10/2018), sepakat untukĀ mengubah aturan Organisasi Perdagangan Internasional (WTO) karena sanksi Amerika Serikat (AS) terancam membekukan lembaga itu. WTO juga akan menangani sejumlah keluhan Washington tentang subsidi China.
Para pejabat, yang bertemu di ibukota Kanada, Ottawa, berkata mereka memiliki "penyelesaian umum untuk tindakan cepat dan bersama" guna menangani tantangan-tantangan terhadap WTO.
"Situasi saat ini di WTO tidak berkelanjutan lagi. Resolusi kami untuk perubahan harus sama dengan tindakan," kata para pejabat dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan setelah pertemuan berakhir.
AS dan China, yang kini tengah bergelut dalam perang dagang yang mengancam fondasi WTO, tidak diundang ke dalam pertemuan yang mendiskusikan ide-ide perubahan itu. Namun, Menteri Perdagangan Kanada Jim Carr berkata dia akan melaporkan hasilnya ke mereka dan mencoba merayu keduanya untuk mengikuti upaya perubahan.
Carr paham bahwa tidak ada perubahan yang bisa dilakukan WTO tanpa keterlibatan dari dua perekonomian terbesar di dunia itu.
"Mereka harus mendengarkan karena kami memiliki argumen bagus," kata Carr dalam sebuah konferensi pers seusai pertemuan. Dia menambahkan bahwa usulan grup itu akan mengakomodasi kepentingan AS dan China.
Para pejabat dari Kanada, Uni Eropa, Jepang, Brazil, Mexico, Australia, dan tujuh negara lainnya sepakat untuk bertemu kembali pada Januari 2019 untuk mengulas perkembangan dari diskusi mereka.
Usulan mereka tidak terlalu spesifik, tetapi mengimbau tindakan segera untuk mencabut larangan penunjukan hakim baru di Badan Banding dalam sistem penyelesaian sengketa WTO. Mereka berkata pelarangan itu mengancam fungsi keseluruhan Badan Banding dan menyebabkan penegakan aturan terhenti di musim semi tahun 2019.
Pernyataan tersebut secara langsung tidak merujuk pada tindakan AS yang melarang penunjukan tersebut. Alasannya, AS menyebut banyak keputusan banding di masa lalu yang telah melampaui otoritas hakim, serta badan tersebut membantu China dan beberapa anggota lainnya secara tidak adil.
"Prioritas nomor satu kami adalah kembali membawa penyelesaian sengketa ke jalur yang benar. Apa bagusnya punya aturan tetapi tidak bisa ditegakkan?" kata seorang menteri, yang berpartisipasi dalam pertemuan, secara anonim.
Presiden AS Donald Trump telah berulangkali mengancam akan keluar dari badan perdagangan berusia 23 tahun itu, pasca-berakhirnya Perang Dunia II, jika tidak "berbenah" dan memperlakukan AS dengan lebih adil.
Dalam pertemuan di Ottawa, Carr mengatakan "tidak ada yang menyalahkan, tidak ada yang mempermalukan" AS. Grup itu juga sepakat mempertimbangkan cara-cara "alternatif" untuk menyelesaikan sengketa, termasuk mediasi.
Para pejabat perdagangan juga berkata mereka mengetahui "pentingnya mengatasi distorsi pasar yang diakibatkan oleh subsidi dan instrumen lainnya. Itu merupakan rujukan terhadap keluhan dari AS dan beberapa negara Eropa lain bahwa peraturan antisubsidi WTO saat ini gagal menangkap segala cara dukungan pemerintah AS ke industri dan perusahaan swastanya.
Pernyataan menyebutkan bahwa para pejabat khawatir dengan jejak rekam anggota WTO dalam memenuhi persyaratan pemberitahuan subsidi, serta mengimbau pengawasan dan transparansi dalam kebijakan dagang negara-negara.
Anggota juga berjanji untuk "kembali menghidupkan" fungsi WTO yang lama dinegosiasikan, meminta diskusi untuk membatasi subsidi perikanan diselesaikan tahun 2019.
Wakil Menteri Ekonomi Mexico Juan Carlos Baker berkata para pemimpin negara akan bisa menekan AS, China, dan sekelompok negara lainnya bulan depan dalam konferesi tingkat tinggi Asia Pasifik dan pertemuan G20.
"Kami tidak akan membuang peluang apapun terkait politik [...] saya yakin kami akan menggunakan kesempatan-kesempatan ini untuk berbicara tentang apa yang kami lakukan," katanya dalam sebuah wawancara.
(prm) Next Article Makin Panas! China Gugat AS Ke WTO
Para pejabat, yang bertemu di ibukota Kanada, Ottawa, berkata mereka memiliki "penyelesaian umum untuk tindakan cepat dan bersama" guna menangani tantangan-tantangan terhadap WTO.
"Situasi saat ini di WTO tidak berkelanjutan lagi. Resolusi kami untuk perubahan harus sama dengan tindakan," kata para pejabat dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan setelah pertemuan berakhir.
Carr paham bahwa tidak ada perubahan yang bisa dilakukan WTO tanpa keterlibatan dari dua perekonomian terbesar di dunia itu.
"Mereka harus mendengarkan karena kami memiliki argumen bagus," kata Carr dalam sebuah konferensi pers seusai pertemuan. Dia menambahkan bahwa usulan grup itu akan mengakomodasi kepentingan AS dan China.
Para pejabat dari Kanada, Uni Eropa, Jepang, Brazil, Mexico, Australia, dan tujuh negara lainnya sepakat untuk bertemu kembali pada Januari 2019 untuk mengulas perkembangan dari diskusi mereka.
Usulan mereka tidak terlalu spesifik, tetapi mengimbau tindakan segera untuk mencabut larangan penunjukan hakim baru di Badan Banding dalam sistem penyelesaian sengketa WTO. Mereka berkata pelarangan itu mengancam fungsi keseluruhan Badan Banding dan menyebabkan penegakan aturan terhenti di musim semi tahun 2019.
Pernyataan tersebut secara langsung tidak merujuk pada tindakan AS yang melarang penunjukan tersebut. Alasannya, AS menyebut banyak keputusan banding di masa lalu yang telah melampaui otoritas hakim, serta badan tersebut membantu China dan beberapa anggota lainnya secara tidak adil.
![]() |
Presiden AS Donald Trump telah berulangkali mengancam akan keluar dari badan perdagangan berusia 23 tahun itu, pasca-berakhirnya Perang Dunia II, jika tidak "berbenah" dan memperlakukan AS dengan lebih adil.
Dalam pertemuan di Ottawa, Carr mengatakan "tidak ada yang menyalahkan, tidak ada yang mempermalukan" AS. Grup itu juga sepakat mempertimbangkan cara-cara "alternatif" untuk menyelesaikan sengketa, termasuk mediasi.
Para pejabat perdagangan juga berkata mereka mengetahui "pentingnya mengatasi distorsi pasar yang diakibatkan oleh subsidi dan instrumen lainnya. Itu merupakan rujukan terhadap keluhan dari AS dan beberapa negara Eropa lain bahwa peraturan antisubsidi WTO saat ini gagal menangkap segala cara dukungan pemerintah AS ke industri dan perusahaan swastanya.
Pernyataan menyebutkan bahwa para pejabat khawatir dengan jejak rekam anggota WTO dalam memenuhi persyaratan pemberitahuan subsidi, serta mengimbau pengawasan dan transparansi dalam kebijakan dagang negara-negara.
Anggota juga berjanji untuk "kembali menghidupkan" fungsi WTO yang lama dinegosiasikan, meminta diskusi untuk membatasi subsidi perikanan diselesaikan tahun 2019.
Wakil Menteri Ekonomi Mexico Juan Carlos Baker berkata para pemimpin negara akan bisa menekan AS, China, dan sekelompok negara lainnya bulan depan dalam konferesi tingkat tinggi Asia Pasifik dan pertemuan G20.
"Kami tidak akan membuang peluang apapun terkait politik [...] saya yakin kami akan menggunakan kesempatan-kesempatan ini untuk berbicara tentang apa yang kami lakukan," katanya dalam sebuah wawancara.
(prm) Next Article Makin Panas! China Gugat AS Ke WTO
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular