Karena Demo Hong Kong, CEO Cathay Mundur?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
18 August 2019 13:30
CEO maskapai Hong Kong Cathay Pacific, Rupert Hogg, akan mengundurkan diri
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO maskapai Hong Kong Cathay Pacific, Rupert Hogg, akan mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan. Maskapai ini telah berada di bawah tekanan politik besar dari Beijing, setelah salah satu pilotnya ditemukan turut andil dalam protes yang berlangsung di Hong Kong.

Belum lagi, indikasi terdapat pilot lain yang dikatakan telah menyalahgunakan informasi perusahaan, terkait dengan protes tersebut. Keduanya pilot itu kemudian dipecat oleh maskapai.

Dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Efek Hong Kong pada Jumat, dewan Cathay Pacific mengkonfirmasi bahwa Rupert Hogg akan mengundurkan diri sebagai CEO. Meskipun demikian, para pemegang saham tidak begitu mengetahui faktor utama apa yang menyebabkan Rupert Hogg akan mundur.


"Dia (Rupert Hogg) telah mengkonfirmasi, bahwa dia telah mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab seorang pimpinan perusahaan, mengingat peristiwa baru-baru ini dan bahwa dia tidak mengetahui adanya ketidaksepakatan dengan Dewan," kata pernyataan itu, seperti dilansir CNBC Indonesia dari CNBC Internasional, Minggu (18/08/2019).

Mulai Senin, Rupert Hogg akan digantikan oleh Augustus Tang. Maskapai ini juga mengkonfirmasi bahwa Paul Loo telah mengundurkan diri sebagai Direktur Eksekutif dan Kepala Pelanggan dan Pejabat Komersial, pada Senin, akan digantikan oleh Ronald Lam.


Sementara itu, Chairman Cathay John Slosar, menambahkan bahwa sudah waktunya untuk menempatkan tim manajemen baru. Ini penting agar perusahaan kembali mendapatkan kepercayaan diri.

Sebelumnya, maskapai mengumumkan bahwa mereka telah memecat dua pilot yang sebelumnya sudah ditangguhkan. Satu pilot telah ditangkap dan didakwa, atas bentrokan antara polisi dan demonstran anti-pemerintah pada 28 Juli.

Sementara itu, terungkap bahwa anggota kru kokpit lainnya ditangguhkan. Pasalnya kru tersebut terbukti menyalahgunakan informasi perusahaan dengan memposting rincian media sosial tentang petugas kepolisian Hong Kong yang bepergian dengan maskapai.

Pekan lalu, Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) China mengeluarkan peringatan kepada Cathay Pacific. Hal ini terkait dengan tindakan pilot yang berisiko pada keselamatan penerbangan.

Protes di Hong Kong sekarang sudah berjalan kurang lebih sepuluh pekan dan telah berubah dari kekhawatiran atas RUU ekstradisi menjadi keprihatinan tentang kebebasan dan tingkat kontrol yang datang dari Beijing. Hong Kong adalah bagian dari China, dengan 7,4 juta orang yang sebelumnya merupakan bagian dari Kerajaan Inggris.

Hong Kong dikelola khusus oleh China sejak 1 Juli 1997. Hong Kong memiliki pemerintahan, mata uang, kepolisian, dan layanan sipilnya sendiri, tetapi urusan luar negeri dan pertahanan masih ditangani oleh China.

[Gambas:Video CNBC]


(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular