
21 Tahun Data Beras Tak Valid, Ini Kata Moeldoko
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
24 October 2018 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, ikut buka suara terkait data beras yang tidak akurat sejak 1997.
"Ya sudahlah yang lama biarkan, kita start mulai sekarang. Yang lama masuk arsip. Dari wapres arahannya seperti itu tapi dilihat lagi nanti bagaimana. Tapi intinya bahwa kita ingin perbaikan ke depan, bukan bicara ke belakang," kata Moeldoko, Rabu (24/10/2018).
Dia menuturkan yang terpenting adalah Indonesia berani melakukan perubahan.
"Soal data beras, arahnya menuju data terbaru. Yang perlu dipahami, Kondisi ini terjadi sekian lama tidak evaluasi atas data. Bukan kali ini saja. Tapi kita berani melakukan perubahan, kalau tidak nanti salah terus terusan," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan data beras nasional tidak pernah akurat sejak 1997.
Adapun data terbaru yang dikeluarkan hari ini menyatakan bahwa total luas panen pada 2018 seluas 10,90 juta hektar dan total produksi gabah kering giling (GKG) 56,54 juta ton.
Kemudian, produksi padi 32,42 juta ton dan konsumsi beras 29,57 juta ton sehingga diperkirakan surplus beras pada tahun ini 2,85 juta ton.
(ray/ray) Next Article Gaduh Buwas dan Enggar Soal Beras Impor, Moeldoko Ikut Bicara
"Ya sudahlah yang lama biarkan, kita start mulai sekarang. Yang lama masuk arsip. Dari wapres arahannya seperti itu tapi dilihat lagi nanti bagaimana. Tapi intinya bahwa kita ingin perbaikan ke depan, bukan bicara ke belakang," kata Moeldoko, Rabu (24/10/2018).
Dia menuturkan yang terpenting adalah Indonesia berani melakukan perubahan.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan data beras nasional tidak pernah akurat sejak 1997.
Adapun data terbaru yang dikeluarkan hari ini menyatakan bahwa total luas panen pada 2018 seluas 10,90 juta hektar dan total produksi gabah kering giling (GKG) 56,54 juta ton.
Kemudian, produksi padi 32,42 juta ton dan konsumsi beras 29,57 juta ton sehingga diperkirakan surplus beras pada tahun ini 2,85 juta ton.
(ray/ray) Next Article Gaduh Buwas dan Enggar Soal Beras Impor, Moeldoko Ikut Bicara
Most Popular