
Demi CAD, Pertamina Lobi Kontraktor Beli Minyak Pakai Rupiah
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 October 2018 18:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Defisit migas menjadi salah satu biang kerok yang membuat defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tekor. Bahkan pada kuartal III-2018, CAD diproyeksikan berada di atas 3% dari produk domestik bruto (PDB).
[Gambas:Video CNBC]
Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi, memang membuat Indonesia mengimpor ratusan ribu barel minyak, melalui PT Pertamina (Persero). Secara harian, total impor minyak bisa mencapai 700 ribu barel terdiri dari bbm dan minyak mentah.
Perseroan pun mulai memutar otak agar kebijakan impor minyak tak memberikan beban lebih bagi pergerakan nilai tukar. Salah satunya, adalah dengan melakukan negosiasi dengan kontraktor minyak agar bisa membeli minyak dengan menggunakan rupiah.
"Jadi kami coba mencari struktur atau skema pembiayaan atau pembayaran menggunakan rupiah," kata Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid saat ditemui di gedung parlemen, Rabu (24/10/2018).
"Jadi yang kami lakukan sekarang itu dua. Mengurangi impor dengan cara membeli seluruh produksi minyak yang diproduksi di dalam negeri. [...] Proses negosiasi dari seluruh KKS," sambung dia.
Mas'ud mengatakan, perseroan saat ini telah melakukan sejumlah pendekatan dengan beberapa KKS. Saat ini, Pertamina telah melakukan kerjasama serupa dengan raksasa minyak asal Malaysia, Petronas terkait pembelian minyak menggunakan rupiah.
"Yang sudah jalan itu kalau tidak salah dengan kolega kita, Petronas. Kami coba dengan yang lain. [...] Selama ini kan pembiayaan pembelian itu pakai mata uang dolar. Nah kita coba negosiasi dengan mereka untuk pakai mata uang rupiah," jelasnya.
Badan Usaha Milik Negara sektor energi itu berharap, proses negosiasi bisa berlangsung cepat, sehingga rencana tersebut bisa segera diterapkan dalam rangka mengendalikan defisit transaksi berjalan yang kian melebar.
"Segera ya tahun ini. Begitu ada transaksi, ya langsung jalan. Kami mencoba berkomunikasi dengan yang lain," jelasnya.
Sebelumnya, Pertamina memang ditugaskan pemerintah untuk membeli seluruh lifting minyak dari KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Penugasan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat rupiah.
(gus) Next Article Jelang Mandatori, 52 Terminal BBM Belum Siap Salurkan B20
[Gambas:Video CNBC]
Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi, memang membuat Indonesia mengimpor ratusan ribu barel minyak, melalui PT Pertamina (Persero). Secara harian, total impor minyak bisa mencapai 700 ribu barel terdiri dari bbm dan minyak mentah.
Perseroan pun mulai memutar otak agar kebijakan impor minyak tak memberikan beban lebih bagi pergerakan nilai tukar. Salah satunya, adalah dengan melakukan negosiasi dengan kontraktor minyak agar bisa membeli minyak dengan menggunakan rupiah.
"Jadi kami coba mencari struktur atau skema pembiayaan atau pembayaran menggunakan rupiah," kata Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid saat ditemui di gedung parlemen, Rabu (24/10/2018).
"Jadi yang kami lakukan sekarang itu dua. Mengurangi impor dengan cara membeli seluruh produksi minyak yang diproduksi di dalam negeri. [...] Proses negosiasi dari seluruh KKS," sambung dia.
Mas'ud mengatakan, perseroan saat ini telah melakukan sejumlah pendekatan dengan beberapa KKS. Saat ini, Pertamina telah melakukan kerjasama serupa dengan raksasa minyak asal Malaysia, Petronas terkait pembelian minyak menggunakan rupiah.
"Yang sudah jalan itu kalau tidak salah dengan kolega kita, Petronas. Kami coba dengan yang lain. [...] Selama ini kan pembiayaan pembelian itu pakai mata uang dolar. Nah kita coba negosiasi dengan mereka untuk pakai mata uang rupiah," jelasnya.
Badan Usaha Milik Negara sektor energi itu berharap, proses negosiasi bisa berlangsung cepat, sehingga rencana tersebut bisa segera diterapkan dalam rangka mengendalikan defisit transaksi berjalan yang kian melebar.
"Segera ya tahun ini. Begitu ada transaksi, ya langsung jalan. Kami mencoba berkomunikasi dengan yang lain," jelasnya.
Sebelumnya, Pertamina memang ditugaskan pemerintah untuk membeli seluruh lifting minyak dari KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama). Penugasan ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat rupiah.
(gus) Next Article Jelang Mandatori, 52 Terminal BBM Belum Siap Salurkan B20
Most Popular