Internasional

Data 9,4 Juta Pengguna Cathay Pacific Diretas

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
25 October 2018 18:25
Maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pacific, mengakui telah terjadi peretasan data milik sekitar 9,4 juta penumpang.
Logo Cathay Pacific (Foto: REUTERS/Bobby Yip)
Hong Kong, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pacific, mengalami tekanan hari Kamis (25/10/2018) setelah mengakui telah terjadi peretasan data milik sekitar 9,4 juta penumpang maskapainya dan unitnya, Hong Kong Dragon Airlines lima bulan setelah pengaksesan tanpa izin itu dilakukan.

Maskapai penerbangan itu mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah menemukan aktivitas mencurigakan di jaringannya pada bulan Maret, dan mengonfirmasi akses tidak sah ke data pribadi tertentu pada awal Mei.


Namun, chief customer and commercial officer perusahaan Paul Loo mengatakan para pejabat ingin mendapatkan pemahaman yang akurat tentang situasi peretasan sebelum membuat pengumuman dan tidak ingin "menciptakan kepanikan yang tidak perlu".

Berita tentang kebocoran ini membuat saham Cathay, yang sedang di bawah tekanan karena berjuang untuk menarik pelanggan, terjun lebih dari 6% ke level terendah dalam sembilan tahun di perdagangan Hong Kong. Politisi lokal juga mengecam maskapai itu dan mengatakan tanggapannya hanya memicu kekhawatiran.

Maskapai ini mengakui bahwa sekitar 860.000 nomor paspor, 245.000 nomor kartu identitas Hong Kong, 403 nomor kartu kredit kadaluwarsa, dan 27 nomor kartu kredit tanpa nilai verifikasi kartu (CVV) telah diakses oleh peretas.

Data penumpang lain yang diretas adalah kebangsaan, tanggal lahir, nomor telepon, alamat e-mail, dan alamat fisik.

"Kami tidak memiliki bukti bahwa data pribadi telah disalahgunakan. Tidak ada profil perjalanan atau kesetiaan seseorang yang diakses secara penuh, dan tidak ada kata sandi yang disusupi," kata kepala eksekutif Rupert Hogg dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Tetapi anggota parlemen sektor informasi teknologi Hong Kong, Charles Mok, mengatakan masyarakat perlu tahu bagaimana perusahaan dapat membuktikan pernyataannya.

Data 9,4 Juta Pengguna Cathay Pacific DiretasFoto: REUTERS/Bobby Yip
"Pernyataan seperti itu tidak memberikan kepercayaan diri kepada orang-orang bahwa kita benar-benar aman. Ini juga tidak berarti bahwa beberapa data tersebut tidak akan disalahgunakan nantinya," katanya, dilansir dari AFP.

Dia menunjukkan bahwa Peraturan Perlindungan Data Umum (General Data Protection Regulation/ GDPR) baru Uni Eropa mengatakan setiap pelanggaran tersebut harus dilaporkan dalam waktu 72 jam.

Komisioner privasi Hong Kong Stephen Wong menyampaikan "keprihatinan serius" atas pelanggaran ini dalam sebuah pernyataan, Kamis. Ia juga mengatakan kantornya akan memulai pemeriksaan kepatuhan dengan maskapai penerbangan.

Cathay mengatakan telah melakukan penyelidikan dan memberi tahu polisi. Perusahaan juga menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa informasi pribadi telah disalahgunakan.

Perusahaan sedang menghubungi penumpang yang terkena dampak dan memberi mereka solusi untuk melindungi diri mereka sendiri.

Maskapai penerbangan yang bermasalah itu telah berjuang untuk membendung kerugian besar. Hal ini juga disebabkan oleh persaingan dengan maskapai China berbiaya rendah dan saingan-saingan Timur Tengah.


Maskapai ini membukukan kerugian tahunan berturut-turut dalam sejarah tujuh dasawarsa pada Maret, dan telah berjanji untuk memangkas 600 staf, termasuk seperempat dari manajemennya, sebagai bagian dari perbaikan terbesar dalam beberapa tahun.

Peretasan ini terjadi lebih dari sebulan setelah British Airways meminta maaf atas pencurian rincian kartu kredit ratusan ribu pelanggannya dalam periode dua minggu pada serangan di situs web dan aplikasinya.
(prm) Next Article Karena Demo Hong Kong, CEO Cathay Mundur?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular